04• Mengobati luka

885 146 29
                                    

Suara jangkrik terdengar nyaring di halaman rumah Yeni, gadis itu memutuskan untuk duduk bersantai di luar——lebih tepatnya menunggu Yoongi pulang. Duduk di luar hanya alibi nya saja, nanti kalau di tanya kenapa malam-malam diluar? Dengan cepat Yeni akan bilang jika ia sumpek di dalam.

Tapi, tak mungkin juga Yoongi akan peduli dan mengurusi dirinya. Dia kan Yeti, tahu kan? Monster di musim dingin yang bulunya putih lebat itu loh, dia seram sekali omong-omong. Kalian bisa cari jika penasaran.

Untuk menghilangkan kebosanan Yeni melakukan streaming  di youtube.

Jimin bilang, kalau tak jam 8, jam 9 Yoongi pulang.

Well, sekarang sudah jam 9 kurang seperempat itu tandanya Yoongi tak lama lagi pulang.

Beberapa menit kemudian Yeni mendengar suara pagar di buka, itu Yoongi kan? Lantas ia bergegas mengangkat bangkunya ke sisi tembok perbatasan untuk sekedar menyapa Yoongi.

“Hei Yeti!“ Yoongi berhenti dia lalu menoleh ke sumber suara.

“Sudah pulang kerja ya?“ Yoongi mengernyit, apa sih? Tak penting sekali.

“Mau main tebak-tebakkan? Kenapa malam itu gelap?“ Yoongi membuat kerutan di dahi, mulai lagi kan ...

“Karena kalau malam terik itu berarti siang, Benar kan?“ suara Yeni terdengar antusias sekali beda dengan Yoongi yang kebingungan dengan tebak-tebakan konyol tetangganya ini. Tampaknya diam-diam, Yeni ini tak waras.

“Oi, sudah makan malam?“ Yoongi kembali menahan langkahnya kala ingin masuk ke dalam.

“Urusi saja perutmu, tak usah urusi perut kami.“ Yeni berdecak, uh sebal sekali bila Yoongi sudah berucap sarkastik. Mulutnya itu loh, kenapa pedas sekali.

Yeni mengerucutkan bibirnya kesal, “Mama bilang di kulkas ada banyak kimchi, terus karena takut tak bisa menghabiskannya dia menyuruhku untuk berbagi. Kira-kira kau mau tidak?“ Yoongi menaikan sebelah alisnya. Asli, pembicaraan gadis ini sejak tadi tidak ada yang penting.

“Oh ya, ngomong-ngomong Yoohan sudah makan belum? Kalau belum aku ingin memberikan camilan bayiku untuknya.“ Yoongi menggeleng kecil.

“Tak perlu, dia sudah makan dan mengantuk.“ Yeni mengangguk-angguk, apa lagi ya kira-kira? Yeni tadi tak menyiapkan pertanyaan dulu sih. Jadi bingung sekarang ingin bertanya apa lagi.

“Oh ya, aku baru tau kau bekerja di brown cafe——“ suara Yeni terhenti tatkala Yoongi mengerang sambil memegangi dadanya tiba-tiba.

Sial. Kenapa harus kambuh seperti ini?!

Yoongi kemudian pergi menepi, dia memuntahkan isi perutnya yang bergejelok, bukan makanan—-—muntahnya adalah darah segar lagi dan lagi.

Melihat Yoongi yang muntah-muntah di halamannya, membuat Yeni jadi khawatir.

“Hei, kau baik-baik saja?“ Yoongi tak menggubris, dia masih sibuk mengeluarkan isi perutnya.

“Tunggu aku, aku akan kesana.“ mendadak Yeni ingin menyusul Yoongi——sekedar ingin tahu apakah dia baik-baik saja atau tidak. Kan nanti kalau sakit mereka bisa pergi bersama ke rumah sakit.

“Eh sebentar aku akan menyusulmu!“ Yeni memekik dan detik selanjutnya gadis itu dengan nekat memanjat tembok pembatas dan lompat dari sana.

Buk!

Lagi-lagi karena kecerobohannya, Yeni terjadi. Telungkup lagi. Ah sial! Hobin sekali dia jatuh.

Yeni mengesampingkan rasa sakitnya kemudian berlari kecil menghampiri Yoongi yang sedang muntah-mungah di halaman dekat pagar rumahnya.

Too Early ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang