Malam telah berlalu, matahari kembali terbit dengan udara dingin menyelimutinya. Hiroshi terbangun, lalu berjalan menuju kamar mandi dengan selimut yang masih menempel di tubuhnya. Karena sebentar lagi musim dingin, Hiroshi mulai mempersiapkan jaket, sapu tangan, dan benda hangat lainnya.
Ia mulai mengambil sikat gigi bersama pasta gigi. Setelah selesai menggosok gigi, Hiroshi langsung melepas pakaiannya dan mulai menyiram tubuhnya dengan air dingin. Rasanya ingin berteriak, tetapi ia tak bisa.“Hiroshi, sarapan sudah siap.” panggil ibunya saat Hiroshi sedang berganti pakaian.
***
“Hiroshi, bagaimana kabarmu?” tanya Kitaro sesampainya di bangku Hiroshi.
“Baik-baik saja, bagaimana denganmu?” balas Hiroshi. Kini, sikapnya menjadi hangat kepada Kitaro. Tidak seperti awal mereka bertemu. Ya, seperti itulah Hiroshi. Orangnya unik dan berhati baik.
“Tumben nanyain keadaanku, pasti ada apa-apa,” jawab Kitaro sambil melirik ke pandangan Hiroshi.
“Salah, ya?”
“Eh, enggak. Enggak salah, kok!” timpal Kitaro, kemudian ia mengambil kursi depan dan duduk di samping Hiroshi. Ia mengobrol hingga akhirnya, pemilik kursi yang Kitaro duduki datang.
“Permisi, saya mau ambil kursi itu,” ucap seorang perempuan seraya menunjuk kursi yang Kitaro duduki.
“Mau duduk?” tanya Kitaro dengan lembut.
“Ya iyalah, masa mau berdiri!” jawab perempuan tersebut sedikit membentak.
“Minta yang baik dong! Gak bisa sopan apa? Percuma cantik tapi gak ada akhlak! Bisa-bisanya cewek dengan attitude seperti ini masuk ke SMA Sapporo Minami,” tangkas Kitaro. Seketika, semua orang langsung melirik ke arah perdebatan tersebut.
“Eh, sudah Kitaro,” Hiroshi mencoba untuk melerai Kitaro. Ia tidak mau Kitaro membuat masalah sepagi ini.
“Kamu juga! Ngapain ada di SMA ini? Pintar kagak, sopan kagak, bisanya cuma bikin masalah!” balas perempuan itu dengan menghentakkan kakinya ke tanah.
“Pintar? Haha, kau pikir aku bodoh? Kalau berani, ayo adu kimia!” Semua orang langsung terkejut mendengar ucapan Kitaro. Semua siswa yang berada di kelas tersebut, awalnya sepikiran dengan wanita itu. Namun, beberapa berubah pikiran ketika Kitaro menantang perempuan itu beradu kimia.
“Ah, ayo! Siapa takut! Kalau kamu kalah, kamu harus melepas bajumu lalu berjalan ke tengah lapangan utama dengan papan bertuliskan ‘Aku anjing buangan’ lalu, kamu harus menggonggong sebanyak 7 kali!” urai wanita tersebut.
“Oke! Kalau kamu kalah, kamu harus menjilati sepatuku sebanyak 5 kali! Semua siswa di sini menjadi saksi, ya! Termasuk sohibku ini!”
“Eh, Kitaro?” tanya Hiroshi bingung. Ia takut kalau Kitaro akan kalah. Karena ia tak pernah melihat Kitaro belajar atau lain segalanya.
“Kamu juga berpikiran sama seperti siswa lainnya?”
“Ti-tidak, kok!”
Akhirnya, wanita tersebut mulai beradu mulut dengan Kitaro pasal pelajaran kimia.
“Aspek kuantitatif dari elektrolisis dirumuskan oleh siapa?! Dari mana asalnya?” tanya wanita tersebut dengan nada meninggi. Kitaro terlihat santai-santai saja, ketika berdebat dengan wanita tersebut.
“Hmph! Mudah! Jawabannya adalah Michael Faraday, seorang ahli fisika dan kimia dari Inggris!” semua orang terkejut mendengar jawaban dari Kitaro. Termasuk wanita tersebut. Padahal, itu materi kimia untuk semester dua nanti. Bagaimana bisa Kitaro tahu materi tersebut? Kemudian, Kitaro yang bertanya kepada wanita berambut panjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN [COMPLETE]
Teen Fiction# 1 Tenfiction [8 September 2020] # 2 Teman [9 September 2020] # 3 Fiksiremaja [12 September 2020] Hiroshi, seorang lelaki dengan sifat peduli namun pendiam, tiba-tiba ia tertarik untuk berteman dengan seorang perempuan yang bernama Ayame. Dalam men...