20

1.5K 140 12
                                    

Jelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jelita

Jelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tama

──────────

“Lihat itu calon suamimu,” goda Icha–sahabat Jelita–

Jelita hanya melihat sekilas ke arah Tama yang sedang sibuk dengan anak-anak yang meminta tanda tangannya setelah shalat terawih. Ia tersenyum dan menundukkan pandangannya. “Sudah, ayo kita pulang,” ucap Jelita.

Jelita berjalan bersama Icha menuju rumah mereka. Mereka sesekali bercanda gurau dan sesekali terdiam karena kehabisan topik.

Jelita dan Icha berpisah di sebuah persimpangan. Jelita kembali melanjutkan perjalanannya sendiri. Sesekali ia mendengar ada dua orang laki-laki sedang mengobrol dibelakangnya. Ia benar-benar hapal suara itu, itu suara Tama dan seorang temannya yang Jelita tak tahu siapa namanya.

Bagaimana bisa Tama berjalan searah dengannya, padahal rumah Tama berbeda block dengan rumahnya. Jelita sudah sampai di rumahnya dan ketika ia mengecheck ponselnya. Ia mendapatkan sebuah pesan.

Tama
Lain kali jangan jalan sendirian, enggak baik seorang wanita jalan sendirian apalagi malam.

Jelita tersenyum ketika melihat pesan dari Tama. Ia meletakkan ponselnya setelah melihat pesan itu. Tama pernah berpesan untuk tidak membalas pesannya jika ia mengirim pesan yang tidak begitu penting.

“Jelita!” pekik dari lantai bawah rumahnya.

Jelita meletakkan mukenanya dan langsung turun ke lantai bawah. “Iya, Ummi?”

“Tolong antarkan makanan ini ke rumah Tama,” perintah Ummi Jelita.

“Pergilah bersama Lala. Lala! Temani Jelita!” Ummi Jelita memberikan sebuah paperbag berisikan makanan kepada Jelita. Dan Jelita menerimanya dengan sepenuh hati.

──────────

“Apa masih jauh, Kak?” tanya Lala pada Jelita.

Jelita menggelengkan kepalanya. “Tidak, sebentar lagi sampai.”

Mereka mengetuk sebuah pintu rumah bercat abu-abu. Pintu dibuka dan tampak seorang wanita paruh baya yang menyunggingkan senyumnya ketika melihat Jelita.

“Tante kira siapa, ternyata kamu, Jelita,” ucap ibu dari Tama.

“Tante, ini ada sedikit makanan dari Ummi.” Jelita memberikan paperbag itu kepada ibu Tama.

Ibu Tama menerima paperbag itu dan menyuruh Jelita dan Lala untuk masuk sebentar tapi, Jelita menolak karena alasan sudah malam dan Umminya pasti akan mencari mereka. Dan pada akhirnya, Jelita dan Lala diperbolehkan pulang.

Tama tersenyum ketika melihat calon istrinya dari atas balkon kamarnya. Ia langsung masuk ke kamarnya setelah tidak melihat Jelita dan Lala.

Tama turun ke lantai bawah dan menemukan ibunya sedang menata makanan yang berada di dalam paperbag.

“Ibu, dari siapa itu?” tanya Tama berpura-pura tidak tahu.

“Dari umminya Jelita. Kamu 'kan sudah tahu, kenapa bertanya lagi?” ejek ibu Tama kepada anaknya itu.

“T-Tama enggak tahu kalau itu dari umminya Jelita,” elaknya.

“Sudah-sudah, ibu tahu kamu tadi berdiri di atas balkon 'kan.” Tama terkejut dengan ucapan ibunya dan langsung memeluk ibunya.

“Dia gadis yang baik, Tam. Jangan pernah sakitin dia ya,” ucap ibu Tama dan dibalas anggukan oleh Tama.

END

padahal belum puasa, kenapa gue udah buat cerita begini astagfirullah. yaudah kaga ngapa-ngapa dah ya

[2] Jisoo One Shoot Story✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang