POV : Bara
"Bara!"
"Iya Maya?"
"Kenapa kamu mau nganterin aku pulang?"
Pertanyaan yang datang dari Maya membuat Bara terperanjat secara batin. Dan terdiam beberapa saat.
Karena gue mau bikin Yasmin pergi, gua harus ngelakuin ini Maya. Maaf ya may!
"Kenapa?" Tanya Maya mengulangi pertanyaannya.
"Mau aja." Senyumku.
"Mmmm.. kalau aku bilang suka sama kamu?"
"Kok bisa?"
"Suka aja."
"Bener juga," ucapku.
Di sisi lain aku harus membuat Yasmin pergi, tapi di sisi lain masa untuk mewujudkannya gue harus berpura-pura deketin Maya? Yang bener aja. Memikirkannya saja membuatku terhengit-hengit.
Tiba-tiba lampu merah menghentikanku dan juga Maya.
"Lampu merah," ucap Maya.
"Maya kita jadian Maya. Lo mau kan jadi pacar gue?" Tembakku sambil menunggu lampu hijau menyala.
"Apa?"
"Lo mau, kan jadi pacar gua?" Ulang Bara mengulangi setiap kalimat.
"Lo mau, kan jadi pacar gue?"
"Maya Permatasari. Lo mau, kan jadi pacar gue?"
Tiba-tiba semua orang yang menunggu lampu hijau menyala mendukung Maya untuk menerimaku sebagai pacarnya.
"Cieee..!"sahut pengendara lain.
"Terima! Terima! Terima!" Sorak-sorai menggema datang dari pengendara motor yang lain.
"Bara ini serius?" Tanya Maya memastikan sembari sedikit malu.
"Iya Maya," jelas Bara.
"Iya," ucap Maya pelan.
"Apa Maya?" Pinta Bara mengulang.
"Aku mau!" Jawab Maya sedikit meninggikan suaranya.
Jawaban dari Maya mengundang selamat dari pengendara motor lain. Lampu hijau menjadi saksi aku mengatakan itu. Dan hari ini kami resmi jadian.
Di jalan hujan turun.
"Maya hujan!"
"Kamu bawa jas hujan di motor?" Tanya Maya.
"Bawa. Kita berhenti dulu di sana!"
"Terserah!"
Aku dan Maya memutuskan menepi. Untuk mengambil jas hujan di jok motorku.
Saat Maya turun dari motor. Hujan deras ini membuat Maya menggigil kedinginan.
"Kamu nggak apa-apa Maya?" Tanyaku.
"Nggak apa-apa. Aku cuma dingin aja Bara," senyum Maya mencoba menguatkan diri.
Seketika aku ingat di ransel aku membawa jaket. Bara lantas mengambil jaket itu dan ia kenakan di tubuh Maya.
"Pakai ini ibu panitia," ucapku memakaikan jaket yang kuambil dari ranselku.
"Udah mulai gitu ya?" Senyum Maya memberikan tangannya kepada Bara untuk Bara memakaikannya.
Bara mengambil jas hujan di bagasi motor.
"Kita mau menunggu hujan reda atau kita langsung pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA & YASMIN (Belum Direvisi)
JugendliteraturBara, lelaki sederhana penyakitan yang mengejar cinta murid baru bernama Yasmin. (cinta sama panik itu seperti tali sepatu yang nggak pernah ninggalin sepatunya)~Bara (kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya...