xᴠɪ

326 112 20
                                    

"Lah? Kalian kenapa?" Tanya Enda yang baru datang bareng Sugeng, Jibril, Hamdan, Tano, Sofi, Jaden, dan Umji.

Mereka jalan ke arah bangku yang ada di bawah pohon dimana ada Yera, Yuli, Roma dan Juna yang sedang duduk.

Yera membuang napasnya kasar, "Nyebur sungai."

Jibril mengerutkan keningnya, "Masa nyebur gitu aja basahnya seluruh badan?"

"Noh gara gara mereka bedua." Juna menunjuk Roma dan Yuli dengan dagunya.

Roma auto nyelepet leher Juna, "Ini salahnya Yuli yang mulai. Lagian lo sama Yera juga ikutan njir."

"Aduh sakit anjeng! Tapi ini kan tetep gara gara kalian gue sama Yera juga kena. Kita bales lah, ya gak Yer?"

Yera mengangguk dan mengacungkan jempolnya menyetujui ucapan Juna.

Teman temannya yang lain yang baru sampai duduk lesehan di tanah, karena memang bangkunya ga muat. Gapapa kotor, nanti juga lanjut bebersih lagi.

"Bacot klean! Btw ada yang punya minum gak si?" Tanya Tano seusai nyenderan di pohon yang ada di belakang bangku.

Yera yang kebetulan di sampingnya ada botol air mineral langsung menyodorkannya.

"Thanks."

"Haloo gais, i'm coming~"

Ini Sinbi yang baru datang dan dengan santainya mendusel duduk diantara Yera dan Roma. Kemudian merampas mineral yang sedang diminum Yera. Yera pun hanya bisa sabar.

"Heh tukinem, darimana aja lo? Main ngilang aja ga bantu kita-kita di sini." Sewot Juna sambil menyenggol lengan yang digunakan Sinbi untuk minum.

"Enak aja bilang gue ga bantu, wong tadi gue nyapu di tempat sebelah bareng Somi kok."

"Lah si Somi bareng lo?" Tanya Hamdan. Yang dibalas anggukan oleh Sinbi.

Mereka semua ingat betul nama Somi, karena memang anak itu saja yang terlalu menonjol di kunjungan sd waktu itu.

Atensi Sinbi beralih ke teman temannya yang ada di sampingnya, dahinya mengenyit, "Lah kalian kenapa? Kok pada basah?"

"Nyebur sungai," jawab Yuli malas. Pertanyaan itu mulu yang diajuin, membuat jengah saja.

"Widih enak dong, mandi bareng sampah HAHAHA." Sinbi ketawa ngakak.

"Asem banget bahasa lo." Sarkas Roma.

"Kalian kenapa ga lanjut kerja? Emang udah selesai?" Tanya Sinbi yang tawanya sudah reda.

"Hmm, yang bagian sini udah sih, yang bagian barat ke utara kayaknya belom deh." Jawab Jaden.

Sinbi mengangguk saja, "Tadi gue ada papasan tau sama pak gd, katanya doi mau nyetel musik soalnya hari pertama kerja bakti biar semangat gituu. Jadinya gue request dong :D"

Enda menatap temannya itu dengan alis terangkat, "Hah? Lo req apaan?" Perasaannya sudah tidak enak saja.

Tidak lama kemudian, musik mulai terdengar,


tarik sis, belimbing~


Firasat Enda ternyata benar, rautnya sekarang bahkan sudah datar. Kenapa harus lagu orkes gituloh?! kalau yang slow si tidak apa-apa, lah ini?

"Yahh, kok gini sih? Gue mau papi chulo versi dangdut." Tano meracau sedih.

Enda tambah suram, bukan cuman Sinbi, yang lain pun sama aja.

KKN - desa sengklek┊btsgfdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang