Unbelievable Man

4.6K 374 2
                                    

Suka cerita ini? Follow aku donk sebagai dukungan! Terima kasih 💚💚
*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Lilianne pov

Kupingku berdenging saat mendengar nama itu.

Oetama..

Jantungku langsung berdetak tak karuan. Aku merasa mendadak tuli. Pria ini anak bossku??

"Aku anak kedua Yudhian Oetama."

Rasanya waktu terhenti saat itu. Dia anaknya bos-bosku!! Ya Tuhan...

Tidak tidak.. aku tidak boleh berteman dengannya. Aku beranjak bangun dan Tino segera menahan lenganku.

"Something wrong?"

"Y..ya!! Aku ga bisa berteman sama kamu. K..kamu anak bosku!! Kita...." Suaraku mencicit mendadak panik melihat sekelilingku takut ada yang melihat kami.

"Lil please.. aku ga akan bilang kalau tau reaksi kamu kayak gini.."

Dia terlihat kecewa dan aku sedikit merasa bersalah. Aku kembali duduk dan menutup wajahku.

Astaga, apa yang aku lakukan? Ternyata dia anak konglomerat. Dan dengan berani aku tidur sama dia.

Ya Tuhan!! Aku meremas tali tasku.

"Lil.."

Tino menatapku dengan wajah memelas.

"Aku harap ga ada yang berubah setelah ini. Aku hanya menyandang nama keluargaku dan ga ada maksud untuk menutupi. Tapi aku sungguh-sungguh saat melamar kerja di kantor Oom Yogie dan sekarang aku sungguh-sungguh ingin dekat sama kamu."

Aku masih terdiam. Aku tidak tau harus bilang apa.

"Lil, kamu percaya aku kan?"

Lagi.. Kalimat itu seperti mantra. Aku memang belum mengenal Tino lebih jauh tapi hatiku mengatakan kalau dia pria baik. Tapi tidak, aku tidak boleh sampai jatuh dalam pesonanya. Aku harus menguburkan rasa tertarik yang beberapa minggu ini aku rasakan.

Hanya sebatas teman. Ingat itu Lil!!

Aku mengangguk ragu dan melihat dia bernapas lega. "Thankyou babe.."

Panggilan itu membuat hatiku hangat tapi sisi lain otakku bilang jangan sampai terlena lebih jauh.

"Kenapa kamu melamar sebagai staff? Padahal kan kamu bisa minta jabatan apa saja?"

Makanan kami datang dan dia menyesap wine sesaat.

"Aku ada sedikit permasalahan dengan Papaku. Dan anggap saja aku melakukan pembuktian diri pada Papaku bahwa aku bisa berdiri meraih apa yang aku mau tanpa embel-embel Oetama."

Aku manggut-manggut. Masuk akal, aku pernah membaca beberapa novel tentang anak yang terkesan membangkang pada keluarga padahal dia hanya ingin menunjukkan bahwa nama keluarga tidak selalu memberikan kemudahan dalam segala hal dan baru kali ini aku menemukan kisah itu di kehidupan nyata.

"Aku dan Jarvis punya beberapa gerai kopi. Coffe Dude. Pernah denger?"

"Ya ampun, itu kopi yang sering kami pesan di kantor. Aku suka hazelnut latte brown sugarnya."

Dia tersenyum bangga. "Mulai besok aku bawain buat kamu tiap hari."

Aku terdiam beberapa saat, menimbang-nimbang apakah aku harus bertanya tentang hal yang mengganjal di benakku sedari tadi.

"Kalau mau tanya sesuatu tanya aja.." Tino menatapku lembut, seolah dia bisa membaca pikiranku.

"Mmm... Kenapa kamu bisa jatuh cinta sama aku?"

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang