She's Back

2.8K 257 9
                                    

Valentino POV

Mataku nanar menatap batu bertuliskan nama asing seorang anak kecil.

"Ma.. maaf.. aku ga kasih tau kamu soal bayi itu.."

Telingaku memerah saat mendengar suara wanita itu terisak dan terbata. "Waktu itu aku.. hiks.. aku ga tau harus gimana.." Maria menunduk dalam.

Aku tidak bisa berkata-kata. Benarkah makam kecil ini adalah anakku yang telah meninggal?

Aku berbalik dan berjalan menjauh. Segala emosi berkecamuk dipikiranku. Aku mendengar suara Maria memanggil dan mengejarku.

"Ed!!! Edy!!!" Dia menahan lenganku tapi aku menyentaknya.

"Jangan menyentuhku!" Sahutku pelan tapi dalam dan menusuk. Maria menarik tangannya. Hatiku goyah saat melihatnya menangis tak henti, tapi aku lebih memilih menjauh dan pergi.

Aku tidak dapat menerima informasi yang baru saja aku temui. Otakku kosong, aku tidak bisa mencerna semuanya. Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tidak menentu, hampir menabrak trotoar saat aku tiba didepan cafe. Aku melihat Jarvis membelalakan matanya sambil menggeleng, kemudian dia berjalan keluar dan mengetuk pintu mobil menyuruhku membuka kunci.

"Oi No, kemana lo seharian ini hah? Bu Lian cariin lo pas di kantor." Sambarnya sambil langsung duduk di kursi samping kemudi.

Aku hanya diam menatap ke depan.

"No! Kenapa sih lo? Tadi bu Lian liat lo sama cewek, Maria ya? Ngapain dia nyariin lo ampe ke kantor?"

Aku masih diam, emosiku belum terlalu reda.

"No!" Jarvis menyentak lenganku. Tanpa sadar aku memukul tangannya. Dia terkejut.

"Ah, sorry Jar. Sorry .." Aku mengusap kasar wajahku.

"Kenapa sih No?" Dia menatapku heran. Aku menghela napas.

"Maria... Tiba-tiba dia hubungi gw beberapa waktu lalu."

"Terus.." Jarvis memiringkan tubuhnya ke arahku.

"Dia ngajak gw ketemu, katanya ada yang harus dia sampein ke gw. Awalnya gw nolak, tapi dia maksa. Gw sebenernya ga mau, lo tau sendiri kan gimana pas terakhir-terakhir gw sama dia, pisah ga ada kejelasan. Dia pergi gitu aja, menghilang bikin gw gila! Tapi sekarang dia dateng lagi dan dia bilang kalau waktu pergi sebenarnya dia...hamil, dia mengandung anak gw. Cuma dia jatuh pas usia kehamilannya empat bulan jadi keguguran. Bayinya ga selamat dan dia pergi keluar negeri. Tapi dia merasa bersalah sama gw jadi dia memutuskan untuk datang lagi ke Jakarta dan ungkap semuanya. Bagaimana bisa Jar?? Gimana dia bisa tega gitu sama gw?! Dan bayi itu... Kenapa...kenapa dia ga bilang apa-apa?" Suaraku tercekik, aku merasa kecewa, sakit hati dan marah.

Jarvis terlihat diam, dia seolah berpikir. "Selama ini dia kemana?"

Aku menggeleng. "Dia bilang dia trauma pas kehilangan bayinya jadi dia pergi ga jelas kemana." Aku mencondongkan tubuh ke setir, kedua tanganku bertumpu, kepalaku tertunduk. "Apa betul dia hamil saat itu?" Aku membayangkan saat malam terakhir sebelum dia menghilang keesokan harinya membawa semua tabungan kami untuk menikah.

"No, jangan langsung telen bulet-bulet cerita itu tanpa ada penjelasan pasti. Gw yakin Maria panik pas jelasin ke lo, otak lo juga panas. Sabar dulu No.."

Betul apa kata Jarvis, Maria pastinya belum bercerita tentang segalanya secara detail. Wanita itu bahkan tidak menjelaskan kenapa dia pergi secara tiba-tiba dan menghilang.

Suara ponsel Jarvis membuyarkan lamunanku.

"Halo bu.."

Aku tahu siapa yang menghubungi sepupuku itu, aku dapat mendengar suara cemas Lilianne.

✅ TOUCH ME NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang