Epilog

1.1K 120 36
                                    

a few years later

Siang ini Seoul di landa hujan deras yang membuat aktifitas orang-orang terhambat namun tidak bagi seorang Min Yoongi. Meskipun hujan deras tengah turun ia masih menyempatkan diri untuk menjemput putranya di TK.

"Ayah!“ teriak seorang anak laki-laki yang berlari kecil menghampiri Yoongi lalu memeluk kakinya.

“Aigoo, jagoan ayah. Sudah selesai?“ anak itu mengangguk.

“Di saat sibuk begini kau masih menyempatkan waktu untuk menjemput Yoohan, Pak Min.“ Yoongi tersenyum kecil.

“Jelas Yoohan adalah prioritasku, oh ya Bu Noori. Terimakasih sebelumnya sudah menjaga Yoohan, aku telat lima belas menit ya?“ perempuan itu menggeleng tak masalah. Lagipula Yoohan lama pun tak masalah asal ia bisa melihat ayahnya lebih lama. Oh Hei, siapa yang tak tergoda dengan ayah muda seperti Min Yoongi? Sudah gitu dia adalah seorang produser muda yang memiliki agensi sendiri. Kalau tak salah AugustD entertainment. Semua guru TK di sini sangat menggilainya termasuk bu Noori.

“Kalau gitu sering-seringlah kemari Pak Yoongi, aku penggemarmu!“ Yoongi terkekeh pelan seraya mengangguk-angguk.

“Baiklah, kami pulang dulu kalau gitu ya ...“ Yoongi pamit begitupun Yoohan yang mengucapkan terimakasih sebelum pulang.

“Kau bawa payungmu sendiri?“

“Um.“

“Baiklah, kalau gitu ayo terobos hujannya.“ Yoohan membuka payungnya dan berlari kecil meninggalkan sang ayah di belakang.

“Ayah cepat!“ Yoongi mengangguk sebelum akhirnya memutuskan untuk menyusul Yoohan yang sudah berlari menginjak berbagai genangan.

Sejak dulu memang Yoongi tak pernah melarang Yoohan untuk main hujan atau apapun, sebab Yoongi memberi syarat pada putranya jikalau Yoohan ingin bermain hujan, maka siapkan sendiri payung dan jas hujannya.

Memang sejak usia 3-4 tahun Yoongi sudah mendidik Yoohan untuk menjadi mandiri agar bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan sang ayah, kadang kalau benar-benar tak bisa mengerjakan sendiri barulah Yoohan minta bantuan sang ayah.

“Hei, pulang dari sini cuci sepatumu yang basah, eoh?“

“Siap!“






🔸🔸🔸



“Ayah sudah beli kuenya? Hari ini mama ulang tahun, kita harus mengirimkan hadiah padanya loh ...“ Yoongi tertawa kecil, menggemaskan sekali putar nya ini. Dia duduk di meja sambil memapah kedua pipi gembulnya.

"Oke-oke, ini dia kuenya.“ Yoongi mengeluarkan tiramisu cakenya dari dalam kulkas dan meletakkan di atas meja, ikut duduk di hadapan putranya.

“Letakan hadiah ayah di atas.“ Yoohan meletakkan sebuah hadiah persegi panjang yang di bungkus kertas kado warna pink pastel.

“Nyalakan lilinnya jangan lupa.“ Yoongi mengangguk, omong-omong Yoohan ini selain aktif dia juga bawel sekali dan suka sekali mengomeli Yoongi jika terlalu banyak minum. Um, kira-kira seperti mendiang Yeni kalau umpamakan.

Setelah menyalakan lilinnya, Yoohan tampak tersenyum gembira. Tak sabar ingin meniupnya.

“Yoohan mau nyanyi.“ Yoongi Mengangguk-angguk, sembari menahan gelitik di perutnya. Yoohan terlalu menggemaskan astaga.

Too Early ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang