1

8.1K 444 49
                                    

Seorang gadis mengempalkan tangannya kuat kala melihat seorang gadis lain turun dari motor lelaki yang dicintainya. Berani sekali ia duduk di jok belakang yang setiap pagi ia duduki.

Sejenak ia mengatur deru napasnya yang memburu. Sorotan mata kecemburuan tidak bisa ia sembunyikan. Udara disekitarnya tak terasa. Semua terasa sempit.

"Pagi Lea!!" sapa seseorang dari belakang sambil menepuk bahunya.

Gadis ini enggan menoleh untuk tahu siapa yang menyapanya, pandangannya masih saja menatap dua orang yang tengah berjalan ke arahnya. Tepat di depannya, disitu pulalah tatapan matanya bertemu dengan lelaki itu.

"Eh ada Lea.. Pagi!!" sapa gadis itu sambil meraih tangan Daffa untuk di genggamnya. Hal ini ia sengaja lakukan.

Lelaki yang bernama Daffa itu hanya menatap Alea sebentar yang kemudian melanjutkan langkah kakinya bersama gadis yang berada di genggamannya.

"Le, sabar ya." Salah satu dari orang yang menyapanya kini berusaha menenangkannya.

"Duduk dulu!!" Ifa menarik tangan Alea untuk duduk di bangku panjang yang berada di koridor sekolah.

Alea Brichia hanya menurut saja kala tangannya ditarik oleh sahabatnya. Pandangan gadis ini kosong. Kedua sahabatnya Aifa Ranatasya dan Arsyana Larasati hanya berpandangan satu sama lain. Mereka bingung harus berbuat apa jika sudah melihat Alea seperti ini.

"Kenapa harus gue sih kenapa?" Alea menjambak rambutnya sendiri frustasi.

Dengan gerakan cepat Yana menghentikan aksi sahabatnya. Karena ia tahu, jika dibiarkan hal ini akan menyakiti dirinya sendiri. Yana menarik tubuh Alea ke dalam pelukannya. Membiarkan sahabatnya menumpahkan segala rasa yang ia pendam selama ini.

"Na, seburuk itukah gue? Sampai sampai si Dafa selingkuh?" tanya Alea mendongakkan wajahnya yang berlinang air mata.

"Seorang ratu nggak pantas bersanding dengan prajurit. Udah ya jangan nangis, lo kuat Le!!" Yana mengusap sisa air mata yang membasahi pipi Alea.

"Apa dia pikir 3 tahun itu waktu yang sebentar?" tanyanya terisak sambil menutup wajahnya.

"Le udah, nggak enak di lihatin banyak orang. Kita masuk ke kelas aja yuk," ajak Ifa lembut.

Ya, semenjak Alea menangis banyak orang yang berlalu lalang menatap gadis ini.

Dengan langkah gontai gadis ini mengikuti langkah sahabatnya untuk masuk ke dalam kelas.

Alea Brichia seorang gadis berparas cantik dengan segala kecerdasannya kini duduk di bangku kelas XI MIA 1. Kehidupannya selalu berwarna bak pelangi, ia tidak pernah mengenal air mata di garis kehidupannya sebelum lelaki yang ia cintai melakukan kesalahan ini. Semenjak itu pulalah gadis yang periang ini seringkali menjadi pendiam, bahkan tanpa sebab pun gadis ini kerap kali menangis di dalam kelas sewaktu pelajaran.

Daffa Renaldi. Lelaki yang bernotaben sebagai ketua OSIS di SMA Aksara Bangsa ini selalu menjadi incaran para gadis cantik. Daffa menjalin hubungan dengan Alea semenjak kelas 2 SMP hingga suatu ketika ia harus memutuskan hubungan itu dan lebih memilih bersama gadis yang lain.

Arsyana Larasati dan Aifa Ranatasya. Jangan tanya siapa mereka, karena jawabannya adalah mereka orang yang sangat berarti di hidup Alea. Tanpa keduanya mungkin Alea tidak bisa setegar ini. Benar memang, kekuatan terbesarmu ada disekitarmu.

Ketiganya bersahabat semenjak masuk ke SMA Aksara Bangsa. Mungkin umur persahabatan mereka bisa dikatakan baru seumur jagung, namun hal itu tidak menjadi patokan bagi mereka. Nyatanya hubungan mereka sudah sedekat nadi. Ketiganya selalu ada untuk siapapun yang membutuhkan.

ANONYMOUS CHATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang