🔸
“Hei, Yeti? Tidak mau bangun ya?“
“Hei, bangun. Jangan tidur mulu.“
“Tak lelah memang? Tak rindu dengan buntalanmu? Cepat bangun!“
“Oh, atau kau tidur mulu karena sedang menahan lapar? Tenang saja, mama bawa banyak makanan.“
Yeni terus menggoyang-goyangkan tubuh Yoongi yang sedang lelap di atas kasur.
Pasca operasi tadi, dokter bilang kondisinya justru melemah. Tapi untuk sekarang semuanya sudah normal.
“Hei, Min Yoongi! Kau akan tetap tidur atau aku pergi——“ seketika napas Yeni tercekat ketika Yoongi yang sadar lalu menarik tangannya.
“Hajima.“ Yeni menatap Yoongi lekat, pria itu menggeleng-geleng seolah mengisyaratkan kalau dia tak boleh pergi kemanapun.
“Bagaimana rasanya? Jauh lebih baik?“ Yoongi mengangguk lemah kemudian dia berusaha untuk bangun di bantu oleh Yeni.
“Jangan pergi.“ dia memeluknya, erat. Sampai Yeni tak bisa bernapas.
“Ada apa? Kenapa menangis?“ dengan cepat Yeni menyeka air mata yang terus keluar dari mata pria itu.
“Aku lupa bilang, aku benci dengan pria yang cengeng. Sebenarnya menangis tak pernah merubah apapun yang telah terjadi, ya itu hanya opsi untuk melampiaskan seluruh emosimu.“ Yoongi termangu, dia kembali memeluk Yeni erat.
“Jangan pergi, jangan menghilang. Jangan tinggalkan kami. Aku tidak punya siapapun selain dirimu, aku yatim piatu.“ Yeni mengangguk patuh, dia kemudian mengusap-usap punggung Yoongi lembut.
“Mau jalan-jalan? Ayo ke taman, udaranya sejuk sekali setelah turun hujan semalam.“ Yoongi mengangguk.
Menggunakan kursi roda, Yoongi di bawa oleh Yeni ke taman.
“Yoohan siapa yang menjaga?“
“Tenang saja, ada Mama.“
“Kondisimu bagaimana?“ seketika Yeni diam, dia menunduk lesu. Namun ia tak ingin menujukannya pada Yoongi, ia harus bisa.
“Tentu saja baik!“ dia tersenyum lebar.
“Sehat terus ya?“ Yeni menggenggam tangan Yoongi, berusaha untuk menahan air matanya.
“Nanti kalau Yoohan tanya siapa ibunya, katakan saja namanya Kim Yeni. Eh, boleh ya aku jadi Mama Yoohan?“ Yoongi tertawa pelan sebelum akhirnya mengangguk.
“Ujian sebentar lagi, jangan terlalu keras bekerja dan fokus ujian supaya bisa masuk universitas negeri, oke?“ Yoongi lantas mengangguk.
“Setelah itu bekerja dan jadi orang sukses, oke?" Tambah Yeni dan Yoongi kembali mengangguk.
“Terimakasih ya atas semuanya, Min Yeti.“ Yeni segera memeluk Yoongi erat, begitupun Yoongi yang memeluknya erat. Sesekali dia mengecup kepala perempuannya.
“Dan maaf ...“ Yoongi mengerutkan dahinya.
“Untuk apa?“
“Tak bisa mendampingi kalian lagi, aku berhenti disini. Stay strong Yoongi, Yoohan ...“ Yoongi menatap lekat Yeni, mata perempuan itu mulai berkaca-kaca. Dia seolah menahan tangisannya.
“Katakan padaku, ada apa ini? Kau tak bisa mendampingiku memang kau mau kemana?“ Yeni tersenyum, dia mengusap pipi Yoongi.
“Aku pamit, selamat tinggal Yoongi." Dengan cepat Yoongi mendekap tubuh Yeni erat supaya perempuan itu tak pergi. Tak boleh. Tak lagi. Yoongi tak mau kehilangannya.
“Andwae!!!“
“Jangan pergi lagi!"
“Ku mohon.“
“Kau tak boleh pergi——“ suara Yoongi terhenti ketika ia tak merasakan tubuh Yeni lagi, perempuan itu benar-benar menghilang layaknya butiran debu yang tersapu angin.
“TIDAK!“ tangisannya pecah begitu tahu kalau Yeni benar-benar pergi meninggalkannya.
“KIM YENI, TIDAK!“ dan detik itu juga Yoongi sadar dari komanya.
“Pasien bangun Dok,“
“Syukurlah, kalau gitu periksa kembali pasien.“ perawat itu mengangguk.
“Dimana Kim Yeni?“ Yoongi menyingkirkan alat pernapasannya dan bangun dari tempat tidurnya, pria itu juga tak segan melepas insfusnya, membuat dokter dan beberapa perawat di sana terkejut.
“Yoongi-ssi, anda tidak boleh melepaskannya. Kondisi anda belum stabil.“ dokter itu mengingatkan Yoongi namun dia tak menggubrisnya sama sekali.
“Aku harus menemukan Yeni, dimana dia Dok?" Tanya Yoongi pada sang dokter.
Dia kemudian turun dari kasur, memaksakan diri untuk berjalan meski sebenarnya sakit sekali. Ia tak peduli, untuk saat ini Yoongi harus menemukan Yeni dan membuktikan kalau mimpi buruknya tak benar-benar terjadi.
“Dimana Kin Yeni dok?!“ bentak Yoongi.
Karena tak ada tanggapan sama sekali akhirnya Yoongi berjalan keluar, memegangi sisi perutnya yang terasa nyeri luar biasa.
“Kim Yeni sudah meninggal, jadi kembalilah beristirahat agar kondisimu pulih.“ pada detik itu juga Yoongi merasakan tubuhnya mati rasa, dia ambruk bersamaan dengan air matanya.
“Kau harus menerima kenyataan ini Min Yoongi-ssi, bahwa Kim Yeni berkorban untukmu. Dia ingin kau sembuh dan menjalani hidup seperti orang normal.“ Yoongi mengepalkan tangannya, lantas dia bangkit dan menghampiri dokter tersebut.
Buk!
“Astaga!“ panik tiga perawat disana.
“Hyung brengsek!" Bruk! Yoongi langsung hilang kesadaran setelahnya.
🔸🔸🔸
Finally updet ini hyung, btw gua udah mulai lupa sama alur ceritanya ini weh
Satu part lagi end ya, kenapa cepet banget? Gua gamau ceritanya bertele-tele gitu, kalo emang harusnya udah end, yaudah end gitu. Soalnya kalo nanti di panjangin terus hasilnya malah ga jelas kan ga enak di bacanya. Gua si sekarang "ini lebih suka buat story singkat tapi jelas.
Jadi mohon maaf buat yang gak puas baca ini ya ...
Jangan lupa vote dan komennya yang hyung, biar semangat updet untuk epilog haha
Seeu💜
Bel👻
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Early ✓
FanfictionIni mengenai murid SMA bernama Min Yoongi yang menghabiskan masa mudanya untuk merawat anaknya. Selain pelajar dia juga harus berperan sebagai super papa untuk anaknya yang masih bayi. Hari-harinya berubah ketika ia Kedatangan tetangga barunya yang...