Manipulated

2.9K 244 3
                                    

..............Mature content.............
Yang kurang sreg silahkan skip ya...
***************************************

Lilianne POV

Tubuhku terasa lemas saat pria itu memapahku entah kemana. Mulutku seolah terkunci tidak bisa berkata-kata ataupun berteriak. Padahal sedari tadi aku berpapasan dengan banyak orang.

Entah apa yang pria lucknut ini masukan dalam makananku, yang pasti reaksinya lebih parah dari pada obat perangsang yang tempo lalu pernah dicekoki ke mulutku oleh pria kumis jahat. Aku tidak berdaya dan hanya menurut.

Aku sudah ingin menangis tapi tenggorokanku seolah tercekat. Bersuara pun aku tidak bisa. Saat aku dipaksa masuk kedalam mobilnya, tubuhku hanya menurut dan pasrah. Aku memejamkan mata mencoba mengumpulkan sisa tenaga, tapi aku tidak bisa apa-apa. Seolah ada sesuatu yang menggerogoti tiap sel didalam tubuhku, membuat saraf-sarafku lemah tak berdaya. Aku terkulai seolah tidak sadarkan diri.

Entah pria itu membawaku kemana, kepalaku berputar tidak jelas melihat jalanan. Lalu mobil itu terhenti ditempat gelap, kemudian dia menarikku turun. Aku hanya merasa berjalan dan terus berjalan, melewati lorong setelah kami keluar lift entah dimana. Pandanganku kabur.

Tuhan, apa yang akan terjadi padaku?

Napasku memburu, tubuhku luar biasa bergejolak. Dan aku tidak kuasa menolak saat tangan pria itu terus mendekapku. Tanpa sadar aku terpejam, suara klik pintu membuat mataku terbuka dengan susah payah.

Wajah Varell terlihat buram saat dia mendudukanku dipinggir ranjang.

"Lilianne, kamu mengerti apa yang akan aku lakukan kan? Jangan menolak." Sahutnya pelan, aku melihat sudut bibirnya terangkat.

Aku ingin menamparnya, tapi dia menangkap tanganku dan malah mengecupi telapak tanganku. Anehnya tubuhku bertindak tidak sesuai dengan pikiranku yang terus menolak. Aku malah membiarkan pria itu lanjut mengecup disepanjang lengan bagian dalamku, hingga leher dan akhirnya bibir kami bertemu.

Mataku terpejam dan aku menangis dalam hati, meminta maaf pada Tino yang aku khianati malam ini karena tidak kuasa menolak. Aku memejamkan mata enggan melihat mimpi buruk yang akan menimpaku. Aku merasa ingin mati saja daripada melakukan hal ini dengan pria lain selain Tino.

"Lil.."

Kudukku merinding saat namaku dipanggil. Anehnya suara pria itu berubah menjadi suara Tino, aku membuka mata perlahan dan terbelalak saat melihat kini Tino yang berdiri dihadapanku.

Astaga! Aku pasti sudah gila, obat itu membuatku berhalusinasi hebat!!

Dia menatapku, dia menyentuh pipiku dan mengusapnya lembut membuat aku terlena, mulutku terbuka seolah sentuhannya bisa memberikan oksigen untukku bernapas.

"Aku akan lakuin apa saja supaya kamu ga tersiksa oke?"

Batinku menolak, tapi kepalaku mengangguk. Pria itu mendekat kemudian mengecup bibirku sekali, dia seolah menunggi reaksi dariku dan tanpa sadar aku menahan kepalanya agar kembali menyatukan bibir kami. Aku malah yang menelengkan kepalaku agar bisa menciumnya lebih dalam.

Sumpah, bibir Varell rasanya seperti bibir Tino! Apa karena mereka adik kakak jadi terasa sama??

Aku menengadah saat dia mencium leherku dan menghisapnya membuat aku mendesah gelisah. Tubuhku terangkat dan kakiku melingkar di pinggangnya saat kami setengah berdiri ditengah ranjang.

Aku terengah saat pria itu membuka kemejaku, dengan mudah melepas bagian atas tubuhku dan langsung mengulum payudaraku. Jari kakiku menegang merasa sengatan merambat ke pangkal pahaku, aku bergerak gelisah ingin apapun yang ada dibalik celananya, tonjolan yang mulai bangkit itu menempel dan memuaskan dengan cara yang aku inginkan.

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang