"Nova lo ngapain disini ayo kita ke tenda" Ajak Rava yang melihat Nova benar benar sangat lemah tak berdaya.
"Rava gue bener bener bodoh Rav" Ucap Nova sendu dan memukul tanah yang ada serpihan kaca itu, tangan Nova terluka saat memukul tanah itu.
"Ya ampun Nova lo kenapa" Dengan cepat Rava mengambil hansaplast yang ada di sakunya.
"Gue udah bikin mereka sengsara Rav" Ucap Nova yang masih menangis.
"Mereka siapa?" Tanya Rava.
"Coba deh lo ceritain semuanya sama gue" Ucap Rava, Nova pun menjelaskan kejadian tadi dengan panjang lebar.
"Kalian bisa ngomongin ini baik baik Va, biar gak ada kesalah pahaman lagi" Ucap Rava menenangkan Nova lalu meletakkan kepala Nova di dada bidangnya.
"Yaudah sekarang kita kembali ke tenda ya" Ajak Rava lalu di angguki oleh Nova.
Saat mereka ingin kembali ke tenda mereka lupa jalan pulangnya. "Rav kita lewat mana nih? Gue lupa tadi gue jalan di arah mana" Ucap Nova yang benar benar lupa ia melewati jalan yang mana.
"Duh gue juga lupa Va, mana gak ada petunjuk arahnya lagi" Ucap Rava, dengan cepat Rava berteriak meminta bantuan.
Di lain tempat, semua siswa telah kembali mencari kayu bakar, mereka beristirahat dan mempersiapkan makan malam.
"Anak anak apakah teman kamu ada yang belum kembali?" Tanya pak Ajar.
"Duh Nova kemana?" Tanya Mela pelan ke Dilla.
"Iya nih Nova kok belum balik balik ya?" Tanya Chintya melihat sekeliling daerah camping.
"Duh Nova lo kemana sih? Semoga lo baik baik aja Va" Batin Dilla khawatir, karna Dilla sudah lama mengenal Nova, mereka kenal sejak dari kecil hingga sampai mereka meranjak dewasa, Dilla tau betul sifat Nova, dan dia juga tau jika Nova sedang patah hati atau kecewa dia akan melakukan hal-hal yang aneh.
"Nova semoga lo gak lakuin hal-hal aneh deh" Batin Dilla kembali yang menambah ke waswasannya.
"Lah Rava juga kemana njir" Tanya Bastian yang menyadari jika Rava tak nampak dari tadi.
"Lah tadi kan dia ada di belakang lo, gimana sih" Ucap Ken.
"Oke fiks brarti Nova sama Rava belum balek" Ucap Dilla frustasi.
"Yaudah gue kasih tau dulu sama pak Ajar" Ucap Chintya lalu berlari ke arah pak Ajar.
Setelah Chintya memberitahu ke guru pembina bahwa temannya ada yang belum kembali dari hutan sana, pak Ajar menyuruh semua siswa untuk berpencar mencari Nova dan Rava. Leon yang mendengar teriakan Nova lalu menuju ke asal suara itu.
Saat Nova berlari ke asal suara itu, benar ternyata Rava dan Nova masih disana menunggu pertolongan. Leon yg melihat Nova segera berlari ke arahnya lalu dengan cepat memeluk gadis itu.
"Astaga Nova, lo gapapakan?" Tanya Leon yang masih memeluk gadis itu.
"Gue gapapa kok, makasi udah nolongin gue sama Rava" Ucap Nova dan membalas pelukan Leon. Leon yang merasa pelukan nya di balas oleh Nova pun mempererat pelukannya.
Rava yang melihat itu tersadar jika Leon memperat pelukannya hingga Nova tak bisa bergerak sama sekali.
"Udah lepasin" Ucap Rava mendorong pelan Leon.
"Santai dong bro, lo ngajak berantem" Ucap Leon membalas mendorong Rava kasar.
"Pasti lo kan biang keladi nya yang bikin Nova kesasar, biar lo bisa berduaan sama Nova yakan? Ngaku gak lo" Ucap Leon sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls [ON GOING]
Teen Fictionseorang gadis pembuat onar di sekolahnya yg berhasil mendapatkan cinta seorang pria tampan. apakah cinta mereka akan berakhir dengan baik? oke, baca aja dulu yaa:)