1980
Jisoo ft. Wonwoo
Diandra | ElvanoHappy Reading
Diandra membuang tasnya ke sofa ruang tengah. Hari ini ia benar-benar sangat lelah. Tadi ketika di sekolah ia dihukum karena terlambat dan disuruh membersihkan toilet pria yang baunya sangat membuat orang rasanya ingin muntah.
“Coba kalau gua jadi ratu, pasti enggak menyedihkan hidup gua,” keluh Diandra.
“Kamu ini, mengkhayal saja tahunya, mandi sana, bau kamu,” perintah sang ibu yang baru saja datang dari arah dapur.
Diandra mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap sang ibu yang tengah membersihkan meja dengan kemoceng. “Mana tahu jadi kenyataan, nanti Ibu bisa jadi ibu suri dan enggak perlu bersih-bersih begini lagi,” ucap Diandra.
Sang ibu mendengus mendengar imajinasi dari putrinya itu. “Sudah jangan berkhayal, mandi dan jangan tidur sebelum jam makan malam,” sahut sang ibu.
Diandra bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya sambil melihat ke arah langit-langit. “Tapi, kayaknya seru kalau itu terjadi,” ucap Diandra.
“Ah, sudahlah, lebih baik mandi daripada mendengar omelan maut dari ibu,” imbuhnya.
Ia melangkah menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Kebiasaannya sebelum mandi, yaitu bercermin. Tapi, ada yang aneh dari cerminnya itu yang ada di pikiran Diandra.
“Loh, bagaimana noda itu bisa ada di cermin, perasaanku aku tak pernah melihat noda itu,” ujar Diandra.
Tangannya mengambil tisu yang ada di dekatnya, ia berniat untuk menghilangkan noda itu dari cermin kesayangannya, enak saja mengotori cermin seharga satu juta miliknya. Ketika tangannya menyentuh noda itu tiba-tiba keadaan menjadi hitam.
“Hey, apakah pemadaman listrik?” tanya Diandra.
Diandra merasakan sesuatu yang aneh, bagaimana ia bisa di tempat tidur dan juga tempat tidur yang saat ini ia tiduri tak seempuk tempat tidur miliknya, ini tidak mungkin kasur miliknya bukan? Ya, mana mungkin.
Tiba-tiba setitik cahaya terlihat. Seorang pria memegang tempat yang berisi lilin-lilin. Diandra mengernyitkan dahinya. Siapa pria itu dan ... dan bagaimana ia bisa bersama dengannya? Batinnya bertanya-tanya.
Beberapa lilin lain mulai dinyalakan, Diandra mulai dapat melihat dengan jelas wajah pria itu. Tidak mungkin, b-bagaimana bisa ini begitu nyata, dia bukan r-raja Elvano yang ada di buku sejarah kan? batin Diandra.
Pria itu mendekat ke arah Diandra dan merebahkan tubuhnya di samping Diandra. Diandra yang melihat itu langsung terlonjak kaget dan menendang pria itu hingga terjungkal jatuh ke bawah tempat tidur.
Diandra menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. “A-ah, m-maaf, aku tak sengaja. A-aku hanya kaget saja,” ucap Diandra langsung membantu pria itu berdiri.
Diandra terdiam dan memandang wajah pria itu dengan tatapan kagum. “Bagaimana bisa ada manusia setampanmu di dunia ini,” gumam Diandra.
Pria itu mengernyitkan keningnya. “Kamu tidak apa-apa, Ratuku?” tanya pria itu.
“H-hah? Ratu? Siapa yang kau panggil ratu?” tanya Diandra lalu mengedarkan penglihatannya ke seluruh sisi.