✨enam belas ✨

1.1K 83 1
                                    

Merasa bosan karena libur sekolah seperti sekarang tidak ada yang bisa membuat Naya bahagia kecuali makanan buatan Syakilla, Naya memutuskan untuk pergi ke rumah sang sahabat.

"Kana, bangun ya Allah. Shalat nyet!" Kevan menendang Kana yang masih bergelung dengan selimut hingga bunyi sesuatu yang jatuh terdengar membuat Kevan tertawa.

"Hahaha.. rasain, makan tuh semen. mau ke rumah Syakilla gak sih?"

Mendengar nama Syakilla disebut-sebut Naya lantas menuju kamar mandi. Seperti biasanya lima menit cukup untuk perempuan ini menyelesaikan ritual mandinya.

"Nanti dulu pakai bajunya ogeb! Ya Tuhan! Sabar kan lah hambamu ini. Ganti saja Naya dengan adik baru" Kevan menunjuk jam dinding yang ada dikamar mereka.

"Ini baru jam 05.00 pagi. Syakilla mungkin lagi shalat. nah lo sebagai penggemar Syakilla, ayo sembahyang juga" Kevan menyeret Naya kembali ke kamar mandi untuk melakukan wudhu.

"Lah kok Naya sih yang nge-fans sama Syakilla, bukannya abang?" Kevan menyentil kening Naya pelan.

"Wudhu jangan banyak bacot" Naya mengangguk, mengusap keningnya yang disentil sang abang tadi lalu mulai melaksanakan wudhu, mereka shalat bersama.

Paginya Arga dan Kiara kompak cekikikan melihat Naya tertidur diperut Kevan dengan Kevan yang menutupi mata dengan punggung tangan, mereka tertidur setelah melaksanakan kewajiban bersama.

"Naya bangun sayang, kasian abang kamu di rebahin kayak gitu" Agra mengangkat Naya, namun perempuan itu enggan untuk bangun, Naya memeluk Kevan dan tidur di tangan Kevan yang bebas.

"Kevan bangun Syakilla datang" Kevan langsung bangun diikuti Naya yang masih bergelayutan di leher sang kakak.

"Naya bangun ada Vier!" Naya langsung membuka mata. Keduanya kompak mengerucutkan bibir karena Agra dan Kiara kompak membohongi mereka.

"Syalan" gumam Kevan. Naya mengerutkan kening.

"Abang ngomong kasar ish.. gak suka" Kevan mengangkat bahu acuh, ia pergi ke kamar mandi setelah orangtuanya pergi, diikuti Naya yang juga masuk kedalam kamar mandinya.

Naya memakai kaos oblong diikuti Kevan yang juga memakai baju yang sama bertuliskan Ken-Nay berwarna hitam, untuk bawahan Naya memakai celana bahan berwarna hitam dan Kevan memakai celana bahan berwarna putih.

"Gaskeun bang!" Mereka terkekeh bersama. Kevan menggendong Naya seperti biasa menuruni tangga, itung-itung olahraga.

"Bang!"

"Paan nyet?"

"Abang suka gak sama Syakilla?" Kevan terdiam dan menggeleng ragu.

"Ngapain gue suka sama cewek kayak dia. Syakilla itu bukan selera gue, cewek hijaban kayak dia itu sama sekali gak pernah ada di daftar lope-lope Kevandra.

Naya turun dari bahu Kevan, mereka makan bersama, dengan Naya yang di suapi oleh Kevan.

"Gak boleh ngomong gitu sama Syakilla!"

"Iya iya"

"Syakilla itu pinter masak, pinter semuanya deh. Awas ya bangke suka sama Syakilla" Kevan mengangguk dan terus menyuapi Naya.

"Assalamualaikum ma pa" Kevan menyalami tangan kedua orangtuanya, diikuti Naya. Tapi perempuan ini lebih lama, bonus katanya.

"Kenapa sayang?"

"Minta duit!" Ujar Naya menengadahkan tangan pada Agra yang tersenyum dan mencium puncak kepala Naya lembut.

"Sayang, bukannya papa suruh abang kamu yang kasih uang?" Naya melirik sang abang yang sedang menunggu di motor dan berbisik pada ayahnya.

"Pa,  bangke itu jajanin Naya itu pelit banget. Dia lebih milih jajanin lope-lope nya daripada Naya" Agra berkacak pinggang didepan Kevan dan menjewer telinga anaknya satu ini.

"Kamu ini bisa gak sih manage keuangan malah jajanin pacar-pacar kamu yang gak kehitung itu!" Kevan melirik Naya yang senyam-senyum tidak jelas.

"Pa, Kevan bisa jelasin semuanya"

"Gak ada! Mulai hari ini keuangan kembali mama kamu yang atur, papa bakalan pergi ke new York, untuk menemui nenek dan kakek kamu"

---

"Jangan marah bang!" Kevan tidak menjawab, mereka sampai di rumah Syakilla dan melihat iring-iringan pembawa bunga-bunga dan lain sebagainya dengan baju yang bernuansa islami.

"Permisi bu ada apa ya?" Kevan memberhentikan salah satu ibu-ibu yang membawa kresek ditangannya.

"Itu dek ada acara pemakaman di sini"

"Maaf siapa ?"

"Ibunya Syakilla dan ayahnya, kecelakaan karena pengemudi mengantuk" papar ibu tersebut membuat Kevan dan Naya langsung pergi ke rumah Syakilla, di sana Syakilla memegang buku Yasin dengan kerudung yang acak-acakan dan air mata yang terus menetes.

"Syakilla" seru Naya langsung memeluk Syakilla.

"Nay.. hiks.. aku androphobia, untuk terakhir kalinya aku gak bisa cium dan nyentuh ayah aku jahat gak Nay?" Naya menggeleng dia memeluk Syakilla yang terus terisak.

"Syakilla!" Naya dan Syakilla serta semua yang ada di sana kompak menoleh, Angela datang ikut dalam pelukan hangat mereka bertiga.

"Gak papa La, semuanya bakalan baik-baik aja"

"Gak papa La, semuanya bakalan baik-baik aja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syakilla Azzahra


Jangan lupa follow Wina komen tandain kalau typo dan taburin bintang sayang 🖤✨

Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang