38 | Destiny

165 29 6
                                    

Aku harap kita berjodoh.
Tapi kalo pun engga, aku seneng karena udah pernah kenal kamu dalam waktu yang cukup lama.

Happy Reading

------

Otak Hanbin terus berputar memikirkan ucapan ngawur Yeri padanya. Seharusnya gadis itu tidak menyatakan perasaannya disaat hatinya masih terikat pada Dahyun.

"Dahyun, dia sakit bukan karena lo Hanbin. Tapi karena dia tau mantannya kembali bersama cewek lain"

"ARGH!"

"KAMU KENAPA TEGA DAY!"

"DISAAT AKU UDAH BENAR-BENAR PENGEN KAMU JADI MILIK AKU TAPI KAMU MALAH ANGGAP AKU CUMA PELARIAN!"

Pyar.

Hanbin membanting sebuah vas bunga tersebut dengan keras ke lantai hingga pecahan vas tersebut berserakan dilantai. Pikirannya kacau, hatinya kalut memikirkan bimbangnya perasaan yang terasa diombang-ambing.

Awalnya ia pikir jika ia harus meminta maaf pada Dahyun, namun setelah memikirkan kata-kata Yeri tadi membuat ia dilanda rasa galau yang mendalam.

Apakah benar Dahyun sakit bukan karena ia meninggalkannya?

Apakah benar jika menjauh adalah cara yang tepat sekarang?

Tetapi jujur ia takut akan menyesal dengan keputusannya ini.

Ceklek.

"Hanbin, astaga kamu kenapa sayang.."

Shin Yhe datang dengan wajah paniknya saat ia melihat kamar anaknya yang berserakan vas bunga. Wajah Hanbin sangat merah seperti menahan marah, ia yakin jika lelaki itu sedang ada masalah yang cukup berat dengan kekasihnya, Dahyun.

Perlahan-lahan Shin Yhe mendekati Hanbin yang duduk ditepi kasurnya dengan nafas memburu.

"Sayang kamu kenapa?"

"Apa aku terlihat menyedihkan sekarang?"

Shin Yhe mengelus pelan bahu kekar anaknya, "Tidak sayang. Tetapi katakan apa yang membuat kamu seperti ini?"

Hanbin enggan mengatakan yang sebenarnya. Terlebih ia juga masih canggung bersama dengan mamanya saat ini. Berbeda jika ia  sedang bersama Bibi Kim. Lelaki itu akan menjadi sosok Hanbin yang mudah terbuka dan mau menceritakan apapun masalah yang sedang menganggunya.

Shin Yhe tersenyum tipis saat tak ada respon dari Hanbin. Ia mengerti jika pasti lelaki itu masih enggan untuk berecerita padanya.

Ia tidak memaksa, ia hanya mau menunggu sampai Hanbin akan benar-benar mau menerima dan memaafkannya kembali.

Kapan? entahlah. Terdengar mustahil namun ia percaya jika doa-doanya yang terus ia panjatkan akan Tuhan dengar pada waktunya.

"Dahyun jahat..."

Kalimat itu terdengar pelan dan lirih. Namun Shin Yhe mendengarnya dengan sangat jelas.

Baiklah, ia tau kemana arah permasalahan Hanbin saat ini. Pasti ini bersangkutan dengan gadis yang ia cintai, Dahyun.

"Kamu betengkar dengan dia, Bin?"

"Ternyata aku cuma dijadiin pelarian aja sama dia selama ini. Perjuangan aku terasa sia-sia"

"Kenapa kamu bisa nyimpulin seperti itu? jangan karena ucapan satu orang bisa langsung membuat kamu percaya sayang. Kamu harus pintar menyaring ucapan-ucapan orang lain terlebih ini menyangkut hubungan kamu dengan Dahyun kan?"

CHALLENGE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang