10

2K 197 3
                                    

Sehun menyanggul rambut Jisoo tinggi, memperlihatkan leher putih Jisoo yang tak terbalut apa pun. Sehun mendekatkan wajahnya ke ceruk  leher Jisoo. Mengendusnya berkali-kali. Membuat sang empu terganggu dengan aktivitas yang Sehun lakukan.

“Hun, aku lagi mengerjakan tugas. Besok sudah harus dikumpul, ” ucap Jisoo. Tapi, sama sekali tak patuhi oleh Sehun.

Sehun terus mengendus leher Jisoo, bahkan sesekali ia akan menjilat dan menghisapnya. Membuat Jisoo mengerang atas tindakan Sehun. Jisoo mengusahkan untuk tetap fokus pada tugas yang ia kerjakan sekarang.

Tangan Jisoo berhenti mengetik ketika merasakan sesuatu yang tajam mengenai kulit lehernya. “Sehun,” panggil Jisoo.

Jisoo menatap ke belakang dengan laptopnya. Tepat saat itu juga, Sehun menatap layar laptop itu dengan mata merah dan taring tajam yang terdapat di deretan giginya.

“S-Sehun,” gugup Jisoo.

“Apa?” tanya Sehun sembari menunjukkan senyum miring miliknya.

“I-ini bukan kamu, ‘kan?”

“Ini aku, Soo,” jawab Sehun.

“Enggak! Ini pasti bukan kamu!” pekik Jisoo sembari mencoba melepaskan dirinya dari kungkungan Sehun.

“Sebentar, Soo. Sedikit lagi kamu akan jadi milikku. Kita akan hidup abadi selamanya,” ujar Sehun.

Jisoo sama sekali tidak peduli dengan Sehun saat ini. Yang ia pentingkan saat ini adalah bagaimana caranya untuk lepas dari makhluk menyeramkan ini.

“Soo, kamu itu cantik,” tutur Sehun.
“Hun! Please lepasi aku!” pinta Jisoo.

“Enggak, Soo. Kamu harus jadi milik aku. Kalau enggak, kamu pasti akan sama orang lain,” tolak Sehun.

“Ini hanya sakit sementara kok,” jelas Sehun.

Dasar pria biadab, ucap Jisoo di dalam hatinya.

“Aku mempunyai adab, Sayang,” ucap Sehun tepat di samping telinga Jisoo.

Jisoo merinding mendengar ucapan Sehun. Bagaimana dia bisa tahu apa yang aku pikirkan? Tanya Jisoo di dalam hati.

“Aku vampire, Sayang. Bukan hal yang aneh lagi,” jelas Sehun.

“Maaf. Tapi, untuk kali ini aku mau egois,” jelas Sehun.

“Arghhhh ...!” raung Jisoo ketika suatu benda menusuk menembus kulit lehernya.

“Arghhhh ...!” raung Jisoo kembali ketika darahnya dihisap oleh Sehun.

“Kumohon, hentikan semua ini, Hun,” pinta Jisoo.

Sehun terus menghisap darah Jisoo. Pandangan Jisoo sudah mulai kabur. Ia yakin bahwa sebentar lagi pasti ia akan pingsan di sini. Cengkeraman yang ada di kemeja Sehun yang sedari tadi Jisoo lakukan, kini cengkeraman itu mulai mengendur. Mata Jisoo semakin tertutup rapat.

end

[2] Jisoo One Shoot Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang