xxɪx

304 83 61
                                    

"Yera sama tano lama bet dah, buset." Sinbi menggerutu kesal, tangan kanannya memegangi ponsel yang mana tengah memperlihatkan video tiktok fyp yang sedang terputar. Sedang tangan sebelahnya mengelus kepala kucing oren yang lagi numpang tidur di pos kamling.

Juna, cowo yang juga sedang bermain game tembak itu melirik ke arah Sinbi, "Selaper itu kah, lo?"

"Menurut lo?"

Juna meringis mendengarnya, memang betul sebelum pergi bertugas tadi Sinbi tidak makan banyak karena dia makan paling akhir dengan alasan diare. Alhasil sisa makanan yang tersisa tidak terlalu banyak sebab teman temannya kelupaan kalo ada perwujudannya.

gimana Sinbi gak ngata ngatain anjing ke mereka semua?

"Sabarin... Orang sabar jodohnya spek Manurios." Kata Juna asal.

Sinbi hanya menghela napas lelah, cape karena dari tadi omongan Juna itu kayak terkesan ngawurnya. Nyerempet ga guna sih malah. Soalnya tadi dia juga bilang kalo ras kucing persia ada karena nenek moyangnya yang kebanyakan dosa, jadi di azab mukanya jadi penyek.

apa coba?

Juna juga agak laen, cowo itu emang keliatannya lagi main game. Dan umumnya kalau ngegame itu kan fokus yak? kadang juga mrekeneng, diem. Lah ini kok ngomong mulu?

Sinbi tidak tahu saja, kalau Juna tidak benar-benar main game, tetapi lagi afk dan chat an sama temen online nya doang.

Omong-omong soal Yera dan Tano, tadi setelah tidak lama Juna menyerukan nama Tano, pemuda itu akhirnya muncul juga bersama dengan Yera yang ketauan lagi ngumpet bareng. Keduanya menghampiri pos kamling dengan cengengesan, membuat Juna agak gedeg dibuatnya.

Soalnya dia dianiaya Sinbi di sini dan kedua orang itu malah menyembunyikan diri tanpa ada niat membantu, menontoni sambil memakan mangga yang entah bagaimana Juna bisa sadar kalo ada mangga di antara mereka.

Setelah menetap sebentar di pos kamling, Yera bilang jika dirinya ingin membeli minum. Dari situlah Sinbi sekalian menitip mie dan air mineral untuk menambah isi perutnya setelah sebelumnya lelah berlari. Tano yang juga ingin ke toilet pun akhirnya juga bareng.

Juna menghembuskan napas panjang, diletakkannya hp yang sebelumnya telah ia matikan, dan mulailah ia pada peregangannya dengan memutar pinggang ke kanan dan ke kiri karena posisi badan yang bungkuk sedari tadi.

"Udah capek lo main?" Tanya Sinbi sembari melirik ke arah Juna.

"Iya, gaasik lo gak bisa diajak mabar."

"Ck, bodoamat."

"Eh Bi, main tebak tebakan yok." Celetuk Juna.

Sinbi menaikkan alis tanpa mengalihkan pandangannya dari si kucing, "Apaan?"

"Apa aja."

"Gak mood gue."

Berdecak, Juna bersedekap seraya menyandarkan punggungnya pada sisi pos, "Yaelah, gak asik banget lo hari ini."

"Laper gue, nyet. Pengen mie." Balas Sinbi agak sewot.

"Sebegitu sukanya lo sama mie?" Tanya Juna, karena dari dulu pun setahu dia Sinbi ini doyan banget sama mie di saat seblak lagi trend nya.

Sinbi mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, "Mie itu pengganti nasi."

"Kalo gue gak suka mie sih, sukanya miekirin lo tiap hari, ea." Juna tertawa sendiri sembari menyibakkan rambutnya ke belakang, "Asik, kece juga gue."

Sementara Sinbi menatap Juna gumoh, "Kadal." Yang dibalas kekehan saja.

Setelah gurauan Juna itu, suasana hening melanda cukup lama. Sinbi asik sendiri dengan kegiatannya mengusili kucing tidur, sedangkan Juna lebih memilih memejamkan mata dengan posisi yang tetap.

KKN - desa sengklek┊btsgfdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang