"Innalillahi wainnailaihi raajiuunn."
pletak!
"Anjeng! Gue kejungkel bege, bukan mati!" Jibril yang tadinya nyusruk ke saluran air, langsung berdiri dan mletak kepala Tano.
Tano meringis sambil mengusap usap kepalanya, "Bangsat lo pendek! Jitakan lo keras bet, tai. Lo tadi kena musibah, gue ya cuman ngamalin perintah agama lah, goblok!"
Sinbi yang jadi penonton pun ketawa aja. ga ikut-ikutan dia.
Untung lagi kering, bayangin kalo ada airnya.
Yang lain sudah biasa dengan kelakuan minus akhlak mereka, jadi tidak terlalu dipedulikan.
Mereka sekarang ini sedang dalam perjalanan menuju balai desa.
Ceritanya mereka mau kenalan sama warga pribumi desa ini, biar makin raket.
Hal ini sudah di setujui kok sama pak kades. bahkan Pak Sunaryo ngumpulin para warga di balai desa supaya lebih mudah acara kenalan-kenalannya.
Itu sebabnya mereka mau ke balai desa.
Team KKN melakukan perkenalan di teras balai desa yang lumayan tinggi. sedangkan warga desa duduk di karpet bawah yang telah disediakan.
Tapi serius warganya cuman segini? apa ada yang gak hadir ya? ini tergolong sedikit untuk ukuran dua karpet yang terisi penuh.
Sekarang ini Pak Sunaryo tengah memberi sambutan. setelahnya, ia serahkan mic yang dibawanya itu kepada Roma yang berada di sebelah ujung kanan.
"Selamat pagi, Ibu, Bapak, Kakak, dan Adek-adek semua. Kami dari Team KKN angkatan tiga Bopkri mohon ijin untuk memperkenalkan diri. Sebelummya, acara ini tentunya bertujuan untuk saling mengenal dan juga untuk berkomunikasi antara anda semua dan anggota KKN kami. Kami harap, acara ini dapat mengakrabkan kita dan sekaligus membuat anda semua percayakan kegiatan yang akan kami lakukan ke depannya."
"Dimulai dari saya, perkenalkan nama saya Roma." Roma mengoper mic kepada Hamdan yang di sebelahnya.
"Halo semua, nama saya Hamdan." Kemudian dilanjut mengoper ke sebelah.
"Saya Jibril." Belum sempat mengoper mic, seorang anak kecil mengangkat tinggi tangannya."Kakak kenapa pendek?" Terlihat sekali kalau anak itu masih lugu. hingga orang tua yang sepertinya ibu dari anak itu pun menegur sang anak.
Jibril tersenyum pahit, "Kakak gak pendek, Dek. Temen-temen yang lain aja yang kelebihan protein."
"Jadi protein Kakak cukup?"
"Betul sekali!" Jibril tersenyum manis. Lalu lanjut mengoper ke sebelah.
"Kalau saya Juna. Boleh dipanggil apa aja, senyamannya kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - desa sengklek┊btsgfd
Fiksi Remaja❝ LARI WOI, LARI! ADA ORGIL! ❞ jangan terkecoh dengan judul maupun sampul bukunya! _ © kimkimchi0c