(aku tidak suka saat kamu mencintai aku, tetapi kamu bersikap sama kepada semua wanita).
POV : Yasmin.
Aku berusaha supaya Bara menjauh dari hadapan Angel. Entahlah, aku tidak begitu senang mendengar namanya sekarang. Bahkan suaranya saja seakan membuatku muak.
"Ko baranya disuruh pulang duluan non?" Tanya pak Andi.
"Pak Andi.. jangan nambah rasa sebal Yasmin deh pak!"
"Oh.. anak muda toh, iya namanya juga anak muda non. Pasti banyak yang naksir kalau di SMA. Saingannya pasti banyak," senyum pak Andi.
Tunggu. Pak Andi tahu dari mana kekesalanku ini? Padahal, aku tidak bilang apapun kepadanya.
"Kalau saingan itu wajar non. Terkadang wanita yang kita cintai suka merasa dibanding-bandingkan dengan temannya. Iya cemburu gitu."
"Padahal, nggak semua seperti itu. Ada juga yang lelaki hanya memandang satu orang di dalam hidupnya.."
"Dan bila non sudah dapatkan pria seperti itu. Tandanya non wanita paling beruntung di dunia," jelas pak Andi.
Apakah Bara memiliki cara pandang yang sama seperti pak Andi ya? Sepertinya sekarang waktu yang tempat untuk membuktikannya.
"Tumben kata-katanya pak Andi," senyumku sembari melihat jalan di jendela.
"Iya itu kata istri bapak. Hehe.."
"Hmmm... Patut ternyata," senyumku.
"Pak Andi!"
"Iya non?"
"Eh.. kita ke rumah Bara dulu!"
"Mau ngapain non?"
"Udah.. jalanin aja mobilnya pak."
"Oke!"
Aku diantar pak Andi menuju kediaman Bara tanpa sepengetahuannya. Aku ingin ayah dan Bunda bertemu langsung dengan keluarga Bara. Seketika aku teringat saja perkataan Bunda waktu itu. Ketika Bunda ingin berkunjung ke kediaman Bara.
"Ini rumah siapa non?"
"Bara," senyumku.
"Tante! Assalamualaikum!"
"Wa'alaikum salam," jawab dari dalam, "Yasmin?"
"Salam Tante!" Aku menyalami Tante dan tak lupa aku memperkenalkan pak Andi kepada Tante.
"Supirnya non Yasmin," kenal pak Andi.
"Ibunya Bara," ucap tante.
"Oh iya sampai lupa, masuk dulu ayo! Baranya belum pulang Yasmin."
"Hehe.. iya Tante nggak apa-apa."
"Kita ke sini mau ngapain non?" Bisik pak Andi kepadaku.
"Ketemu calon mertua, itu calon mertuaku. Cantik kan?" Aku membalas bisikkan pak Andi kepadaku.
"Non Yasmin emang bisa aja."
Tak lama Tante kembali datang sembari membawakan kami dua gelas air dan makanan ringan. 1 kopi dan satu susu beserta air putihnya.
"Ya Allah Tante, aku ngerepotin ya?"
"Nggak lah cantik. Tante malah senang kamu kemari, yang ada Tante minta maaf cuman ada ini."
"Nggak apa-apa ibu Bara. Kami berdua yang seharusnya minta maaf," ucap pak Andi.
"Hehe.. iya deh iya. Tapi sayang Yasmin, baranya belum kunjung pulang, kayaknya masih di jalan deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA & YASMIN (Belum Direvisi)
Novela JuvenilBara, lelaki sederhana penyakitan yang mengejar cinta murid baru bernama Yasmin. (cinta sama panik itu seperti tali sepatu yang nggak pernah ninggalin sepatunya)~Bara (kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya...