Bagian Tujuh Puluh Dua | Mencari Penyakit

131K 18.9K 14.7K
                                    

Now Playing | Anson Seabra - Thats Us

Hampir satu bulan aku gak update cerita ini.

Ada yang kangen?

Kalian kangen adegan apa?

Kalau aku kangen adegan Dylan dan Melody yang gemes-gemes.

Kalau kalian bener-bener menunggu cerita ini jangn lupa memberikan vote ya.

Kalau kalian pengen cerita ini update secepatnya, komentar 30rb di chapter ini! Wkwkwk.

***

Selamat membaca cerita MeloDylan

Selamat membaca cerita MeloDylan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian Tujuh Puluh Dua

Suka heran sama manusia, udah tau akan sakit hati tetep aja dicari tahu. Namanya mencari penyakit, nanti pas udah sakit hati malah bersikap paling tersakiti. Padahal salahnya sendiri mencari tahu.

***

Jika dipersentasekan berapa kedekatan Dylan dan Melody saat ini, kedekatan mereka sudah mencapai 80%. Mereka sering pergi bersama, saling bertukar pesan atau menghabiskan beberapa waktu dengan facetime atau freecall.

Namun terkadang Melody merasa antara dirinya dan Dylan benar-benar seperti ada tembok besar yang menghalanginya. Sangat sulit untuk mencapai kedekatan lebih dari 80%.

Hal yang membuat Melody merasa ada jarak adalah, ketika Dylan tidak ingin membicarakan Alice. Dylan selalu menolak atau mengalihkan obrolan mereka jika Melody sudah membahas Alice.

Katanya, dia tidak suka membahas gadis lain ketika sedang bersama.

Seharusnya Melody merasa senang, entah kenapa dia merasa bahwa Dylan hanya berusaha menyembunyikannya padahal dia masih merindukan sosok Alice.

"Kak..."

Dylan yang tengah menemani Melody makan siang, kini mengalihkan atensinya dari makanan yang ada di piring menjadi menatap ke arah gadis yang duduk di depannya.

"Aku gak bisa kalau kak Dylan kepaksa kaya gini, kesannya aku yang maksa," ujar Melody, "perasaan itu kan gak bisa dipaksain."

Dylan menganggukan kepalanya, dia setuju dengan pernyataan itu. Bahwa perasaan tidak bisa dipaksa.

"Then...?"

"Kalau kak Dylan nemenin aku karena ngerasa kepaksa, gak usah."

"Mel, you know me. Gue gak akan ngelakuin sesuatu kalau gue kepaksa," jelas Dylan

Melody mengigit bibir bawahnya, dia menghela napasnya perlahan. Memang seperti itu, namun dia tuh perlu diberitahu, perlu dibuat enggak ragu kalau seandainya gadis itu harus maju. Kalau seperti sekarang, kesannya dia tuh gak diminta maju atau mundur disaat yang bersamaan.

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang