“Tunggu!” teriak Bu Eiko dari dalam kelas.
Hiroshi berbalik badan, setelah bu Eiko memanggilnya. Begitu pula dengan Kitaro.
“Tunggu! Cepat kembali ke kelas!” lanjut bu Eiko.
Karena merasa kasihan, akhirnya Kitaro menuruti apa yang dikatakan bu Eiko. Ia berjalan menuju kelasnya dan duduk seperti anak-anak lainnya.
Ya, mereka hanya bisa menatap Kitaro dengan perasaan iri. Biasanya, orang pandai cenderung pendiam dan tertutup. Jarang mempunyai teman dan susah bergaul.
Sekitar 5 menit telah berlalu. Semua murid berdiri dan mengumpulkan selembar kertas ke meja paling depan. Ya, selembar kertas yang berisi biodata mereka masing-masing. Seperti tahun lalu, Kitaro hanya menuliskan nama panggilan dan umur. Setelah semuanya terkumpul, bu Eiko mulai membacanya satu persatu. Bu Eiko sadar, jika ia memarahi Kitaro, maka ia sendiri yang akan dipermalukan.Akhirnya, ia memaklumi sikap Kitaro yang sungguh luar biasa itu.
Waktu demi waktu telah berjalan. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi. Hiroshi menolehkan wajahnya ke belakang dan ia melihat sesosok perempuan yang ia kagumi. Namun, ia sangat malu untuk mengobrol dengan dirinya. Akhirnya, Hiroshi kembali ke pandangan semula dan mulai membuka bekalnya.“Hiroshi, mau ke kantin?” tanya Kitaro.
“Eh, enggak. Jauh banget kalau ke kantin!”
“Oh iya, ya. Ya sudah, aku minta bekalmu!” Kitaro memajukan tangannya dan mengambil sepotong roti yang ada di tempat makannya Hiroshi.
Hiroshi sebenarnya marah. Namun, tidak ada gunanya jika beradu mulut dengan Kitaro. Tak lama kemudian, Hiroshi kembali melirik ke arah belakang . Di tempat tersebut, tampak dua perempuan yang sedang mengobrol. Termasuk perempuan yang ia kagumi itu.
Karena Hiroshi masih malu untuk berbicara dengannya, ia hanya bisa menulis keinginannya di buku catatan seperti biasanya. 15 menit terasa sangat cepat. Bahkan terasa sangat cepat untung seekor siput. Bu Eiko kembali memasuki ruang kelas. Untuk hari pertama, tidak ada mata pelajaran sama sekali.
Bu Eiko mulai menata layar proyeksi. Kali ini, ia akan menayangkan sebuah film yang berjudul A Life. Film ini mengisahkan perjuangan seorang wanita yang ingin menjadi perenang handal. Dulunya, ia sangat takut dengan air. Mandi saja, ia harus ditemani oleh kedua orang tuanya.
Gadis tersebut sangat menakuti air. Yang ada di pikirannya hanyalah air akan menelan sekujur tubuhnya.
Setelah tumbuh remaja, anak itu mulai belajar tentang air. Ternyata, air tidak berbahaya sama sekali. Ia mulai memberanikan diri untuk bermain dengan air. Dari bak mandi, hingga ke pantai. Usahanya itu tidak sia-sia, ketika ia bertemu dengan seorang pelatih renang.Kata pelatih itu, gadis dengan nama Tita adalah seorang perempuan yang ahli berenang. Tita sendiri bingung dan tidak percaya dengan omongan sang pelatih itu. Kemudian, sang pelatih meminta izin kepada orang tua Tita bahwa dia akan melatih Tita selama satu setengah tahun.
Selama satu setengah tahun ini, Tita dilatih berenang hingga akhirnya ia pandai. Awal berlatih, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan tangannya di dalam air. Tubuhnya saja tidak bergerak satu sentimeter pun. Hari demi hari telah Tita lewati. Hingga akhirnya Tita bisa bergerak di dalam air.
Dalam latihan ini, Tita sedikit depresi. Karena kecelakaan yang ia alami di kolam renang latihannya. Waktu itu, kaki Tita kram dan akhirnya Tita tenggelam ke dasar kolam renang. Untung saja, sang pelatih langsung menceburkan dirinya ke dalam air dan menolong Tita.
Sekitar 4 hari Tita tidak berenang. Ia masih ketakutan untuk berenang pasca kejadian waktu itu. Ia hanya bisa menatap air dengan penuh ketakutan. Mandi saja, sangat sulit Tita lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN [COMPLETE]
Teen Fiction# 1 Tenfiction [8 September 2020] # 2 Teman [9 September 2020] # 3 Fiksiremaja [12 September 2020] Hiroshi, seorang lelaki dengan sifat peduli namun pendiam, tiba-tiba ia tertarik untuk berteman dengan seorang perempuan yang bernama Ayame. Dalam men...