28

730 80 0
                                    

Merantau
Jisoo ft. Jae Day6
Jasmine | Jendra

Happy Reading

Rintik hujan itu menemani kepergian Jendra dari kampungnya. Pemuda dua puluh tahun itu berniat merantau untuk mencari pekerjaan di kota dan juga sekalian berkenalan dengan sang calon istri.

Jendra turun dari becak yang di tumpanginya. Memberikan beberapa lembar uang kepada sang pengendara.

“Terima kasih,” ucap bapak itu.

“Sama-sama, Pak,” sahutnya.

Ia pergi menuju bus yang mengatakan akan pergi ke kota. Ia menaiki tangga bus itu, tampak sudah banyak bangku yang terisi, untung saja ia datang cepat, jika tidak pasti semua bangku sudah penuh dan ia harus kembali lagi esok hari.

Ia meletakkan tasnya di tempat kosong yang berada tepat di atas tempat duduk penumpang, ia hanya mengambil barang penting, seperti dompet, plastik takutnya ia mabuk perjalanan, air minum serta makanan ringan untuk mengganjal perut.

Bus itu mulai berjalan ketika semua penumpang sudah duduk di tempat mereka masing-masing.

─────

Jasmine bersama sang mama tengah menunggu kedatangan anak dari sahabat sang mama. Jasmine sedari tadi terus mengomel karena bus itu sangat terlambat, ini sudah lewat satu jam lebih setelah pemberitahuan.

“Mama pun entah apa ajak aku kemari, kan tadi aku mau jalan-jalan sama Melati,” gerutu Jasmine.

Mungkin itu pengaruh hawa hari ini yang cukup panas, sehingga membuat darah Jasmine juga naik.

“Lama banget sih!” pekik Jasmine.

Citra mendelik kepada sang anak yang sudah membuatnya malu dengan cara berteriak di tengah banyak orang yang sedang berlalu lalang.

Citra tersenyum lalu menganggukkan kepalanya meminta maaf atas tindakan bodoh yang anaknya lakukan.

Citra menatap seorang pemuda yang baru saja turun dari bus. Ia mengambil ponselnya dan mencocokkan wajah itu dengan gambar yang ada di ponselnya.

“Itu dia,” gumam Citra.

Wanita itu menarik tangan sang putri untuk menghampiri pemuda yang tengah melihat ke kanan dan ke kiri itu.

Citra menepuk pelan bahu tegap yang menopang tas besar itu.

Pemuda itu terlonjak kaget akibat tepukan spontan itu. Ia langsung berbalik dan menatap Citra.

“Jendra, ‘kan?” tanya Citra.

Pemuda itu mengangguk ketika namanya disebutkan oleh wanita paruh baya yang mungkin seumur dengan ibunya.

“Iya, Ibu ... Bibi Citra ya?” tanya balik Jendra.

Citra mengangguk dan langsung memeluk Jendra, hal itu tak lepas dari penglihatan Jasmine yang menatap aneh sang mama.

“Sudah ih! Panas tahu!” bentak Jasmine.

Gadis itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah yang penuh dengan peluh yang bercucuran.

“Kenalan dulu dong, kamu ini enggak sopan banget,” omel Citra.

Citra mengambil tangan Jasmine dan tangan Jendra lalu menyatukannya.

“Cepat!” desak Citra.

Jasmine hanya bisa merotasikan matanya melihat tingkah mamanya yang semena-mena dengannya. “Iya-iya,” sahut Jasmine.

“Gua Jasmine, salken ya,” ucap Jasmine singkat dan menatap malas wajah Jendra.

“Aku Jendra. Kalau boleh tahu salken itu apa ya?” tanya Jendra polos.

Citra tertawa melihat kepolosan Jendra, sedangkan Jasmine sedang menahan amarahnya.

“Salken itu salam kenal, Jendra.” Bukan Jasmine yang menjawab, tapi Citra.

Jendra mengangguk-anggukkan kepalanya paham. “Oh, salam kenal juga,” balas Jendra.

Jasmine melepas paksa pegangan tangan itu. Ia berjalan mendahului Citra dan Jendra menuju mobil.

Citra menyenggol bahu Jendra. Dagunya digerakkan seperti menunjuk ke arah Jasmine. “Calon istri kamu tuh, cantik, kan?” goda Citra.

Kuping Jendra memerah karena malu. Ia tidak tahu bahwa calon istrinya akan secantik itu.

“Sudah ayo kita pulang, nanti dia ngambek lagi,” ucap Citra.

Jendra berjalan mengikuti Citra. Ia terperangah melihat mobil yang akan ditumpanginya. Ia tak pernah menaiki mobil seperti itu di kampung, walaupun ia juga memiliki mobil, tapi tidak semewah mobil milik keluarga Dinata itu.

END

[2] Jisoo One Shoot Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang