“Mana ada playgirl!”
***
Bel pulang berbunyi. Hiroshi mulai mengemasi barang-barangnya dan bergegas pulang bersama Kitaro.
“Hiroshi, kamu mau pulang?” tanya Kitaro bingung.
“Iya, memangnya kenapa?”
“Enggak tidur di sini?”
“Enggaklah, gila apa?”
“Ngomong-ngomong, Kakakku dulu pernah tidur di sini loh. Dia tidak pulang dan Ibu serta Ayahku mencarinya. Untung saja aku berhasil mengalihkan perhatiannya. Aku bilang kalau kakakku liburan di kota sebelah bersama temannya. Tidak hanya sendiri, tapi bersama 3 temannya. Aku tidak hafal dengan nama-namanya. Tapi aku ingat dengan wajah dan sifatnya. Ada yang pakai kacamata, ada yang sifatnya kayak cowok, dan yang satunya dia cewek kalem. Waktu malam tiba, kata cewek yang berkacamata, ia melihat sosok perempuan bertubuh pendek dan kecil,”
“Ceritanya panjang sekali, ya?” timpal Hiroshi.
“Iya, aku mau cerita sebentar,” Kemudian, Kitaro melanjutkan ceritanya.
“Ternyata, hantu itu namanya Teke-Teke. Ya, hantu perempuan bertubuh setengah badan. Konon katanya, ia meninggal terlindas kereta api. Eh, tidak jauh dari SMA ini ‘kan jalur kereta api, ya?”
“Iya. Mungkin Teke-Teke muncul di SMA ini karena letaknya di dekat kereta api,” jawab Hiroshi.
“Dulu, Teke-Teke adalah seorang gadis cantik. Dia sangat cantik dan menawan. Tapi, dia depresi karena diperkosa lelaki berulang kali. Hingga akhirnya ia hamil dan keguguran. Karena depresi, akhirnya ia bunuh diri di rel kereta api. Seperti itu sih ceritanya, kalau enggak salah. Makanya, Teke-Teke benci warna merah,”
“Bisanya dipanggil Teke-Teke itu bagaimana?” tangkas Hiroshi seraya menurunkan tasnya dan kembali duduk di kursinya.
“Itu karena suara berjalannya. Bunyinya ‘teketeketeketeketeke’ seperti itu. Ia berjalan menggunakan kedua tangannya. Ia tidak mempunyai tubuh bagian bawahnya. Biasanya, ia memangsa perempuan yang tengah menstruasi dan berjalan sendirian. Kebetulan, Kakakku sedang menstruasi waktu itu. Untung saja, wanita berkacamata itu tahu cara mengatasi Teke-Teke,”
“Bagaimana caranya?”
“Intinya, jangan pernah menoleh dan menatap mata Teke-Teke. Jangan pernah berlari! Kalau berlari, maka Teke-Teke akan mengejar mangsanya ke mana pun ia berada. Walau ia melarikan diri menggunakan mobil dengan kecepatan maksimum, Teke-Teke tetap bisa mengejarnya. Semua perempuan yang ada di situ, membuang seluruh benda berwarna merah ke tong sampah. Termasuk lipstik Kakakku sendiri,”
“Bagaimana kalau bibir kita merah?” tanya Hiroshi bingung.
“Segera hapus, karena Teke-Teke tidak suka warna merah. Setelah itu, Teke-Teke tersebut mulai berjalan menelusuri koridor yang berada di kelas 12 Bahasa 6. Mereka berempat berlindung dibalik tembok dan di bawah meja. Tanpa mengeluarkan suara dan hembusan napas sedikit pun, akhirnya Teke-Teke itu pergi,”
“Udah, seperti itu?”
“Enggak, masih ada lanjutannya. Saat Kakakku dan 3 temannya keluar, tiba-tiba, si Teke-Teke itu berada di hadapan mereka. Otomatis, Kakakku hampir berteriak. Untung saja, si Cewek kalem itu menutup mulut Kakakku dan menundukkan kepalanya bersama. Mereka berempat membentuk lingkaran dan menundukkan kepalanya secara bersamaan. Mencoba untuk tidak menatap atau terlihat dari Teke-Teke itu. Sialnya, bau darah menstruasi Kakakku tercium oleh Teke-Teke itu,”
“Terus, bagaimana?”
“Untung saja ada seorang penjaga datang dan menyoroti Teke-Teke itu dengan senternya. Alhasil, ia menghilang begitu saja. Mungkin, karena ia kaget akan sorotan cahaya tersebut. Itu kisah paling seram yang pernah Kakakku ceritakan semasa ia bersekolah di SMA ini,” jelas Kitaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN [COMPLETE]
Teen Fiction# 1 Tenfiction [8 September 2020] # 2 Teman [9 September 2020] # 3 Fiksiremaja [12 September 2020] Hiroshi, seorang lelaki dengan sifat peduli namun pendiam, tiba-tiba ia tertarik untuk berteman dengan seorang perempuan yang bernama Ayame. Dalam men...