29. Tamu Azzam

8.1K 694 25
                                    

Airin sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Aira. Dia pergi lumayan pagi. Namanya masak-masak pastilah butuh waktu yang lumayan lama. Airin sudah mampir ke pasar sebelum menuju ke rumah sahabatnya itu. Aira memintanya untuk membelikan beberapa bumbu karena persediaannya hampir habis. Selama ini Bik Sumi yang belanja keperluan dapur. Aira tidak tahu menahu tentang bumbu atau lauk yang habis karena dia sudah menyerahkan uang belanja kepada Bik Sumi.

"Assalamualaikum!!" teriak Airin sambil mengetuk pintu rumah Aira.

"Aira!!" panggilnya kemudian karena belum ada jawaban dari tuan rumah.

"Rumah sebesar ini masa nggak ada bel, sih" gerutu Airin sambil mengetuk lagi pintu rumah.

Ceklek!

"Sudah datang, Rin" sapa Azzam setelah membukakan pintu rumahnya.

"Iyalah, Mas. Mau masak itu harus pagi. Kalau tamu udah datang tuan rumah masih sibuk di dapur itu tandanya belum siap" jelas Airin.

"Masuklah. Aira sudah di dapur" ajak Azzam.

Tanpa izin Azzam lagi, Airin segera menemui Aira di dapur sambil membawa barang belanjaannya.

"Hei, mau masak apa saja hari ini?" tegur Airin meletakkan belanjaannya di atas meja.

"Ayam rica-rica. Tambahannya apa, ya?" tanya Aira minta pendapat Airin.

"Kamu ada cumi, aku masak tumis cumi saja. Kalau ada ikan asin, goreng aja" saran Airin.

"Mana ada ikan asin, Rin"

"Aku tadi beli, kok. Sekalian lalapannya juga" ujar Airin.

"Wah, kamu inisiatif sekali. Aku doain cepat dapat jodoh" ucap Aira tersenyum sambil menjawil pipi Airin.

"Aamiin. Orang kaya pasti bosan makan daging terus. Makanya aku belikan ikan asin" timpal Airin.

"Yuk, kamu yang masak rica-ricanya. Aku goreng ikan asinnya saja, ya" ucap Aira sambil nyengir.

"Yah, kamu ini gimana, sih. Aku tumis cumi aja" tolak Airin.

"Bercanda"

Mereka berdua pun mulai memasak sambil bercerita.

"Kamu jarang pulang kampung, Rin? Nggak kangen dengan ayah dan ibumu?" tanya Airin.

"Kangen, sih. Tapi aku bisa telpon saja. Aku malas pulang karena kakakku tinggal di rumah ayah" cerita Airin sambil mengiris bawang.

Kakak Airin dan istrinya tinggal di rumah orang tuanya. Mereka sering beradu mulut.

"Kenapa kamu nggak akur dengan kakak iparmu, Rin?" tanya Aira.

"Masa aku menolak laki-laki yang mau dia jodohkan denganku, dia lantas tidak suka denganku. Bilang aku terlalu pilih-pilih. Dia mendoakan aku mendapatkan jodoh yang tidak lebih baik dari calon yang mau dia kenalkan denganku. Orangnya maksa banget. Aku nggak suka" cerita Airin lagi dengan emosi jika teringat dengan kakak iparnya.

"Kok gitu,ya, kakak iparmu" ucap Aira miris.

"Tiap aku pulang dia selalu cari ribut. Makanya aku malas pulang kalau bukan libur lebaran" sambung Airin. Aira pun bisa mengerti dengan alasan sahabatnya itu.

Tak terasa masakan mereka selesai juga. Semua masakan sudah ditata rapi di atas meja makan.

"Semoga saja teman Azzam suka. Aku kok deg-degan, ya" ucap Airin tersenyum melirik Aira.

"Pasti suka. Cumi tumis kamu enak banget, lho" puji Aira sambil mengangkat jari jempolnya.

"Yang, temanku sudah datang. Buatkan teh hangat jangan terlalu manis, ya" ujar Azzam sambil berjalan menuju ke ruang tamu.

Jodoh di Masa Lalu √{Complete}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang