462 110 39
                                    

"Hei kalian, bisa minta tolong? Dua orang saja cukup."

Mereka menengok ke arah suara, dan mendapati Pak Satyo yang sedang berdiri di belakang mereka.

Mereka celingak-celinguk ke kanan ke kiri sebelum akhirnya angkat suara.

"Kita, Pak?" Tanya Jaden sambil menunjuk dirinya dan teman-temannya.

"Yaiyalah, masa setan yang di punggung kamu."

duh, dark.

"Ohh, hehehe."

Mereka jalan menghampiri Pak Satyo yang jaraknya tidak terlalu jauh dari posisi mereka.

"Bantuin apa, Pak?" Tanya Sugeng.

"Tolong bantuin angkatin mindahin kayu-kayu yang ada di belakang sekolah ke dalam gudang, dong. Kayunya tidak terlalu banyak kok, jadi dua orang saja cukup."

Mereka menatap satu sama lain, lalu secara alamiah berbalik kebelakang untuk rembukan.

Mereka buat posisi melingkar dan tangan yang mengapit leher satu sama lain, yang tujuannya mempermudah aktivitas.

"Siapa nih yang bantuin?" Tanya Sofi berbisik.

"Gue belom ngerjain tugas b.indo weh, kan nanti dikumpul." Yera menyahut.

"Gua ngantuk, gabisa." Ucap Sugeng pelan. Keliatan banget ogah-ogahan.

"Ges ges, si Jini aja tuh sama Tano." Jibril mengusulkan, tapi malah kena pletakan sama Juna.

"Heh curut! kebiasaan banget nama gue diubah-ubah seenak bapak lo." Maki Juna tidak terima.

Sedangkan Jibril hanya mengusap-usap bekas jitakan Juna di dahinya sambil mendesis. "Bapak gue gaenak!"

"Noway! Gue kaga bisa bangsul, gue juga belom ngerjain tugasnya." -Tano.

"Yaudah, kalo gitu si mbing aja," usul Enda.

"Hah? Mbing sape?" Tanya Hamdan mengerutkan kening bingung.

"Itu si Sinbi. Mbing jadinya kan kambing, awokawok." -Enda.

Sinbi tersenyum lurus terpaksa, harus sabaar. gaboleh main fisik, Enda lebih tua setaun.

"Adabmu kemana, nyet?! :)" Biarpun sudah niat hati untuk sabar, ujung-ujungnya nyubit juga pinggang Enda.

"Anying, sakit!"

Yang lain cekikikan pelan lihat perdebatan teman-temannya yang ga guna sama sekali.

"Kok jadi gue sih? Gue kan cewe?" Protes Sinbi.

"Tenang, lo kan perselingan cewe+cwo, Bi." Kata Hamdan sembari mengacungkan dua jempolnya dan tersenyum meyakinkan.

Sinbi hanya tersenyum datar, kemudian menginjak kaki Hamdan keras-keras pakai sepatu pantofel nya.

nice shoot!

Hamdan mendesis. Sialan, ternyata sakit banget.

Mengabaikan perdebatan temannya yang tidak berguna, Roma bertanya pada Juna, "Woi, lo mau kan, Jun? Kalo misal gue gak sibuk sih gue mau-mau aja. Tapi entar gue ada ulangan susulan."

"Gue sih oke-oke aja. Udah kelar juga tugas gue,"

Yuli mengacungkan jempolnya puas, "Mantep!"

Sinbi terlihat berpikir. Memang sih, nanti dia bisa dibilang free karena tugasnya sudah dikerjakan jalur nyontek Dori.

Tapi masa sih dia yang harus angkatin kayu? Kayu bakar mah gapapa, lah ini?!

"Hmm, yaudah deh, gapapa." -Sinbi.

KKN - desa sengklek┊btsgfdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang