✨ enam ✨

1.5K 105 1
                                    

Setelah mengantarkan Syakilla ke UKS dengan Angela tadi, dibantu Aiden dan Cavan, Naya menuju kelas sang abang.

"Bangke!!" Teriak Naya tidak mempedulikan ada guru pengajar atau tidak.

Kevan permisi pada guru pengajar dan memeluk sang adik, menyapu air mata dan mengecup kelopak mata serta kening Naya "kenapa lagi hmm?"

"Itu hiks.. gara-gara bangke.. sahabat Naya pingsan!" Kevan permisi lagi kedalam kelas sebelum mengikuti sang adik yang membawanya ke UKS.

"Kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Kevan pada dokter yang bertugas di sini. SMA permata bangsa memang menyewa dokter khusus untuk para muridnya.

"Sebentar saya sudah memanggilkan orang tua Syakilla. Kalau dia tidak sadarkan diri seperti ini sangat sulit untuk mengetahui apa yang terjadi karena dia tidak bisa ditanyakan apa-apa" jelas dokter wanita tersebut.

Kevan mengangguk, mengamati wajah Syakilla yang tidak terlalu berisi namun tetap cantik dengan balutan hijabnya. Beda tipis dengan Naya bedanya Naya lebih pendek.

Beberapa lama kemudian orang tua Syakilla datang

"maaf anak saya kenapa?" Tanya ayah Syakilla panik.

"Dia pingsan saat dikelas"

"Apa ada laki-laki yang menyentuhnya?" Kevan menunjuk dirinya sendiri.

"Saya tadi pak, tidak sengaja tertabrak putri bapak saat di koridor" ayah Syakilla menghela nafas kasar.

"Anak saya itu penderita Androphobia atau phobia terhadap laki-laki. Syakilla sangat anti dengan laki-laki, ia bisa mengendalikan phobia nya dalam batas hanya melihat laki-laki saja, kalau sampai bersentuhan atau bersalaman saja Syakilla akan seperti ini. Bahkan dia tidak pernah bersalaman dengan ayahnya sendiri" papar ibu Syakilla sedih.

"Maafkan saya bu pak, ini semua salah saya" Kevan menunduk, merasa sangat bersalah walaupun ia tidak tahu kalau Syakilla pengidap Androphobia seperti yang dikatakan oleh orang tua Syakilla.

"Ini semua bukan salah kamu, tapi laki-laki bejat itu" geram ayah Syakilla.

Mereka berdua kembali karena ada pekerjaan dan sudah bisa meninggalkan Syakilla karena siswi itu sudah bangun "Syakilla gak pa-pa kan?" Naya memeluk Syakilla, diikuti Angela.

"Aku gak pa-pa" ujar Syakilla lemah.

"Syakilla gue minta maaf ya" Syakilla menoleh pada Kevan dan hanya mengangguk dingin sebagai balasan.

Buset, gak ada sejarahnya seorang Kevan diginiin, harga diri gue. Batin Kevan lalu meninggalkan ruangan.

"Syakilla maafin abang Kevan ya!" Sekali lagi Naya meminta maaf, atas nama Kevan, Syakilla tersenyum getir dan mengangguk.

"Aku bakal cerita sama kalian nanti, aku tau kalian penasaran" Syakilla memeluk kedua sahabatnya lagi, Syakilla dipapah oleh Naya dan Angela kedalam kelas. Perempuan berjilbab itu kekeh untuk belajar.

---

Mars terlonjak kaget saat seorang siswi menepuk pundaknya, ia sedang memperhatikan suasana kelas yang sedang mengatur taplak meja dan posisinya membelakangi pintu jadi dia tidak tahu ada siapa dibelakang.

"Naya! Nama kamu?" Ujar Naya mengulurkan tangannya.

"Mars, ngapain kesini?"

"Buset Naya diusir nih?" Ucap naya terlihat sedih mendengar nada bicara Mars yang lumayan ketus.

"Eh.. maaf gue emang gitu, ada perlu apa ke sini?"

"Bangke ada?" Naya tertawa ngakak melihat ekspresi bingung Mars, laki-laki itu baginya sangat lucu "Maksudnya bang Kevan!" Ralat Naya.

"Kevan ada yang nyariin" Kevan mengangguk, tadi baru saja mereka melakukan iuran sama dengan kelas Naya. Karena Naya tidak suka ribet, dia ingin membayar iuran sebulan sekali.

"Ngapa nyet?"

"Siapa Van?" Tanya Mars penasaran, kenapa orang secantik Naya dipanggil monyet?

"Kembaran gue"

"Pantesan mirip" Mars masuk kelas membiarkan Kevan berbicara dengan Naya.

"Minta duit bang, oh ya bang disini jadi apa?"

Kevan memberikan uang seratus ribu dari dalam dompet "cukup kan, gue jadi bendahara lo?" Naya nyengir dan menggeleng.

"Oh sama kaya Syakilla, Naya gak dapet apa-apa" Naya ngacir setelah mendapatkan uang ia kembali kekelas.

Naya berjalan sendiri keluar kelas, susah memang mempunyai teman yang sibuk, mereka lebih memilih tugas kelas daripada dirinya. Nangis aja Na.

"Bang mau kemana?" Naya memerintili sang abang, melepas tas Kevan dan memasangnya di bahu sebelah kiri karena bahu sebelah kanan ia gunakan untuk membawa tasnya. Kevan menunduk, sudah tahu Naya minta digendong.

"Gue mau ke ruang OSIS, daftar jadi anggota" bangga Kevan menunjukkan lembar formulir, Naya sudah ditawari tapi alasannya...

"Ngapain ikut begituan? Naya gak bakat, mending ngemil cokelat"  usai berbicara seperti itu, Naya akan makan cokelat beneran. Lebih tepatnya wafer coklat atau Milo bubuk.

Sesampainya di sana Naya langsung memegang ujung seragam sang kakak dan mengekor dibelakang. Ia melambaikan tangan pada Vier yang sedang mengerjakan dokumen yang Naya tidak paham apa itu.

"Bang Vier ngapain?" Naya duduk di samping Vier melihat Vier sedang melakukan aksi coret-coret kertas, bedanya tulisan Vier sangat rapi.

"Lagi ngajuin ide buat rapat nanti"

"Naya gue udah selesai yuk balik" Naya cemberut, Kevan adalah kembaran yang peka sebenarnya, namun lebih senang membuat Naya kesal.

Jari tengah buat lo bang,awas gue bales . Naya mengancam lewat pandangan mata, Kevan hanya tertawa menanggapi.








Semoga betah🌿
Jangan lupa follow Wina komen dan taburin bintang sayang ✨🖤

Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang