09• Yoongi serius?

824 136 7
                                    

Sejak tadi yeni terus mondar-mandir di depan ruang UGD. Takut sekali kalau Yoongi kenapa-kenapa, ini adalah kali kedua bagi Yeni memergoki Yoongi drop seperti ini. Kondisinya parah sekali, ia yakin bukan hanya kelelahan biasa. Mana ada kelelahan muntah darah? Tak masuk akal. Sepertinya Yoongi itu sakit parah.

“Tuhan, semoga Yoongi baik-baik saja.“ Yeni bersedekah merapalkan doa.

Tak lama kemudian pintu UGD terbuka. Seorang dokter dan satu perawatnya keluar dari sana.

“Bagaimana dok? Apa dia baik-baik saja? Sebenarnya dia sakit apa?“ tanya Yeni khawatir.

“Kau siapanya pasien?“

“Yoongi yatim piatu, aku teman dekatnya. Kami juga bertetangga.“ dokter itu mengangguk kecil.

“Suster, kau bisa kembali lebih dulu.“ suster itu mengangguk patuh, dia kemudian pergi meninggalkan sang dokter.

“Apa mungkin kelelahan itu sampai muntah darah dan pingsan? Bukannya tak masuk akal?“ Sang dokter menatap lekat Yeni.

“Kebetulan sekali aku yang menangani Yoongi, dia pasien pribadiku. Aku Kim Seokjin.“ Yeni menerima jabatan tangan dokter tersebut.

“Kim Yeni.“

Seokjin tersenyum kecil, "Sepertinya aku bisa membicarakan hal ini padamu, perihal penyakit Yoongi. Dia memang sakit keras, aku tak bisa menjamin hidupnya akan lebih lama lagi bila hanya rutin minum obat saja.“ Yeni membekap mulutnya, sudah ia duga kalau Yoongi sakit parah. Hanya saja pria itu selalu mengelak. Mungkin agar orang-orang sekitar idak mengasihani dia, bisa jadi kan?

“B-bagaimana bisa?“

“Ceritanya rumit, kau akan sulit memahami. Intinya aku ingin mengatakan hal ini padamu,“ Yeni mengerutkan dahi.

“Tolong bujuk Yoongi agar dia bersedia melakukan pencangkokan hati, dengan begitu Kondisnya akan jauh lebih baik dan Yoohan tidak akan jadi anak yatim piatu seperti yang di takutkan Yoongi setiap harinya. Dia mengidap sirosis hati.“ Yeni tertegun, hatinya mencelos. Mengetahui Yoongi sakit keras dan takut meninggalkan Yoohan sendiri benar-benar membuat Yeni sedih.

“L-lalu apa dokter sudah menemukan pendonornya?" Kim Seokjin menggeleng, untuk saat ini belum. Ia sedang berusaha untuk dapat yang cocok.

“Masih di usahakan mencari yang cocok, dan untuk biaya sebenarnya aku tak pernah membebankan apapun padanya. Aku ikhlas menolongnya, Yoongi sudah ku anggap sebagai adikku sendiri.“ jelasnya.

“Tapi tolong, jangan pernah memberitahukan soal ini pada Yoongi, anggap kau tak pernah mengetahuinya. Jadi rahasiakan ini baik-baik.“ Yeni mengangguk patuh.

“Kalau gitu aku permisi.“ begitu kepergian sang dokter Yeni bergegas masuk ke dalam, ingin mengetahui apakah dia sudah sadar atau belum.

“Hei, mau kemana?“ Yeni terkejut ketika Yoongi bangun lalu melepas infusnya.

“Aku mau pulang, Yoohan sendiri di rumah.“

“Tak, ada Mama yang menjaganya. Lebih baik kau istirahat saja sampai besok.“ saran Yeni namun di beri gelengan oleh Yoongi.

“Tak perlu, aku sudah baik-baik saja. Hanya kelelahan.“ elak Yoongi, dasar sok kuat.

“Kalau itu maumu, yasudah ayo kita pulang.“ Yoongi menatap Yeni sekilas.

“Aku akan naik taksi,“

“Ei, jangan konyol. Karena mengantarmu aku nekat bawa mobil kemari, kau tau aku belum punya SIM.“

Yoongi menghela napas, “Kalau gitu biar aku yang bawa. Aku sudah punya SIM dan akan lebih baik jika aku yang bawa." Yeni mendecakkan lidahnya kemudian memberikan kunci mobilnya pada Yoongi.

“Mau main tebak-tebakan?“ dengan cepat Yoongi menggeleng.

“Katamu lebih dulu, ayam atau telur?“ Yoongi menatapnya acuh tak acuh, masa bodoh perihal ayam atau telur yang lebih dulu keluar. Ia harus segera pulang dan menjaga Yoohan.

“Jawabannya, aku tidak tahu. Itu masih jadi sebuah konspirasi bagiku.“ Yoongi melengoskan napas kasar.

“Dasar aneh.“

“Oh ya omong-omong aku sudah memberitahukan pada Mama.“ Yoongi menoleh cepat.

“Apa?“

“Tentang kau yang gay.“ mata Yoongi spontan membola, astaga-astaga gadis ini benar-benar menganggap sungguhan? Padahal niatnya hanya ingin mengerjai Yeni agar ia menjaga jarak dengannya.

Hancur sudah imagenye di depan mama Yeni.

“Mama bilang aku tidak boleh mengikuti jejakmu, hal itu membuatku semakin yakin kalau jodohku, ya memang Jungkook saja.“ Yoongi lantas membuat kekehan, gadis ini. Tekatnya kuat sekali. Yoongi jadi kasihan kalau semisal si Jungkook itu nantinya punya pacar, bakal seperti apa Yeni nantinya? Mungkin gila kali ya?

“Aku telah mempertimbangkan,“

“Apa?“

“Mengajakmu menikah, itu tak bercanda.“

Tidak-tidak, Yoongi pasti ingin menggoda Yeni saja. Diam-diam Yoongi menghanyutkan.

Omong-omong Yoongi itu gay, nanti resikonya bila menikah dengan Yoongi ia harus berbagi dengan Jimin. Uh, tak mau.

“Aku tak serius waktu aku bilang kalau aku itu gay. Itu bercanda, aku melakukannya agar kau jadi sungkan dekat-dekat denganku. Dengan begitu aku tidak akan mendengar celotehanmu.“ ungkap Yoongi.

“Bagaimana ya? Mama bilang sejak kecil aku ini orangnya cerewet, tak bisa diam dan suka sekali mengganggu orang  ... Apalagi yang seperti mu.“ Yeni menyenggol lengan Yoongi.

“Terimakasih ya.“

“Santai saja, sesama tetangga harus saling tolong-menolong.“

“Maafkan sikapku Sebelum-sebelumnya, ku pikir kau sama dengan yang lain. Namun ternyata kau aneh dan sedikit tak waras?“ Yeni membelalak, apa katanya? Tak waras? Dasar Yeti menyebalkan.

“Tunggu sampai aku mengataimu, fuck Yoongi.“ Yeni kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Yoongi, sementara pria itu terkekeh geli melihatnya.








🔸🔸🔸











Woeee gua bucin updet ini para hyung 😭 gapapa kan ya

Btw si Yoongi udah mulai gimana gitu kan sama Yeni jadi gemes haha, sabar hyung, bentar lagi momen uwu"an dua kapal ini haha

Jangan lupa vote dan komennya, yang rame biar semangat saya gesss

Seeu💜

Bel👻

Too Early ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang