Meet the Parents

3.5K 300 1
                                    

Lilianne pov

"Mom, Dad, ini Lilianne, tunanganku..."

Suara Tino menggema di telingaku. Kedua pasangan paruh baya itu membelalak tidak percaya menatapku. Tetapi aku dapat melihat papa Tino berusaha bersikap datar.

"Halo.. Om, tante, saya Lilianne." Aku menjabat tangan pasangan itu. "Selamat ulang tahun tante..."

Wanita paruh baya itu tersenyum tulus menatapku. "Terima kasih. Dan kenapa kamu baru kasi tau sekarang Valentino?" Mamanya menuntut penjelasan walau wajahnya masih tersenyum lebar.

"Sorry Mom.. semuanya terjadi... tiba-tiba dan aku belum sempet kasi tau Mom. I'm sorry." Tino menerima jeweran dan kami tertawa. Aku melihat papa Tino beranjak menjauh. Sepetinya bukan awal yang baik. Sikap pria paruh baya itu berbanding terbalik dengan istrinya. Apa dia tidak menyukaiku?

Tino mengajaku ke sudut ruangan menikmati kue kecil. Jarvis menghampiri kami dan berbincang. Beberapa pasang mata melirik ke arahku. Aku tau malam ini aku akan menjadi pusat perhatian karena anaknya yang punya acara membawa kekasih.. wait.. tunangannya. Tino tidak segan menggunakan sebutan itu saat banyak orang menyapa kami.

Saat acara tiup lilin Tino menarikku mendekat ke depan dan semua tamu yang hadir semakain penasaran padaku. Apa aku harus merasa bangga? Entahlah, aku lebih merasa tidak nyaman.

Mama Tino sangat baik, beliau mengajakku duduk dengannya.

"Jadi dari mana kalian kenal?" Tanyanya.

"Mom.. next time maybe kalau aku kerumah Mom, Mom boleh tanya apa saja." Sahut Tino.

Wanita itu menggeleng. "Kamu mau bikin mama ga bisa tidur karena penasaran hah??"

Aku tersenyum kecil. "Kami sekantor Tante."

Mamanya menatap Tino bingung. "Sekantor? Kamu kerja dimana?"

"Di kantor oom Yogie, Mom, and please jangan bilang Dad."

Valerie tampak berpikir sejenak lalu mengangguk. Pandangannya jatuh ke tanganku. "So, when the wedding day? Mom harus persiapkan banyak hal." Dia tidak ragu mengangkat jariku yang tersemat cincin berlian yang Tino beri dan aku sedikit merasa kaget. "It's beautiful Honey.."

Tino tersenyum bangga. "Soon, Mom. Aku udah ga sabar pengen secepatnya menikahi Lilianne." Tino menatapku penuh kehangatan.

"Ow... sepertinya anakku benar-benar jatuh cinta ya.." Valerie tersenyum senang. "Kamu perlu apa Nak? Jangan ragu bilang sama tante."

Aku menggeleng. "Maaf tante aku ga mau tante repot. Lagipula kami belum membahas konsep pernikahan kami. Yang pasti sederhana."

Valerie menatap Tino bingung. Tapi pria itu mengelus tangan Mamanya. "Mom, aku ikut apa kata Lilianne. Tapi don't worry, pasti kami akan melibatkan Mom."

Kami tersenyum saat melihat wanita itu bernapas lega. Aku tahu pernikahan kami akan jauh dari kata sederhana. Tapi setidaknya aku tidak mau memanfaatkan keadaan.

Seorang pria berpakaian rapih menggunakan earpiece mendekati Tino dan berbisik. Kemudian dia bangkit.

"Aku ke dalam sebentar." Tino mengelus bahuku lalu pergi.

Mama Tino mengajakku berkeliling ke setiap tamu yang datang, mengenalkanku pada semua orang. Lalu kami duduk di meja khusus keluarga.

"Berapa usiamu Sayang?"

"Tiga puluh lima tahun." Jawabku.

"Hmm.. tante sudah yakin bahwa kamu lebih dewasa. Tante tidak masalah. Justru itu bagus karena Valentino perlu wanita yang bisa mendewasakan dan membimbingnya lebih baik. Ada berapa orang di keluargamu?"

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang