"Jason?" Papa dan mama Rania berbicara berbarengan"Iya tante om, rumah ku di seberang rumah Rania." Kata Jason di livenya itu
"Je Vidcall aja, malu ah di live." Kata Rania langsung keluar dari Live Jason
Setelah Rania meninggalkan live Jason, dia di setang oleh pertanyaan-pertanyaan dari kedua orang tuanya.
"Umur dia berapa?"
"Dia kerja apa?"
"Kenapa dia bisa suka sama kamu?"
"Berapa lama pacaran sama dia?""Ya Allah mah pah kalau nanya itu satu-satu napa." Rania berkata dengan nada yg kesal
"Lah kan nanya." Papahnya menjawab menjawab nya
"Nih dengerin aku jelasin ya."
"Jadi umur dia itu 22 Tahun, dia kerja sebagai Manager di perusahaan aku kerja, sekarang sih aku udah gk kerja."
"Kenapa?, kamu ngundurin diri atau dipecat." Papahnga langsung memotong kata-kata Rania
"Astaga pah ya kali aku di pecat. Aku ngundurin diri, soalnya aku cape seharian kerja di depan komputer terus. Mataku wes lelah to pah."
"Anakmu yang Pintar dan Rajin ini masa dipecat, ada-ada aja." Rania berbicara dengan logat Jawa yang meddokk"Logat Jawanya wes keluar." Kata papahnya sok-sokan ingin ngomong logat Jawa
"Astaga pah logat apa itu, banjar bukan, Rantau bukan, sunda bukan, masa bertahun-tahun tinggal di sini dikelilingi oleh orang-orang suku Jawa wes ora tau logate gimana sih." Rania menertawakan logat ayahnya
"Yah papa kan sibuk kerja."
"Terus aku lanjutin jawab pertanyaan kalian ya. Aku gak tau kenapa dia suka sama aku. Trus aku pacaran sama dia udah hampir 4 bulanan."
~~~
Setahun kemudian
Jason dalam 2 bulan terakhir selalu murung seperti orang yang kehilangan separuh nyawanya. Sering melamun dan wajahnya terlihat sangat lelah.
Ya Jason seperti itu karena selama 2 bulan ini tidak pernah berhubungan dengan Rania, tidak ada telpon maupun pesan. Dia sangat merindukan Rania kekasihnya. Hari-hari tanpa kabar dari Rania rasanya begitu hampa dan sepi.
Jason berjalan keluar dari ruangannya dengan begitu lemas tanpa tenaga di tengah-tengah kegelapan ruangan kerja para karyawannya, dia sungguh sangat merindukan sosok wanita yang selalu ada dalam pikirannya itu.
Seketika lampu ruangan itu menyala dan terlihat seorang wanita yg sangat ia rindukan tengah berdiri di depannya membawa sebuah cake yang tertancap lilin berangka 23.
Ya hari ini adalah tanggal 07 Oktober dimana itu adalah ulang tahun Jason.
Jason yang melihat kekasihnya itu kakinya langsung terasa lemas dan ia langsung Roboh ditempat. Rania yang melihat Jason jatuh dengan posisi berlutut langsung menghampirinya. Dan para saudara Jason pun keluar dari persembunyian mereka.
"Ya Allah Je, kamu gak papa kan."
Jason sangat sedih bercampur bahagia. Sedih karena Rania melihat keadaannya yg sedang kacau dan bahagia karena Rania kembali padanya.
"Ya ampun Je badan kamu panas banget, kita ke Rumah Sakit ya."
Jason menahan tangan Rania dan menggelengkan kepala nya yang artinya iya tidak ingin di bawa ke Rumah Sakit.
"Tapi badan kamu panas banget Je, kaki kamu juga lemah."
"Gak usah pulang kerumah kamu aja, aku mau dirawat sama kamu."
"Ya udah kita pulang kerumah aku ya. Ko Evan , Nia minta tolong ya bawain mobil aku di parkiran ke depan, ini kuncinya."
"Yaudah, Gue ke parkiran dulu ngambil mobilnya kalian tunggu aja di depan."
"Bryan bantu gue bopong Jason kedepan."
"Oke."
Rania dan Bryan membopong Jason kedepan kantor dan menunggu Evan membawakan mobilnya.
Evan datang dengan mengendarai mobil Rania yang sedang dipakai oleh Jason.
"Ini kuncinya."
"Makasih ko."
"Oh iya Rania gue sama Bryan duluan ya."
"Lah kan kita searah pulangnya."
"Orang tua kita datang hari ini."
"Iya jadi aku sama ko Evan gak tinggal di rumah Jason lagi, kita bakalan tinggal dirumah."
"Lah ku kira kalian itu Kaka kandung Jason."
"Enggak, kita ini sepupuan. Jadi papah kita sama papahnya Jason itu kakak beradik."
"Ya udah gue duluan sama Bryan."
"Iya, tapi bantuin masukin Jason ke mobil dulu ya Ko."
"Eh lupa, ya udah Bryan bantuin."
~~~
Rania mengemudikan mobilnya dengan santai, ia melihat sesekali ke arah Jason yang sedang tertidur.
"Kenapa keadaan kamu sekacau ini Je."
"Karena aku sangat merindukanmu." Jason terbangun dari tidurnya yang cukup singkat itu
"Lah kok bangun tidur lagi aja, kamu pasti lelah."
Jason menuruti apa yang dikatakan oleh Rania, ia kembali menutup matanya.
Rania dan Jason sampai di depan rumah Rania. Jason masih tertidur pulas, Rania tidak tega membangunkan Jason yang sedang tertidur.
"Berapa lama kamu tidur gak teratur Je, apa makan kamu teratur Je. Kenapa kamu kurusan je." Ucap Rania dalam hati
Ia mengelus-elus kepala Jason yang membuat orang yang dielus terbangun.
"Egh... udah sampai, kenapa gak bangunin aku."
"Gak tega aja, kayanya kamu udah lama gak tidur senyenyak, senyaman, dan setenang ini kan."
"Semenjak kamu pergi, aku mulai gak karuan."
"Ya udah kita masuk kerumah."
Rania masuk kerumahnya bersama Jason. Jason merasa dirinya sedikit membaik karena tidur sebentar.
Masih sama seperti satu tahun yang lalu, tidak ada perubahan dari Rumah Rania. Jason memasuki kamar Rania lalu ia berbaring di kasur king size milik Rania.
Jason melihat satu figura yang dipajang di meja rias Rania yaitu foto dirinya dan Rania pada saat baru 1 bulan pacaran.
Bonus
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEAR JASON ( END)
Fanfiction"Kita beda agama jason, gk mungkin kita bisa bersama." "Emang kalo beda agama kenapa. Aku gak peduli meskipun kita beda agama, agama bukan alasan untuk kita tidak bisa bersama Rania." "Aku tau jason tapi apa mama dan papa kamu setuju kalau kamu sama...