Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chap ini kotor, yang gak nyaman jauh jauh ya, demi kelangsungan cerita, hiks maap sebesar besarnya 😭.
⚛⚛
Jisung menyerah, ia lelah.
Ia dihukum oleh guru, sebenarnya ini hanya wejangan penyamaran.
Aslinya mana mau Jisung.
Tadi ia dipanggil ke ruangan kepala sekolah, masalah penembakan tiga siswa yang Minho lakukan.
Hampir saja Jisung melubangi kepala kepala sekolah itu, enak aja nyalahin dirinya. Siapa suruh punya murid gak bermoral.
Namun demi privasi supaya tidak terekpos, Jisung melakukannya.
Bel pulang sudah berbunyi dari dua menit yang lalu, namun pekerjaannya belum juga selesai.
Jisung lelah!!
Tanpa peduli ia duduk di meja, melempar kain pel begitu saja tanpa peduli.
Menghela nafas kasar dan menghembuskannya perlahan, Jisung jadi ingat masa itu.
Masa dimana Minho membuatnya men-
Cukup, lelaki yang dibahas Jisung kini datang, dengan tas yang disampirkan di bahu kirinya.
"dihukum?"
Jisung mengangguk, ia merentangkan tangannya menyuruh Minho memeluknya.
Tentu lelaki berhidung bengir itu turuti, ia memeluk tubuh mungil tupai itu yang duduk di meja. Mengusap punggungnya dan menempelkan dahi mereka berdua disana.
Ucapan rendah Minho malah membuat fantasi liar di otak Jisung.
"Miss me? Miss my body? Miss my hole? My sweet spot? My nipp-"
Chup
"oh Hannie cukup, jangan mengeluarkan kata-kata nakal itu, okey"
Jisung menggeleng kecil, ia semakin memeluk leher Minho erat.
"kau melakukannya di saat kita sama-sama belum matang, untuk sekarang beda, ayolah"
Jangan bertanya, memang benar Minho dan Jisung pernah melakukan perbuatan dewasa di umur yang tidak seharusnya.
Minho menghela nafas."maafkan aku, tidak seharusny-
"shtt diam, memang salah karena kita melakukan diumur yang tidak seharusnya kita lakukan. Tapi kita berdua menikmatinya, aku menikmati sentuhanmu kala itu, sangat"
Jisung menangkup wajah Minho, menyuruh si dominan menatap matanya dalam.
"lagipula" tangan Jisung akhirnya turun, membuka satu persatu kancing seragam Minho. "aku merindukanmu, sentuhanmu, dan-" tangan nakalnya kembali turun kebawah.