Bagian 27

2 3 0
                                    

***

“Nenek! Bagaimana bisa Hiroshi kecelakaan?!”

“Nenek! Jawab, Nek! Nenek!”

“HUAAA!!!” Tangis Ayame semakin menjadi-jadi. Ia terus mengetuk ruangan yang di dalamnya terdapat Hiroshi.

“Jadi Hiroshi yang kecelakaan? Bukan Nenekmu?”

“HUAA!!”

“Paman Dago yang menabrak Hiroshi, Nak! Nenek tidak melakukan ini semua!” jelas nenek Ayame.

“Pokoknya, Ayame tidak mau melihat Paman Dago lagi!”

“Eh, Ayame ka—“

“Diam! Diam kamu Mitsuko! Diam!”
Dokter keluar dari ruangan tersebut dengan ekspresi datar seperti biasanya.

“Dok! Bagaimana dengan keadaan Hiroshi?”

“Dia kekurangan darah. Untung saja, stok darah kami masih banyak. Kamu yang tenang ya, Nak! Dia akan baik-baik saja!”

“Kapan aku bisa menemuinya, Dok?”

“Mungkin dua hari lagi,”

Ayame duduk di samping Mitsuko. Kini, ia cukup nyaman berada di pelukan Mitsuko, selaku sahabatnya.

***

“Permisi, Pak! Saya membawa 2 orang pelaku kejahatan,” ucap paman Dago sembari menyerahkan dua penjahat itu kepada pak polisi.

“Terima kasih, Pak! Jadi apa masalahnya dengan kedua orang ini?” tanya sang polisi sembari memborgol kedua orang tersebut.

“Dia ingin membunuh Anak ini dan temannya,”

“Dia juga penjahat, Pak! Dia menabrak temanku dengan mobilnya!” adu Kitaro dengan kesal.

“Jadi, si Bapak ini juga pelaku kejahatan?”

“Tidak, saya tidak sengaja, Pak! Saya hanya berniat menjemput anak dari Majikan saya. Saya tidak ada niat selain itu. Saya tidak sengaja menabrak sahabatnya Anak ini, Pak!”

“Mari duduk,” ajak si polisi itu. Si Kitaro dan paman Dago pun duduk berhadapan dengan si polisi.

“Bagaimana ceritanya?”

“Jadi, saya memesan ojek bersama sahabat saya. Kami habis pergi dari pasar malam bersama Ayame dan Mitsuko. Terus, sesampainya di pertengahan sawah, motornya berhenti dan muncullah dua orang lelaki lainnya yang membawa tongkat kayu. Terus, aku dan Hiroshi melarikan diri. Aku menahan mereka semua dengan melemparkan kerikil. Aku suruh si Hiroshi untuk lari duluan dan ia ditabrak oleh dia,”

“Saya tidak sengaja, Pak! Tiba-tiba saja, seseorang muncul dari depan mobil saya dan akhirnya dia tertabrak,” timpal paman Dago.

“Bapak harus menerima konsekuensinya. Bapak harus denda minimal 2 juta atau dipenjara maksimal 2 bulan,"

“Majikan kami yang menggantikan biaya rumah sakit korban. Apakah bisa dikatakan impas?”

“Bagaimana?” tanya polisi tersebut kepada polisi lainnya.

“Oke, Pak. Di sini, saya tidak mau memperpanjang masalah Bapak. Kalau korban baik-baik saja, tanpa ada cacat sedikit pun, Bapak dinyatakan selamat. Namun, jika ada cacat semisal lumpuh, Bapak harus menanggung hukumannya. Selain itu, jika Bapak melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, surat izin mengemudi Bapak akan saya sita selama 3 tahun!” jelas bapak polisi dengan tegas.

“Baik, Pak! Saya berjanji akan lebih berhati-hati dalam mengendarai mobil. Lantas, bagaimana dengan penjahat itu?”

“Se-sebentar. Tadi, katanya ada si Ojek dan dua temannya, ‘kan? Kenapa yang kalian bawa hanya dua? Bukannya tiga, ya?”

AGAIN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang