06

157 20 3
                                    

"Kamu gak ada kerjaan?" tanya Kinara sambil menoleh ke arah Devan yang sejak tadi terus menatapnya.

Kafe sebentar lagi tutup, Kinara dan pekerja lainnya bersiap-siap untuk pulang. Namun Devan masih enggan meninggalkan kafe, yang pria itu lakukan hanya memperhatikan Kinara.

"Gue seharusnya ada di bar sekarang."

"Ngapain di bar?"

"Masak," jawab Devan dengan wajah datar.

Kinara mengerucutkan bibirnya. "Aku serius, Devan."

"Pertanyaan itu gak penting. Yang seharusnya lo tanyain itu, kenapa gue ada disini padahal seharusnya gue ada di bar."

"Kenapa?" Kinara terlihat penasaran.

"Gue gak bisa jauh dari lo."

"Semua cewek pasti kamu gombalin kayak gini," balas Kinara lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar kafe. Teman-teman kerjanya berpamitan pulang, meninggalkan ia dan Devan.

"Gue kayak gini cuma sama lo."

Kinara tidak membalas ucapan Devan. Ia sedang membaca pesan dari Marcel yang membuatnya kecewa. Marcel sudah berjanji bahwa pria itu akan menjemputnya dan juga mampir ke rumahnya. Tapi nyatanya Marcel tidak bisa menepati janji. Alasan yang sama membuat Kinara muak.

"Cowok lo gak bisa jemput? Ini udah malem, lo pulang sama gue aja." Devan yang sempat membaca isi pesan dari Marcel merasa begitu senang. Marcel terlalu bodoh jika membiarkan gadis secantik Kinara pulang sendirian.

"Aku bisa pulang sendiri."

"Gue gak akan biarin lo pulang sendiri. Lo gak tau kalau malem-malem gini banyak begal."

Kinara tampak berpikir. Sepertinya ucapan Devan berhasil mengubah pikirannya. "Oke, aku pulang sama kamu."

Ketika Kinara berjalan menuju mobil Devan. Ia melepas soflens yang dipakainya dengan mudah lalu membuangnya. Gadis itu mengambil kacamata dari dalam tas.

"Bagus! Lo gak harus pake soflens itu kalau sama gue. Gue mau lo jadi diri lo sendiri. Hidup lo bukan untuk nyenengin orang lain."

"Kamu lebih suka aku pake kacamata?" tanya Kinara setelah masuk ke dalam mobil.

"Gue suka apapun tentang lo. Mau lo botak juga gue suka."

Kinara tersenyum. "Bohong."

"Gue gak bohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak bohong. Lo jangan senyum terus, gue takut diabetes."

"Kamu ada-ada aja deh," ujar Kinara sambil terkekeh. Ia malu.

****

Handsome boy (4)

[Zaki]
Besok cewek gue ulang tahun. Kasi saran dong gue kasi hadiah apa?

[Tenlio]
Kasi cincin terus ajak nikah. Gue jamin itu hadiah terindah.

[Johnny]
Lo lagi minum obat waras, Ten. Akhir-akhir ini lo suka bener. @Tenlio.

[Tenlio]
Lo pikir gue gila? Ngaco lo. @Johnny.

[Zaki]
Saran lo emang bagus, Ten. Tapi gue belum siap menikah. Saran dari lo apa, John?.

[Johnny]
Make up, parfum, tas.

[Zaki]
Bingung gue.

[Devan]
Gue kasi tau lo, tapi traktir gue makan selama seminggu. @Zaki.

[Tenlio]
Pamrih banget lo. @Devan.

[Devan]

[Tenlio]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Tenlio]

[Johnny]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Johnny]

[Zaki]Kalau saran lo enggak oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Zaki]
Kalau saran lo enggak oke. Gue gak mau. @Devan.

[Devan]
Pasti okelah, lo kayak baru kenal gue kemaren. Gue jagonya kalau masalah cewek.

[Zaki]
Apa saran lo?

[Devan]
Cewek lo desainer. Dia suka ngegambar, kasi buku sketsa aja. Gak perlu yang mahal kalau mau bikin Rosi seneng.

[Johnny]
Gila lo, Van. Emang jago lo.

[Zaki]
Gue traktir lo selama seminggu. @Devan.

Zaki memasukkan ponselnya ke dalam saku celana saat melihat Rosi keluar dari butik. Wajah gadis itu terlihat kelelahan.

"Capek ya? Mau dipeluk?"

"Mau," jawab Rosi manja.

Zaki membawa Rosi ke dalam pelukanya. Ia membelai rambut kekasihnya dengan sayang. "Mau dicium?"

Rosi memukul dada Zaki. "Gila aja kamu mau cium aku di tempat umum."

"Terus mau dimana?"

"Aku cuma mau dipeluk." Rosi mengeratkan pelukannya.

Zaki tersenyum lalu mengecup puncak kepala gadis itu. "Beneran cuma mau dipeluk doang?"

Rosi mengangguk pelan.

"Kalau gitu aku cium cewek lain aja," goda Zaki.

Rosi melepaskan pelukannya. "Dasar nyebelin lo!"

Zaki terkekeh lalu membuka pintu mobil. "Aku nyebelin tapi kamu cinta kan."

"Tau ah, kesel gue!" Rosi masuk ke dalam mobil, sedangkan Zaki berencana akan terus menggoda kekasihnya sampai ulang tahun gadis itu tiba.





One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang