xᴠ

313 106 14
                                    

"WOI, BANGUN KEBO!" Jam baru menunjukkan pukul 04.30 pagi, dan Sofi sudah menggedor gedor pintu kos cowo kayak orang kesetanan.

Tidak apa-apa, kos mereka ini tidak punya tetangga yang jaraknya dekat, pun dengan jumlah kos nya yang memang hanya dua. Makanya Sofi berani teriak gitu.

Temannya yang cewe juga sudah bangun semuanya. Awalnya sih mereka lanjut tiduran dan sama sekali ga gubris si Sofi.

Tapi dengan teganya Sofi mengguyur mereka yang bandel banget gamau bangun.

Niatnya Sofi ingin ibadah di masjid mumpung dia bangun pagi, tetapi karena tidak punya teman akhirnya dia pun mengajak teman-temannya dengan cara yang agak emosional.

Sofi dkk sudah memakai mukena lengkap dengan sajadah yang diselempangkan asal-asalan. Kecuali Yera dan Enda yang tiba-tiba saja pms.

Sofi masih terus menggedor pintu kos, sedangkan yang lain duduk anteng di kursi. Bahkan Yuli dan Umji masih menguap daritadi.

"Shibal."

"Heh nyebut lo nyebut." Sentak Yuli saat mendengar Sofi mengumpat.

Tidak lama, pintu terbuka menampilkan Roma yang sudah rapi dengan setelan koko dan sarung.

"Masih pagi buta udah tanding suara aja lo sama ayam." Roma mengancingkan lengan bajunya, "Kalian pada mau jama'ah?"

Sofi tersenyum padahal dalam hati sudah arawukan, "Enggak, kita mau ngepet."

Dan dengan acuhnya Roma menganggukkan kepalanya, "Ohh kirain." Membuat Sofi ingin sekali memukul kepalanya.

"Tadi dilanggil panggil gak nongol ngapain aja deh?" Tanya Sinbi.

"Tadi gue mandi jadi ga denger, Sugeng, Juna, sama Jibril otw. Yang lain sholat di rumah katanya." Jawab Roma.

Tepat setelah Roma berbicara, oknum yang dibicarakan akhirnya muncul dari balik pintu.

"Suara aman, Fi?" Juna yang sedang membenahi sarungnya yang melorot tersenyum lebar. Sofi mengerutkan kening bingung, hingga akhirnya ia paham dan sudah bersiap melemparkan sandalnya kepada laki-laki tonggos itu.

"Juna kampret! Lo sengaja bikin gue ngamuk ya?" Sedangkan Juna hanya tertawa menanggapinya. Pilihan yang tepat untuk tidak membukakan pintu tadi, hehe.

"Lo mau jualan sate? Peci penceng gitu. Otak lo ikut menceng gue mampusin." Kata Sinbi setelah melihat Hamdan yang tidak memakai pecinya dengan benar.

"Emang udah menceng kali." Gumam Yuli.

Roma dan Sugeng yang tidak peduli dengan keributan mereka, lantas segera pergi duluan. Dengan Yuli dan Umji yang mengikuti dari belakang karena ingin cepat-cepat selesai agar bisa kembali tidur.

"Udah gih gece. Lo nungguin apaan?" Sinbi bertanya kepada Juna yang tidak segera pergi.

"H-hah? Iye ini mau pergi. Geng tungguin Geng!!" Juna sedikit meninggikan suaranya, kemudian berlari menyusul temannya.

Sofi menghembuskan napas panjang, kemudian merangkul Sinbi, "Yuk Bi, keburu iqamah ntar."

"Halo~"

"E ANJIR KAGET." Sinbi reflek latah, kemudian menengok ke belakang guna melihat pelaku yang membisikkan kata halus tadi.

"Loh? Kak Yona?"

KKN - desa sengklek┊btsgfdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang