30. TAMAT

9 4 0
                                    

Setelah cukup lama mengobrol di helikopter, akhirnya helikopter tersebut mendarat di lapangan atas di gedung kerja milik papah Ayame. Karena papah Ayame berhasil membawa Hiroshi pulang dengan selamat, ia langsung menelepon anaknya.

Halo, Nak!

Bagaimana, Pah? Hiroshi, apakah dia selamat?

Iya, sekarang dia di samping Papah. Ayame mau ngobrol nggak sama Hiroshi?

Enggak usah, Pah. Aku malu, mungkin dia senang tinggal di Tokyo dan aku menggagalkan kebahagiaannya.

Kata siapa Hiroshi senang tinggal di Tokyo? Dia sedih kalau tidak ada kamu.

Benarkah? Jadi Ayame bisa ketemu Hiroshi di sekolah nanti?

Sekarang juga bisa, Papah antar Hiroshi ke rumah, ya!

Jangan, Pah! Jangan! Ayame belum siap, lagian Ayame belum mandi!

Sanah mandi, sebentar lagi Papah mau pulang, loh!

“Hiroshi, cepat bersiap-siap. Om akan antar kamu ke rumah Om,”

“Tapi, Om. Bagaimana dengan pakaianku?”

“Pelayan, tolong antar Hiroshi ke kamar tamu,”

“Baik, Komandan! Ayo Tuan Muda, ikuti saya,” ucap pelayan wanita itu.

“Eh, Tu-Tuan Muda?”

Hiroshi mulai berjalan mengikuti pelayan wanita tersebut. Ia akan dibawa ke kamar tamu, yang berisi kasur luas, lemari besar, dan interior kamar lainnya.

“Silakan Tuan Muda bersiap di sini, jika ada apa-apa, hubungi nomor saya saja. Ini nomor telepon saya. Saya permisi dulu,” jelas pelayan itu kemudian keluar dari kamar Hiroshi.

“Enak banget! Kasurnya empuk, kamarnya luas, dan bersih serta rapi! Warna yang begitu menyejukkan mata! Dingin juga! Andai kamarku ada AC seperti ini! Eh, kamar mandinya di mana?” seru Hiroshi seraya berjingkrak-jingkrak.

Ia baru pertama kali tinggal di apartemen di seumur hidupnya. Ia langsung tidur di kasur yang begitu empuk sembari memeluk bantal yang tertata rapi di kasur tersebut.

“Eh, ya ampun! Ternyata di sini!” seru Hiroshi ketika melihat sebuah kaca di samping lemarinya.

Ia kira, itu pintu menuju ruangan lain. Ternyata, itu kamar mandinya. Hiroshi langsung mengambil handuk yang ada di lemari besarnya. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai mandi, ia mulai memilih pakaian yang akan ia pakai.

Sebenarnya, Hiroshi bingung mau memakai pakaian apa. Karena di dalam lemari, isinya kaus dan jaz kerja. Untung saja, di lemari tersebut ada sebuah kemeja. Hiroshi memakai kemeja tersebut yang berwarna putih agak ke abu-abuan.

“Sudah rapi?” Hiroshi kemudian menyisir rambutnya sembari berkaca. Sepertinya, ia sudah siap untuk bertemu Ayame.

“Ya ampun, ketemu Ayame saja seperti ketemu calon istri. Eh, memang dia calon istriku, ya?” tanya Hiroshi heran.

“Sudahlah, yang penting aku fokus ke pekerjaanku dulu! Aku harus menjadi astronaut! Aku harus bisa kuliah di universitas terbaik di Jepang! Aku akan membahagiakan orang tuaku dan orang di sekitarku!” ucap Hiroshi tegas.

Kemudian ia keluar kamar dan menemui papahnya Ayame. Namun, ia tidak tahu harus menemuinya di mana. Karena ia tidak tahu betul ruangan-ruangan di apartemen ini.

“Hubungi pelayan itu saja, deh!” Akhirnya Hiroshi memutuskan untuk menghubungi pelayan tersebut.

Halo, permisi.

AGAIN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang