28. Membayar hutang (2)

7.7K 628 15
                                    

Airin tiba di depan sebuah perusahaan. Gadis itu maju mundur mau masuk. Seorang security kemudian datang menghampirinya.

"Ibu mau bertemu siapa?" tanyanya melihat Airin yang berpenampilan bukan seorang karyawan di sebuah perusahaan itu.

"Saya sudah ada janji dengan Pak Ammar" jawab Airin.

"Oh, silahkan parkir motornya di sana ya, Bu" ujar security tersebut sambil menunjukkan arah parkir untuk kendaraan bermotor.

"Iya, terima kasih, Pak" Airin pun segera memarkir motornya.

Setelah melapor kebagian reseptionist, Airin pun diberitahu dimana ruangan Ammar. Gadis itu segera menuju ke lift.

Tok. Tok. Tok

Airin langsung mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan ruang CEO setelah tiba di lantai 5.

Seorang laki-laki membukakan pintu. Dia menatap Airin dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Hmm. Jadi ini gadis yang sudah ditolong oleh Ammar" batinnya.

"Saya mau bertemu dengan Pak Ammar" ucap Airin.

"Ayo, ikut saya" ujar laki-laki itu yang tidak lain adalah Aldo, sekretaris Ammar. Airin mengikuti langkah kaki Aldo masuk ke dalam ruangan yang cukup besar itu.

"Gadismu itu sudah datang" ucap Aldo membuka pintu ruangan Ammar.

"Suruh dia masuk ke sini" perintah Ammar.

"Masuklah" ujar Aldo melihat Airin duduk di ruangan Aldo.

Airin kemudian masuk ke dalam ruangan kantor khusus untuk Ammar.

"Silahkan duduk" ujar Ammar ramah. Gadis itu pun duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Ammar.

"Saya mau mengembalikan uang kemarin. Terima kasih" ucap Airin sambil menyerahkan amplop yang berisi uang yang harus dibayarnya kepada Ammar.

"Uang ini simpan saja" ucap Ammar sambil menyodorkan kembali amplop itu ke arah Airin. Gadis itu tampak bengong.

"Sebagai gantinya, bagaimana kalau kamu temani saya makan siang" tawar Ammar.

"Apa?!" seru Airin kaget. Gadis itu kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menyodorkan kembali amplop itu ke arah Ammar.

"Maaf, saya bukan gadis penghibur bos-bos seperti anda. Terima kasih sudah menolong saya. Permisi" sambung Airin. Dia segera keluar dari ruangan Ammar dan pergi tanpa permisi lagi dengan Aldo yang menunggu di luar ruangan Ammar.

"Kenapa dia?" gumam Aldo.

Laki-laki itu segera masuk ke dalam ruangan Ammar. Dilihatnya Ammar sedang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tawarannya tadi telah menyinggung Airin.

"Mar, apa yang sudah terjadi?" tanya Aldo kepo.

"Aku salah bicara" ucap Ammar sambil menunjukkan amplop di atas meja kerjanya.

Aldo mengambil amplop itu dan melihat isinya. Sama persis dengan jumlah uang yang sudah dibayarkan oleh Ammar ketika di mini market.
"Gadis yang jujur" gumam Aldo.

"Sudah dibayar. Lantas apa masalahnya? Kenapa wajah gadis itu keluar dari ruangan ini begitu kesal?" tanya Aldo.

"Sudah aku bilang, aku salah bicara dan sudah membuat dia tersinggung" jawab Ammar kesal.

"Kenapa jadi begini?!" Ammar mengusap kepalanya. Airin tidak seperti gadis yang dia kenal sebelumnya.

"Tinggal minta maaf saja. Telpon atau chat. Kok, dibuat susah, sih" ujar Aldo heran dengan sikap atasannya itu.

Jodoh di Masa Lalu √{Complete}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang