✨tiga✨

1.9K 121 4
                                    

Kevan masuk kedalam kelas.

Tahap pertama untuk mendapatkan perhatian adalah berlagak dingin dan tidak peduli dengan keadaan sekitar.

Guru pengajar sekaligus wali kelas datang ke kelas Kevan, membuat mereka langsung duduk di kursi masing-masing.

"Perkenalkan semuanya saya pak Reza. Saya wali murid kalian di sini. Untuk sekarang kita mulai perkenalan dulu" Reza mengabsen setiap muridnya. Mereka hanya perlu berdiri ketika dipanggil.

"Baiklah kalian bisa berkenalan lebih rinci lagi nanti. Sekarang kita akan pembagian struktur kelas, untuk ketua kelas bapak serahkan pada Mars, wakil kelas Tara, sekretaris Dara, dan untuk bendahara Kevan.

Kevan hanya manggut-manggut saja. Mungkin pak Reza tau latar belakang keluarga Kevan, jadi dia mempercayakan jabatan bendahara pada Kevan, dia tidak mungkin korupsi uang keluarga Daylon itu melimpah.

"Oke semuanya bapak akan serahkan tugas menata kelas atau menyusun struktur kelas yang lain lebih bersih dan rapi pada empat orang tadi. Kevan kamu bisa memulai iuran minggu depan, apapun yang kamu ingin tulis, silahkan kamu rembuk atau diskusikan dengan ketua kelas dan yang lainnya"

"Baik pak" ucap Kevan. Ia mengambil buku absen dan mulai menyalin nama-nama teman sekelasnya.

Kevan mendongak dan terkejut melihat mejanya sudah penuh dengan lautan siswi. Memang benar ternyata apa yang Naya bilang..

"Bangke pasti pernah makan magnet pas lagi pingsan ya? makanya banyak banget cewek yang ngedeketin"

"Tulisan kamu bagus" Kevan tersenyum mendapatkan pujian dari siswi cantik di sini. Sudah biasa.

"Iya bagus Van, mending kamu yang jadi sekretaris" ucap Dara, selaku sekretaris yang dipilih pak Reza tadi.

"Gue gak terlalu suka nulis kok" Kevan tertawa renyah membalas ucapan Dara.

Setelah menyalin semua daftar siswa, Kevan meletakkan kembali buku absen di depan kelas. Ia menuju Mars "Mars sebaiknya iuran buat apa aja?"

Tara dan Dara, ikutan duduk melingkar di lantai. Males nyusun meja dan narik-narik kursi.

"Gue saranin lo tanyain sama Dara, dia kan cewe tuh sekretaris lagi, biasanya tau apa aja buat kelas" usul Mars yang diangguki mereka.

"Usul gue nih kelas duduknya di pisah aja biar satu-satu, tapi ambil voting dulu. Itu buat Mars sama Tara" Mars dan Tara menurut, mereka mulai mengarahkan murid lain untuk menata ruang kelas menjadi lebih rapi sesuai usul Dara dan tadi setelah bertanya pada mereka, tanpa melakukan voting, semuanya setuju susunan meja seperti yang disarankan Dara.

"Oke kita lanjut buat iuran tadi, gue mau kelas kita rapi juga cantik, kita letakin taplak meja tapi dari kertas kado aja, belinya samaan satu kelas" Kevan mengangguk, mencatat saran Dara, nanti akan mereka lakukan voting lagi.

"Oke lanjut!"

"Beli pembersih lantai juga, SMA permata bangsa ini luarnya doang yang elit , padahal mereka pelit" Kevan terkekeh mendengar penuturan Dara yang terkesan mengejek sekolah sendiri.

"Udah itu aja, gue mau ambil sapu sama pel di Tu" Kevan mengangguk, setelah mencatat semua yang perlu dibeli, Kevan mulai menyuarakan ide Dara yang disambut baik oleh semua siswa disini, meskipun banyak siswa yang keberatan, mereka tidak bisa melawan para perempuan kelas yang lebih berkuasa.

"Iuran dimulai minggu depan semuanya. Gue harap kalian bawa uang lebih" Kevan tersenyum hangat membuat para siswi langsung mengangguk antusias.

Senyuman cowok tampan itu kek mantra.

Kevan berjalan keluar dari kelas, dia ingin mencari perempuan-perempuan yang mungkin bisa menjadi lope-lopenya lagi.

Kevan melewati kelas yang berisiknya nauzubillah, tentunya dari suara cemprengnya Kevan mengenal itu suara sang kembaran sekaligus adiknya, berkenalan saja sambil teriak dia pikir orang-orang kelas budeg.

"Bangke... Kesini!" Nahkan itu suara adik dakjal untung sayang.














Jangan lupa follow Wina komen dan taburin bintang sayang ✨🖤


Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang