✨satu✨

2.6K 142 2
                                    

Hoek Hoek Hoek

Mendengar istrinya yang mual, Agra langsung memijit tengkuk leher Kiara bermaksud meredakan rasa sakit Kiara.

"Ara kamu tidak apa-apa?" Agra mengendong sang istri ke atas ranjang. Menelepon dokter karena wajah Kiara pucat dan dia memegangi perutnya.

"Mas apa Ara hamil?" Agra menggeleng tidak tahu, kalau benar akan terjadi bencana di rumah ini.

"GAK GAK BOLEH, BANGKE!" Naya membanting pintu, dia kembali ke kamar.

Setelah beberapa jam kemudian Agra menghampiri Naya yang menangis sesenggukan sambil duduk diatas pangkuan Kevan dan memeluknya erat.

"Kenapa pa?" Agra menghela nafas.

"Tidak ada apa-apa Van, adik kamu salah paham. Dia pikir mama kamu hamil lagi, mama kamu hanya masuk angin" ucap Agra lembut, ia mengelus kepala Naya yang langsung menepisnya.

"Hiks... Gak mau ada dedek... Bangke..." Kevan yang mengerti langsung menyuruh sang papa untuk menjauh dari kamar mereka.

"Kana shttt... Udahan dong nangisnya, abang gak suka Kana nangis.. nanti Kana sakit" kalau Naya sakit yang repot itu Kevan, dia juga ikutan sakit dan pasti mendengar tangisan dan rengekan Naya yang manjanya mode on.

"Hiks.. janji gak bakalan sayang sama adek lain?" Naya menunjukkan jari kelingkingnya yang langsung di tautkan oleh Kevan.

Hari ini mereka libur setelah masa orientasi siswa sampai minggu depan sekolah baru bisa di hadiri.

Masa MOS tidak banyak yang terjadi, hanya Naya yang mengerjai kakel dan anggota OSIS hingga namanya makin terkenal karena tingkahnya yang absurd.

"Iya janji! Sekarang Kana mau apa?"

"Puk puk" ucap Kana memeluk abangnya lagi. Kevan menuruti keinginan sang adik dengan menepuk-nepuk punggung Naya pelan sampai perempuan itu berhenti menangis.

"Hari-hari gue makin berat setelah ini" gumam Kevan masih menepuk-nepuk punggung sang adik yang telah tertidur. Ia menidurkan Naya dengan hati-hati, saat Kevan ingin pergi Naya kembali terbangun dan hendak menangis.

Sabar Van gak boleh kasar, nanti makin nangis, tambah manja. Kevan memeluk Naya sambil sesekali mencium lembut puncak kepala Naya.

Kevan tau sakitnya Naya, dia bisa merasakan hal itu. Hubungan saudara kembar itu kuat.

Terbukti dengan hatinya yang ikut nyeri saat Naya datang sambil menangis dan menubruknya tanpa bicara dan hanya terus menangis sampai kaos yang dipakai Kevan basah.

Agra tersenyum dari balik pintu. Kedua anaknya itu selalu bisa membuatnya bersemangat hanya dengan tingkah laku mereka dari yang biasa saja sampai aneh. Agra menyukai semuanya, entah itu Naya yang manja, Kevan yang suka menjahili sang adik, Naya yang absurd, atau Kevan yang pendiam tapi playboy.

"Gimana Naya mas?" Agra mencium puncak kepala Kiara.

"Gak pa-pa kok, dia lagi sama Kevan. Lagi pelukan, kamu mau dipeluk juga?" Goda Agra membuat Kiara mendengus.

"Gak kerja?"

"Nunggu istri sama anak normal dulu" Kiara mendelik. Memangnya mereka ini makhluk apa, jadi tidak normal?

"Hmmm, Ara pengen liat Naya sama Kevan" Kiara berusaha bangun, namun efek samping dari obat yang baru saja ia minum, membuat Kiara tertidur.

---

"Kana bangun dek, udah sore. Sholat ashar dulu yuk!" Kevan membangunkan Naya dengan pelan dan lembut, takutnya kalau pakai kekerasan, Naya akan merengek dan nangis-nangis lagi.

Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang