Jisoo
Seongwu
—————
“Sampai kapan lo bakal tutupi ini semua dari dia, Jis?” tanya Jennie.
“Gue enggak tahu, yang pasti selama dia belum tahu perasaan gue ke dia, gue bakal tetap diam. Gue enggak mau dia ngejauh dari gue setalah tahu perasaan ini, Jen,” jelas Jisoo.
“Jis,” sela Jennie, “lo punya hati dan lo punya pikiran, kalau lo enggak bilanh perasaan lo ke dia, gimana dia bisa tahu perasaan lo?”
Kepala Jisoo tertunduk setelah mendengar ucapan Jennie. “Gue enggak tahu.”
Jennie dan Jisoo secara serempak melihat ke arah ponsel Jisoo yang berdering.
Jisoo mengangkat panggilan telepon itu.
“Iya, Wu, ada apa?”
“Lo dimana?”
“G-gue di café.”
“Sendiri?”
“Enggak, gue bareng sama Jennie juga. Kenapa?”
“Send location lo sekarang. Gue mau ketemu sama lo.”
“O-oke.”
Tut
“Kenapa?” tanya Jennie.
“Dia ngajak gue ketemuan, Jen,” jawab Jisoo.
“Ya udah, sana lo, urusi kisah percintaan lo. Gue nanti dijemput sama Kai, tenang aja kali,” ucap Jennie.
“Makasih ya, Jen.” Jisoo berdiri dari duduknya dan meninggalkan café itu.
—————