✨tujuh belas✨

1.1K 84 0
                                    

Syakilla yang biasanya murah senyum dan selalu menanggapi jika Angela atau Naya bercerita kini hanya diam, mereka sudah resmi naik ke kelas sebelas.

"Aku pergi dulu, kasih aku waktu buat sendiri" Syakilla tersenyum tipis dengan mata yang masih sembab.

"La inget gue sama Naya selalu ada kalau lo mau cerita!" Syakilla mengangguk tanpa berbalik.

Syakilla menekuk wajahnya di atas lipatan tangan dengan memandang para murid baru yang memakai banyak atribut sama sepertinya dulu. Ia tersenyum melihat Angela dan Naya yang ikut berpartisipasi.

"Hai semuanya nama kakak, wah.. gak nyangka Naya jadi kakak kelas ya, ngerasa cepat banget. Ehm.. Naya ini sebenarnya bukan anggota OSIS tapi karena ke cute an milik Naya kak Vier pacar Naya yang kelewat ganteng ini bolehin Naya ikutan" Vier hanya menanggapi dengan senyuman tipis dan acakan pada rambut Naya.

"Andai aku kayak Naya, bisa ngerasain gimana romantisnya pancaran!" Gumam Syakilla yang masih bisa didengar orang di belakang yang tengah bersidekap dada sambil memasang wajah datar.

"Hai gue Angela gue sebenarnya udah naksir sama cowok, tapi lo pada sebagai cewek pastinya paham kan kalau cowok itu.. gak peka!" Semua murid baru langsung tertawa mendengar sindiran Angela pada salah satu anggota OSIS, jelas itu ditujukan oleh sang ketos, Pandu.

"Hai kak Naya sama kak Angela" sapa mereka semua yang dibalas senyuman dari Naya dan Angela.

"Kita di sini mau minta bantuan kalian" Angela menunjuk roof top, dimana Syakilla tengah menatap mereka semua.

"Dia Syakilla, ayo semangatin kak Syakilla!"

"Teriak yang kencang ikutin Naya sama Angela ya!" Ajak Naya.

"SYAKILLA YANG CANTIK JANGAN NANGIS ATAU NGERASA SENDIRI. SYAKILLA SEMANGAT!"

"KAK SYAKILLA YANG CANTIK JANGAN NANGIS ATAU NGERASA SENDIRI. KAK SYAKILLA SEMANGAT!" teriakan mereka dibalas senyuman dan anggukan dari Syakilla.

"Makasih" ucap Syakilla ikut berteriak.

Syakilla berbalik dan hampir terjungkal kebelakang saat melihat laki-laki yang ada di belakangnya "sejak kapan kamu ada di sana?" Laki-laki itu hanya tersenyum.

"Mulai sekarang gue bakalan selalu jagain lo Killa" Syakilla menggeleng.

"Kevan aku phobia laki-laki!" Tekan Syakilla yang dibalas senyuman manis dari Kevan, seketika itu juga jantung Syakilla berdegup dengan sangat kencang, hingga Naya memegangi dadanya.

"Inget pesan Naya Syakilla! Kevan itu fakboi" peringat Syakilla pada dirinya sendiri.

"Gak pa-pa, gue bakal bantu lo sembuh. Supaya lo bisa ngerasain keuwuan seperti apa yang lo liat antara Naya dan Vier" Syakilla tidak menjawab, dia melengos pergi melewati Kevan, oh my Syakilla sepertinya gila, apalagi saat mendengar lanjutan dari kalimat Kevan.

"Dan itu bareng gue!"

---

Vier terkekeh Naya terlihat sangat menggemaskan sekarang.

"Ish.. Naya pengen pergi beli ultra milk sama wafer cokelat, kak Al" rengek Naya, sedari tadi kalimat itu sudah diulang Naya lima kali dan Vier tetap kekeh pada pendiriannya untuk membelikan Naya, tidak membiarkan gadisnya kelelahan.

"Penting kertas apa Naya sih?" Vier makin mengulum senyum, astaga Vier tidak tahan.

"Naya lebih penting, ya udah yuk kita beli bareng!" Naya mengangguk antusias, Vier memang yang terbaik. Kevan saja kalah, entah kemana crocodile satu itu sekarang.

"Mau digendong?" Ini nilai plus si Vier, cowok terpeka sedunia, tentunya dunia Naya.

"Mau!" Naya naik ke punggung Vier. Diperjalanan menuju kantin sekolah. Banyak murid baru yang membicarakan tentang hubungan Naya dan Vier ada yang julid sampai mendukung.

"Itu kak Vier dewasa kalau Naya kekanakan" cibir murid baru.

"Iya, tapi kak Vier bisa melengkapi sikap Naya, mereka sama-sama beruntung" dukung murid baru yang lain.

"Andai gue yang ada diposisi Naya"

"Andai gue yang ada di posisi Vier"

"Gak cocok, Naya itu sok imut"

"Mana cocok, Vier sama Naya yang manisnya gak ketulungan"

Dan masih banyak lagi cacian dan pujian yang hanya dianggap angin lalu oleh Vier ataupun Naya.

"Mau rasa apa sayang?" Pipi Naya bersemu. Vier makin membuat Naya hilang kendali. Naya ingin berteriak kalau dia sangat, sangat menyukai Vier yang ini.

"Ish.. jangan bikin Naya malu" Vier terkekeh dan menurunkan Naya.

"Kenapa malu? Kak Al-Naya ini gak punya kekurangan" Naya tergelak, astaga di situasi seperti ini Vier masih bisa narsis.

"Iya iya deh, Naya mau yang cokelat. Wafernya juga cokelat" Vier mengangguk, ia mengambilkan banyak varian cokelat untuk, Naya dari makanan hingga minuman.

"Makasih kak Al, sayangnya Naya" Vier tersenyum dan kembali menunduk saat Naya ingin naik ke punggung Vier.

"Sama-sama Naya sayangnya Al" mereka berdua sama-sama terkekeh.

"Kak Al Naya berat gak sih? Naya kayaknya akhir-akhir ini banyak ngemil" curhat Naya yang di alas gelengan dari Vier. Ini jujur bukan bermaksud untuk sekedar membahagiakan gadisnya. Tapi sebagai orang yang selalu mengusahakan agar Naya lebih berisi, Vier merasa gagal.

Bagaimanapun ia memberi Naya makan, gadis itu tidak akan gemuk "gak Naya ringan kayak kapas"

"Aaa jadi sayang" ujar Naya menirukan suara salah satu kartun yang dia tonton di YouTube akhir-akhir ini.

"Sayang Naya juga" balas Vier.

"Kak Vier!" Vier menaikan alisnya, kenapa ada pengganggu di sini?

"Iya maaf ya kak Vier emang gitu gak nyahut suka budeg!" Ucap Naya yang sedari tadi kasihan karena Vier hanya diam sambil menggendong Naya.

"Siapa yang bilang lo boleh gabung di sini? Gue mau kak Vier, kak Vier aku suka sama kakak!"













Jangan lupa follow Wina komen tandain kalau typo dan taburin bintang sayang 🖤✨

Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang