"AAAA–ANJING!"
Cewe yang diketahui bernama Sinbi ini dengan kerasnya ngegeplak dan nendang oknum yang sekarang ada di depannya.
Sedangkan si korban yang terlihat seperti bahan bully an kini malah ngakak dengan sesekali meringis kesakitan.
"Juna anjing! Monyet! Belegug!" Umpatnya disela sela aksi pukulnya dengan emosi yang mencurah keluar.
Sang pelaku kejahilan, Juna yang udah capek dianiaya segera menghindari kekerasan yang dilakukan oleh Sinbi. Rasanya masih pengen ketawa lihat muka teman satunya itu yang sudah merah padam.
"Udah Bi, udah. Ampun." Katanya seraya mengangkat kedua telapak tangannya, memberitahukan agar Sinbi berhenti memukulinya. Tetapi mukanya masih cengengesan, tampak ga ada bau-bau bersalah, dan itu bikin Sinbi tambah pengen lemparin muka Juna pake batu bangunan.
Jelas saja, dengan isengnya Juna berdiri di belakang Sinbi dan mengarahkan senter tepat di bawah wajahnya. Siapa yang tidak kaget? kalau Sinbi punya riwayat penyakit jantung bisa-bisa udah wassalam di tempat.
Muka Juna yang udah pas pas an, digituin malah tambah jelek jatohnya. Matanya dijulingin pula, gimana gak pengen misuh si Sinbi ini?
"Lu kok rese banget sih jadi orang?!"
Juna menjawab tetap dengan cengiran konyolnya, "Tadi lo kayak ngelamun soalnya, biar gak kerasukan gue samper aja deh~"
"Alah tolol. Mending jadi demit sono lu sekalian! Tittle manusia yang sejatinya punya otak gak cocok buat lo njing." Kata Sinbi sembari menendang keras lutut Juna bagian belakang untuk finalnya. Kali ini bener-bener keras, sampai-sampai Juna nyusruk dengan lututnya yang menyentuh tanah duluan.
rasanya tambah mantep karena bebatuan yang berserakan ikut tertindih lututnya juga.
"Aduhh buset, lutut guaa.." Juna memegangi lututnya yang terasa linu, matanya menatap Sinbi kemusuhan, "Kurang asem lo! Pembalasanmu terlalu kejam padaku, Juleha."
Sedangkan Sinbi hanya memandang datar tanpa minat, tangannya bersedekap, rautnya bahkan sudah seperti tokoh antagonis dalam sebuah sinetron. "Gausah banyak drama lo."
Teringat akan sesuatu, Sinbi menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sepertinya tadi dia mendengar suara keras yang memanggilnya untuk menengok ke belakang. Apa dia salah dengar? kayak kenal tapi lupa juga.
"Ngapa lu?" Tanya Juna yang telah kembali berdiri setelah membersihkan celananya yang kotor oleh tanah.
"Kepo lu." Jawaban Sinbi yang ketus membuat Juna tersenyum tabah. "Masih sensi aja mbak nya, gue udah minta maaf kan?"
"Kapan anjir? Kuping gue gada denger ada yang minta maaf."
"Loh belom ya? :D " -Juna.
Sinbi berdecak, daripada capek emosi sambil berdiri, dia kembali duduk dan mengeratkan jaketnya karena entah mengapa udaranya kok malah tambah dingin.
"Lo ngapain sih di sini? Bukannya tadi gue udah bilang buat jangan ngikutin?! Bandel banget lu jadi orang."
"Dih, siapa yang ngikutin lo? Gue emang mau ke sini kali." Jawab Juna sambil ikut duduk di samping Sinbi, "Lagian gue juga udah capek, mau rehat bentar." Cowo itu beralih akan pada posisi rebahan, tapi gajadi karena keburu bangkit berdiri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - desa sengklek┊btsgfd
Teen Fiction❝ LARI WOI, LARI! ADA ORGIL! ❞ jangan terkecoh dengan judul maupun sampul bukunya! _ © kimkimchi0c