✨delapan belas✨

1.1K 84 1
                                    

Tepukan di bahunya, membuat Syakilla melepaskan earphone yang dia pakai dan mendongak, otak Syakilla loading "kenapa aku gak pingsan?" Gumam Syakilla saat melihat wajah tampan Kevan, astaga laki-laki ini minta di ruqyah, sepertinya terlalu banyak memasang jampi-jampi, hingga Syakilla juga terkena cipratan terpana dengan wajah tampan miliknya.

"Ya karena lo jodoh gue" sahut Kevan enteng, laki-laki itu duduk di samping Syakilla. Ia menyuruh beberapa bodyguard untuk masuk sambil meletakkan nampan berisi nasi goreng untuk Syakilla.

"Makan Killa! Gue gak mau lo sakit" titah Kevan tak terbantahkan, bahkan Syakilla tidak bisa menolak. Ia menurut dan langsung memakan apa yang dibawakan oleh bodyguard Kevan.

"Makasih" ucap Syakilla setelah dia selesai makan.

Dapat Syakilla lihat, dari tadi wajah Kevan tak lepas memandangi wajahnya, apa Syakilla kegeeran?

"Ada nasi yang nempel di muka aku Van?" Kevan menggeleng.

"Gak ada, lo cantik" Syakilla membatu, astaga iman Syakilla goyah.

"Hmm" dehem Syakilla berusaha tidak terlihat gugup.

"Amejing tampang muslimah sejati, ternyata luarnya doang. Dalamnya munafik, suka sama cowok juga. Mana pacar orang lagi" telinga Syakilla panas. Sejujurnya Syakilla memakai jilbab bukan karena keinginannya, tapi di suruh ibu dan ayahnya untuk melindungi Syakilla dari laki-laki.

Contohnya Syakilla bisa membuat laki-laki menjauh saat melihatnya, karena hijab yang dia pakai. Itu membuat Syakilla merasa kalau phobia yang dia derita tidak akan terjadi.

"Kevan jauhin aku!" Syakilla menatap Kevan nyalang.

"Gak usah di dengerin Killa, itu cuma gosip" Syakilla tidak peduli, perempuan berjilbab itu menyerahkan piring milik Kevan dan menyuruh Kevan untuk menjauh.

"Jangan ganggu aku Van, aku mau sendiri"

Syakilla berjalan keluar kelas, tidak mempedulikan panggilan dari Kevan.

"Ckkk, kenapa gak pesantren aja sih" Syakilla membeku sebentar, dia menarik nafas lalu berjalan ke luar, taman.

"Argh... Aku mau kayak Naya dan Angela hidup mereka kok bahagia banget, aku mau lepas hijab aja" Syakilla menutup matanya yang tengah berair, berteriak senyaring-nyaringnya agar semua yang sedang mengganjal di hatinya hilang.

"Sya sekarang lo tanggung jawab gue, lo kenapa gak bahagia?" Syakilla mengusap air matanya dan menatap Pandu datar.

"Gak usah sok deket sama aku kak, aku gak mau ada masalah sama yang aku baca dulu!" Lirih Syakilla, pandangannya fokus kedepan.

"Bukannya gitu, gue keluarga lo, inget lo bisa cerita kalau semisal butuh dana atau apapun itu" Syakilla mengangguk.

•••

"Bucin tross!" Cibir Kevan melihat Naya sedang guling-guling di ranjang dengan tawa cekikikan yang membuat telinga Kevan tuli.

"Biarin emang lo gak pernah bucin" Kevan menaikan alisnya, Naya sepertinya telah kembali menjadi Naya yang sama setelah satu tahun yang lalu, panggilan lo gue nya kembali lagi.

"Kana!" Naya menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Ngapain sih?" Tanya Kevan yang dibalas dengan angkatan bahu acuh dari Naya, Kevan mendengus dan lebih memilih keluar. Ngapelin salah satu lope-lopenya.

Sementara itu Naya masih tertawa sampai perutnya sakit karena Vier.

KAK ALavyunya Naya 🖤
|| Naya udh tidur?

Normal twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang