Fajar menyingsing di pagi hari. Aku sudah rapih dengan baju olahraga, sepatu, dan juga kunci motor.
"Kamu mau olahraga Bar?" Tanya ibu.
"Iya Bu." Aku menyalami ibu yang bersandar di dinding pintu.
"Sama perempuan, Yasmin?"
"Perempuan iya. Tapi bukan Yasmin, namanya Maya."
"Udah ya Bu bara pamit, Bara udah janji jam 6 harus ada di rumahnya."
"Assalamualaikum!"
"Iya Bar, wa'alaikum salam. hati-hati!"
"Iya.."
Tepat pukul 6 aku sudah sampai di dekat rumah Maya. Rencana kami sekarang olahraga di stadion. Aku mau lari di sana. Sekaligus coba track baru, biasanya aku berlari di sekitaran rumah saja. Tapi dengan Maya kami mau ke sana.
"Hai!" Dari kejauhan Maya sudah melambaikan tangannya memberi tanda kepadaku.
"Pagi sayang!" Sapa Maya.
"Pagi juga. Nggak telat, kan?" Turun Bara dari motor.
"Nggak ko," senyum Maya sambil melihat jam di lengan kanannya.
"Ini pake helm dulu," bara ingin memakaikan helmnya ke Maya. Bara mengambil helm di bagasi motornya. Dan memakaikannya ke Maya.
"Iya." Maya mendekatkan wajahnya ke arahku.
"Berangkat?" Ajak Bara sambil menaiki motornya.
"Ayo!" Senyum Maya.
Sepanjang jalan menuju stadion Maya dan aku saling bercakap menghabiskan pagi dengan canda gurauan.
Perjalanan singkat kami telah sampai di stadion. Aku dan Maya turun dan mulai berolahraga di luar stadion seperti yang lainnya.
"Sayang! Aku masih heran sama kamu," ucap Yasmin yang mulai lari kecil bersamaku.
"Heran kenapa?" Tanyaku.
"Iya heran aja. Setahu aku, kamu dulu itu paling nggak suka keramaian, anak yang sulit ditebak dan juga memiliki kemampuan yang jarang dilihatin ke orang."
"Maksudnya?"
"Seperti ada satu hal yang merubah Bara menjadi seorang yang menarik, tidak kaku, dan berubah secara cepat. Nah aku pengen tahu soal itu."
"Oh, perubahan aku maksudnya? Kayaknya ada satu hal deh."
"Pasti Yasmin, kan?" Tebak Maya.
"Bisa dibilang karena dia juga," senyumku.
Tempat ramai ini adalah hal yang Bara tidak suka, tapi Yasmin pada saat itu merubah pemikirannya. Singkatnya Yasmin merubah semua pemikiran negatif Bara menjadi kekuatan yang baik bagi Bara. Semuanya yang negatif dalam diri bara disulut api kecil oleh Yasmin dan Yasmin berhasil membakar semuanya.
Bara berubah drastis dari bara yang payah menjadi bara yang percaya diri. Itu semua karena Yasmin.
"Kayaknya kamu sama Yasmin dekat banget ya?"
"Sampai dia diterima baik sama keluarga kamu, sayang!"
"Ko kamu jadi penasaran dan ingin tahu soal Yasmin?"
"Nggak! Aku cuman denger dari orang-orang. Kata mereka, kisah bara dan Yasmin itu bagus. Dan aku lihat emang, sejak Yasmin datang ke sekolah misalkan."
"Entah takdir atau apa? Sepertinya yasmin.."
"Sayang!" Sergah Bara.
"Sayang dengerin aku, Yasmin itu sahabat aku sekarang. Dan pacar aku itu Maya bukan Yasmin."
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA & YASMIN (Belum Direvisi)
Ficção AdolescenteBara, lelaki sederhana penyakitan yang mengejar cinta murid baru bernama Yasmin. (cinta sama panik itu seperti tali sepatu yang nggak pernah ninggalin sepatunya)~Bara (kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya...