Suara palu yang diketuk terdengar bersahut sahutan, membuat Jaden yang sedang ngopi di dekat sana menggerutu kesal karena suara yang berisik. gak ngenakin banget buat yang mau menikmati alam.
"Goblok, maku itu yang bener!" Sungut Jibril kepada Hamdan yang membuat paku bengkok dengan palunya.
Hamdan berdecak sebal, "Paku nya aja yang kurang bahan njir, gampang banget bengkoknya. Belinya di mana sih?!"
Jaden yang merasa tersindir pun menyahut, "Bagus lo bilang begitu?" enak aja bilangnya, sendirinya aja pas disuruh beli gamau.
Omong-omong, Jaden ini berada di antara Jibril dan Hamdan yang sedang sibuk berkutik dengan kayu. Bukan membuat plang jalan, tetapi membuat boneka yang bahkan bentuknya aneh kalo kata Jaden.
katanya kegabutan diwaktu menunggu keempat temannya kembali dari hutan.
"Bagus banget :D " -Hamdan.
"Nih, lo kayak ini." Jaden mengacungkan jari tengahnya, membuat Hamdan kesal dan membuat pose seakan mau memukul Jaden dengan palu, "Sini bang, biar gue susukin nih paku ke kepala lu."
Jaden tidak peduli, dan lanjut menyeruput kopi nya dengan nikmat seraya menyilangkan kaki nya. anw, Jaden lagi duduk di kursi, sementara Jibril dan Hamdan jongkok tidak jauh di depannya.
"Lo sendiri malah santai banget anjir, mana gak bagi bagi pula." Timpal Jibril melihat Jaden dan minumannya.
"Enak aja! Tadi gue udah kelar ngamplas ya, nunggu yang nyari kayu balik dulu baru kerja lagi."
"Yaudah, bantuin kita sini lah broo." Hamdan mengajak.
"Moh, gak guna."
"Loh loh, jangan salah, ini namanya kreatifitas tanpa batas yang menghasilkan sesuatu dengan hasil yang nyata." -Hamdan.
Baru akan membalas perkataan Hamdan, suara dering ponsel dengan suara yang cukup bising menarik atensi Jaden. "Hp siapa tuh di teras? Berisik amat nada nya."
"Gatau dah, bukan punya gua." Kata Jibril.
Melihat tidak ada yang menghampiri ponsel tersebut, Hamdan lantas berteriak, "WOI YANG PUNYA HP DI TERAS TOLONG DI AMBIL NJING!!"
kesel dia tuh, temen temennya yang lain apa gak ada niatan ngecek gitu?
Hingga akhirnya Yuli muncul dari dalam kos dengan cengiran konyolnya, membuat Sofi yang sudah otw jalan ke ponselnya mengerlingkan mata jengkel.
"Abis buang hajat tadi, maap ye." Katanya yang kemudian mengangkat telepon yang masuk, "Iya Yer, kunaon?"
Sofi yang mendengarnya pun lantas menanyakan si penelepon tanpa suara, "Yera?" Yang dibalas anggukan oleh Yuli.
Raut wajah Yuli yang tadinya santai pun mendadak berubah pasi, "Hah? Serius lo?"Suara yang lumayan keras tadi berhasil menyita perhatian yang lain, sekarang semuanya pun sedang menatap Yuli seakan bertanya 'kenapa?
"Iya oke, kita ke sana sekarang." Sambungan telepon dimatikan, kemudian Yuli melihat teman temannya yang masih memasang ekspresi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - desa sengklek┊btsgfd
Teen Fiction❝ LARI WOI, LARI! ADA ORGIL! ❞ jangan terkecoh dengan judul maupun sampul bukunya! _ © kimkimchi0c