22

127 16 14
                                    

Marcel mengemudikan mobil mewahnya menuju kediaman Kinara. Kemarin malam ia terus menghubungi gadis itu. Namun Semua pesan dan panggilannya tidak mendapatkan balasan atau pun jawaban dari Kinara. Itu membuatnya sangat frustasi.

Marcel segera turun dari mobilnya setelah ia sampai di sana. Pria itu menekan bel rumah Kinara dan ia terkejut ketika melihat Devanlah yang membukakan pintu.

"Ngapain lo di sini? Dimana Kinara?!" Marcel menerobos masuk dan melihat Kinara sedang memakan sarapan bersama Ibunya.

"Marcel?" Ibu Kinara terlihat terkejut. "Duduk dulu, Nak. Kita sarapan pagi sama-sama."

Kinara bangkit dari tempat duduknya. "Kinar udah selesai, Ma." Gadis itu mengambil tasnya lalu mendekati Devan. "Kita berangkat sekarang ya."

Mulan bisa menyimpulkan telah terjadi sesuatu diantara Kinara dan Marcel, tetapi wanita paruh baya itu memilih untuk tetap diam. Ia tidak ingin ikut campur tentang hubungan asmara putrinya.

"Tante, Devan seneng banget bisa sarapan di sini. Lain kali Devan boleh kan makan malem di sini juga?" Devan melirik Marcel yang tampak begitu kesal.

"Boleh dong," balas Mulan dan mengelus kepala Devan.

Marcel mengepalkan tangannya. Jika tidak ada Mulan di sana mungkin ia sudah melempar semua piring yang berada di atas meja makan ke arah Devan.

"Devan sama Kinara pergi dulu ya, Tante."

"Iya, sayang. Hati-hati," sahut Mulan.

Devan menatap Marcel sinis lalu melewatinya begitu saja. Ia dan Kinara keluar dari rumah meninggalkan pria itu. Marcel yang tidak terima Kinara bersama Devan mengejar mereka dan menarik tangan Kinara hingga tubuh gadis itu menghadap dirinya.

"Kenapa cowok itu ada di sini?"

"Itu bukan urusan kamu!" Kinara berbicara dengan ketus dan kembali berjalan tanpa memperdulikan Marcel.

Marcel menghalangi jalan gadis itu. "Kamu gak bisa kayak gini, Kinara. Kita udah pacaran selama dua tahun dan cuma segini  pertahanan kamu?

"Dua tahun yang kita jalanin itu semuanya palsu. Kamu gak pernah cinta sama aku, buat apa mempertahankan hubungan yang penuh kebohongan!"

"Aku cinta sama kamu."

"Enggak! Aku gak pernah jadi diri aku sendiri saat sama kamu, kamu selalu pengen ngerubah aku jadi orang lain. Apa itu yang namanya cinta?!"

"Tolong kasi aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku mohon."

"Aku gak bisa!" Kinara menggenggam tangan Devan dan menarik tangan pria itu.

Marcel menjadi semakin kesal melihat bagaimana cara Kinara menggenggam tangan Devan. "Kenapa kamu gak bisa? Karena kamu udah punya dia! Apa jangan-jangan Gita cuma jadi alasan supaya kamu bisa mutusin aku dan ngejalin hubungan sama cowok itu!"

Devan yang sejak tadi menahan dirinya berbalik badan dan langsung menghampiri Marcel dengan langkah cepat. 

BUGH

"Brengsek! Jangan banyak omong lo. Bangun, lawan gue!"

"Devan, kita pergi aja!" Kinara menggenggam tangan pria itu. Ini pertama kalinya ia melihat Devan terlihat sangat marah.

"Gue harus kasi dia pelajaran, gue gak suka lo diginiin."

"Tapi aku gak apa-apa," jawab Kinara.

Devan beralih menatap Marcel yang sudah kembali berdiri. "Sekali lagi lo ngedeketin Kinara. Lo bakal berhadapan sama gue!"

"Lo pikir gue takut sama lo?!" teriak Marcel.

One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang