Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warn!! Akan banyak drama dichap ini dan selanjut-lanjutnya sebelum salah satu dua orang dari mereka mati.
Have fun!!❤.
⚛⚛
Dua bulan lamanya.
Dan dua bulan itu juga, tidak ada lagi teriakan kekesalan Jisung, ocehan Felix dan tidak ada lagi seorang Hyunjin yang menganggu adik-adiknya akibat kegemasan.
Satu kata, mereka hancur.
Dua bulan Felix sering menangis akibat mendengar teriakan frustasi Jisung dari kamar. Hyunjin juga menangis karena tak bisa menenangkan Jisung.
Rasa menyesal merogoti hati Christ, sudah ditinggal istri mengapa anak-anaknya jadi seperti ini?.
Jika ada masalah, biasanya Seungmin lah yang akan membuat mereka akur, senyuman teduhnya membuat satu keluarga akan lupa dengan masalah yang dibuat.
Karena kasih ibu adalah segalanya bagi mereka.
Minho? Lelaki itu pergi, tidak pernah berkunjung lagi kerumah keluarga Bang. Itulah yang membuat si tupai sangat frustasi.
Saat ini yang bisa menenangkan mereka hanya Changbin serta Jeongin, seperti saat ini-
Jeongin sedang mengelus puncak kepala Hyunjin yang sedang menenggelamkan kepalanya di d ada sempitnya, lelaki itu datang-datang langsung saja memeluk Jeongin, membuat lelaki rubah itu terkaget karenanya.
Namun tak Jeongin hiraukan, ia malah balas memeluk Hyunjin dan menenangkan nya. Jeongin tau bagaimana perasaannya.
Hyunjin anak pertama, jelas sekali beban yang ditanggungnya tidak sedikit, melihat keluargamu yang jauh dari kata pecah perlahan-lahan hancur.
Dan itu akibat keegoisan bukan? Semua karena cinta, Seungmin yang pergi karena cintanya, dan Jisung menjadi pelawan karena cintanya.
Ah Hyunjin jadi takut untuk jatuh cinta. Padahal hatinya sudah berada pada si rubah.
"jangan kau dalami, ambil sisi positifnya" seakan mengerti, Jeongin berucap pada Hyunjin.
Si dominan mendongak, lalu tersenyum sedikit, "ya, aku tau".
Jeongin tersenyum sedikit, "Hyun?"
Hyunjin tersentak sedikit, ini adalah kali pertamanya Jeongin memanggil nama aslinya, ya walau hanya setengah.
"aku tau kau lelah, tapi kau tidak boleh menyerah. Tuhan punya rencana yang baik, menguji anggota keluargamu sampai mana kehidupan harmonis kalian. Ini kehidupan Hyun, semuanya pasti ada kisah sedih bukan?" ia menyugar rambut Hyunjin. "mana Sam yang ku tonton di tv? Sam yang tidak pernah menyerah, Sam yang cerdas? Mana?"