He and Him

4.5K 353 1
                                    

Lilianne pov

Aku tidak bisa memejamkan mata semalaman setelah tiba dari Jogja. Tidak pernah terpikir bahwa aku akan bertemu lagi dengan pria itu.

Flashback On

"Lian.."

"Thomas". Pria itu terheran menatap kami berdua. Aku tau dia pasti menebak apa yang telah kami lakukan, noda lipstikku menempel di bibir Tino, gairah pria itu juga dapat aku lihat dengan jelas menonjol di balik celananya. Dan tanpa sadar aku merapatkan tubuhku padanya.

"Hai.. apa kabar? Aku ga sangka akan ketemu kamu disini." Thomas mengulurkan tangan dan aku menjabatnya.

"I..iya.." Thomas menatap Tino. "No, ini Thomas, papanya Liv. Ini Tino, mmm..." aku mengenalkan mereka dan terbingung dengan status Tino, apa dia akan tersinggung kalau aku bilang bahwa kami teman sedangkan teman tidak ada yang berciuman dengan menggebu seperti tadi.

"Tino, kekasih Lilianne." Suara Tino membuat mata kami bertemu dan dia tersenyum simpul. Satu tangannya melingkar dipinggangku dan meremasnya pelan. Mereka berjabat tangan.

"Lian, apa kamu menginap disini?"

Aku hanya mengangguk. "Ada acara kantor. Besok aku sudah kembali."

"Sorry apa aku boleh bicara dengannya sebentar?" Thomas menatap Tino.

Tanpa sadar aku terpaku. Aku hanya bisa mendengar suara Tino. "Besok pagi kami akan sarapan dibawah. Besok saja. Hari ini Lilianne sudah cukup lelah."

Thomas mengangkat kedua tangannya. "Maaf mengganggu waktu kalian."

Tino menarikku menjauh dan aku masih bisa melihat Thomas memperhatikan kami.

Keesokan paginya Thomas sudah menungguku di depan ruang makan. Aku dan Tino sengaja turun agak siang untuk sarapan setelah Keira mengabarkan bahwa yang lain sudah selesai sarapan. Tino bersikeras mengantarku, dia bilang akan duduk jauh dan tidak mau membiarkanku sendiri.

"Apa kabar Lian?"

"Baik. Kamu?"

Dia mengangguk. "Jadi sekarang kamu punya pacar? Tapi apa dia tidak terlalu muda?" Ada nada menyindir dalam suaranya.

"Bukan urusanmu. Mau bicara apa?" Aku memalingkan wajah melihat Tino yang sedang minum kopi di meja lain dan memperhatikan kami.

"Apa kabarnya Olivia? Apakah dia tumbuh dengan baik?"

"Ya, tentu dia tumbuh dengan baik. Dia dikelilingi orang yang sayang padanya." Aku menjawab acuh.

"Bolehkah aku ketemu dia?"

Aku menatap Thomas. "Untuk apa?"

"Dia anakku Lian. Aku berhak ketemu dia."

Aku tertawa. "Setelah hampir sepuluh tahun kamu tidak ada dan sekarang kamu merasa berhak? Huh.." aku bangkit berdiri. "Aku ga akan pernah membiarkan kamu ketemu anakku."

"Tapi dia juga anakku Lian!" Thomas menahan lenganku.

"Lepas!" Aku berbisik karena beberapa orang mulai memperhatikan kami.

"Aku akan terus berusaha sampai bisa bertemu Olivia. Jangan membuatku mengambilnya paksa dari kamu, Lian."

Ucapan pelan pria itu membuat tubuhku bergetar. Dia akan mengambil Liv? Tubuhku limbung dan Tino sudah menangkapku.

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang