(kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya dari aku)
POV : Yasmin.
"Ada yang lihat Bara?"
"Tidak!" Jawab semua murid
"Oh iya terakhir nemenin kamu, kan Yasmin?"
"Oh iya ya, baru juga ada yang deket tuh di kelas," sahut teman-teman di kelas.
"Apa jangan-jangan udah jadian?"
"Cieee.."
Yasmin malah tersipu malu dan melebarkan senyumnya. Aku tidak mencoba menyangkal hal itu atau menepisnya, lagian aku juga senang. Biarkan Bara tahu bagaimana cinta seorang Yasmin bermain.
"Tak menyangka bara mendapatkan Yasmin." Sahut orang-orang menilai bara.
Tak lama orang-orang berlarian termasuk seseorang bernama Rafael yang panik masuk ke kelas.
"Permisi Bu! Maaf.. Bara sedang berada di UKS sekarang. Dia sedang di tangani dokter di UKS. Mohon izin!"
"Rafael! Kenapa Bara bisa di UKS?"
"Penyakitnya kambuh lagi Bu, saya izin kembali ke sana. Saya tidak bisa berlama di sini. Permisi!"
Betapa terkejutnya Yasmin mendengar itu. Baru saja dia tadi berbagi kebahagiaan dengan Bara dan sekarang Bara berada di UKS.
"Maaf anak-anak, pelajaran hari ini ibu rasa sampai di sini. Ibu akan melihat keadaan Bara di UKS."
Tanpa permisi Yasmin langsung berlari keluar menuju UKS ruangan Bara.
"Yasmin! Kamu mau kemana?"
Tak ada balasan dari Yasmin dia mengejar orang yang memberi kabar tadi.
"Hei Lo! Tunggu."
"Yasmin?"
"Kenapa Bara bisa di UKS?"
"Ceritanya panjang, lebih baik kita segera ke sana. Orang-orang sudah ada di sana."
Yasmin akhirnya menurut mengikuti lelaki itu. Dia hanya berharap Bara baik-baik saja.
Aku sampai di UKS, lalu mencoba menyelip di kerumunan orang-orang yang ingin melihat keadaan Bara.
"Bara di dalam?" Tanya Yasmin dengan cemas.
"Iya."
Yasmin tanpa berpikir panjang mencoba masuk ke ruang UKS.
"Lo mau kemana?" Tahan Rafael.
"Masuk lah."
"Tenang dulu, dokter menyuruh kita semua menunggu di sini. Serahkan semua sama dokter."
"Tapi.."
"Yasmin. Biarkan dokter di dalam bekerja," sahut wali kelas yang sudah ada di luar ruang UKS bersama dengan yang lainnya.
Aku menghela berat, sekarang aku yang cemas menunggu kabar bara di dalam.
Butuh beberapa menit sampai 4-6 menit semuanya selesai. Namun sampai 15 menit belum ada kabar dari dokter, di menit 20 terdengar dokter tertawa sampai keluar. Semua orang heran yang lain di luar cemas dan dokter malah tertawa di dalam, tak lama dari itu dokter membukakan pintu.
"Bagaimana dok keadaan Bara di dalam?" cemas Yasmin.
"Baik-baik saja, dia hanya butuh istirahat sebentar," senyum Dokter.
"Kamu berarti Yasmin itu ya?" Lanjut dokter.
"Saya boleh melihat ke dalam," acuh Yasmin dengan apa yang di katakan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA & YASMIN (Belum Direvisi)
JugendliteraturBara, lelaki sederhana penyakitan yang mengejar cinta murid baru bernama Yasmin. (cinta sama panik itu seperti tali sepatu yang nggak pernah ninggalin sepatunya)~Bara (kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya...