Starting The End

7.3K 318 10
                                    

Author POV

Valentino menarik napas dalam sebelum melangkah masuk ke rumah orangtuanya. Dia memenuhi permintaan ayahnya tadi pagi untuk datang makan siang bersama. Valentino tidak mau menghindar lagi, masa tegang selama 3hari kemarin dirasa sudah cukup untuk menetralkan kebenciannya pada sang kakak yang hampir mencelakai Lilianne dan calon bayinya.

Valentino dan Lilianne langsung memeriksakan kandungan wanita itu keesokan harinya, takut terkena efek samping akibat obat perangsang. Untungnya jabang bayi mereka kuat, tidak ada masalah apapun walau Lilianne suka mengalami nyeri perut. Dokter bilang itu akibat kekosongan rahim Lilianne cukup lama sejak terakhir dia hamil menyebabkan rahimnya sedikit kaget untuk beradaptasi. Usia kandungannya masuk 6minggu.

Sebenarnya Lilianne sudah mulai curiga sejak napsu makannya meningkat, tapi dia berpikir belum tentu karena hamil, dia merasa memang kebetulan hormonnya memasuki usia jelang 40tahun jadi sedikit berubah. Tapi saat kejadian itu, Lilianne baru menyadari kalau dia sudah terlambat 8hari saat makan malam dengan Varell tempo lalu, dia ke toilet dan tanpa sengaja menatap poster tentang kehamilan dibalik pintu toilet.

Untungnya tidak ada gangguan apapun dari pengaruh obat laknat itu, membuat Lilianne yang diliputi rasa bersalah menjadi lega luar biasa.

Kembali lagi ke Valentino yang sedang berjalan menuju ruang makan keluarganya, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Papanya.

"Semua salah Dad.."

Valentino terdiam dibalik dinding, dia menyenderkan kepalanya sambil memejamkan mata. Kalimat itu yang ditunggu olehnya setelah sekian lama tapi entah mengapa bukannya merasa puas, pria itu malah sedih saat mendengarnya terlontar langsung dari bibir pria paruh baya tegas itu. Valentino yakin harga diri Ayahnya dikubur dalam-dalam demi mengatakan itu.

"Semua salah Dad yang terlalu mengatur kehidupan kamu dan adikmu. Dan terlalu mengikuti didikan kakek kalian."

"Heh.. baru sadar sekarang pak tua? Terlambat!" Suara sinis Varell terdengar.

"Varell!!" Tegur Mamanya.

Membuat Valentino akhirnya menampakkan diri, bagaimanapun dia tidak boleh membiarkan Varell bicara seenaknya.

"Nah adikku yang selalu lebih berharga, apakah kamu dengar ucapan Ayah kita tadi? Beliau mengakui kalau semua yang terjadi adalah kesalahannya." Varell bersidekap.

Valentino tidak habis pikir bagaimana sang kakak tidak sedikitpun merasa menyesal atas kejadian kemarin.

"Lalu apa?" Sahut Valentino membuat Varell mengerutkan dahinya. "Katakan padaku, apa dengan didikan Dad lantas membuatmu menjadi bodoh, manusia gagal, atau berotak dungu?"

"Valentino!" Valerie mencoba menghindari kemungkinan jika kedua anaknya menjadi berseteru.

"Kak, setiap orangtua hanya ingin anaknya berhasil. Cuma mungkin cara Dad, bisa dikatakan sedikit keras. Tapi bukankah kamu juga bisa memilih ingin menjadi manusia seperti apa? Dan Dad mendidikmu luar biasa baik, lihat orang-orang diluar sana. Selama ini kak Varell menjalankan perusahaan dengan baik kan? Lalu mengapa langsung berubah pikiran hanya karena satu pengakuan?"

Varell tercengang, raut mukanya berubah.

"Seharusnya dalam hal ini yang paling dirugikan adalah aku, kakak berselingkuh dengan Maria, apapun itu alasannya intinya kalian berdua mengkhianatiku, lalu Dad mengusirku karena aku tidak ingin ambil bagian dalam perusahaan, lalu Mom yang menutupi semua keburukanmu sehingga aku tidak terpikir kalau justru kakak lah yang menyebabkan kesengsaraanku. Kakaklah yang paling di untungkan disini. Ga merasa?"

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang