POV : Yasmin.
"Gila ya ini orang!" Kesal murka Resa. Resa melihat Snap what's app dari Bara yang berisikan fotonya bersama Maya di pagi hari.
"Lo kenapa? Pagi-pagi udah ribut," santai Yasmin sembari menyisir rambut panjangnya di depan cermin di kamar Resa.
"Gawat kalau Yasmin lihat ginian! Baru aja semalam dia ngabisin lembaran tisu buat nangisin cowok brengsek ini," batin Resa.
"Lo udah lihat apa di handphone Lo?" Tanya Yasmin lagi. Tanpa basa-basi Resa dengan cepat meraih handphone Yasmin.
"Kayaknya untuk hari ini kita nggak boleh buat buka handpone deh.. gimana kalau kita makan?"
"Itu handphone gue mau Lo apain sih aneh banget? Sini balikin!" Lanjut Yasmin dengan sisiran tanpa mengembalikkan badannya.
"Nggak, pokoknya nggak!" Tinggal Resa ke ruang tamu dengan membawa handphone Yasmin.
"Resa! Hape gue mau Lo bawa ke mana?" Teriak Yasmin.
Aneh itu orang, dia kalau kesel kayak gitu bisanya, kan. Bara!
Yasmin segera menyusul Resa ke ruang tamu. Pagi hari sudah menempatkan dirinya pukul 08.00. Resa masih saja pura-pura bodoh sesampainya Yasmin di sana.
"Resa?"
"Lo mau susu?" Tawar resa sambil menumpahkan air susu ke gelas yang ia pegang.
"Mana hape gue?" Pinta Yasmin.
"Kalau ini persoalan Bara. Gue udah males bahasnya, kan kemarin malem kita udah selesai bahas ginian."
"Serius Lo nggak akan nangis lihat ini nanti?"
"Iya.. Resa, mana?"
Resa membukakan tudung saji yang menutupi hape Yasmin di dalamnya. Tapi ia tetap bersikukuh tak memberikannya pada Yasmin.
"Nggak! Gue yang pegang," ucap Resa.
"Emang ada apaan sih?" Rasa penasaran Yasmin meronta-ronta.
"Nanti Lo nangis lihat ginian sumpah deh." Resa mencoba meyakinkan Yasmin agar dia tidak membuka handphonenya untuk hari ini.
Susah kalau lawan Resa. Oh iya, dia takut sama kecoa.
"Sa! Itu kecoa di kaki Lo!"
"Mana Yasmin? Aghhh...!" Loncat resa menaiki kursi meja makan.
Yasmin dengan cerdik melabui Resa dan berhasil mengambil handphone miliknya sendiri dari tangan Resa.
"Akhirnya lepas juga," senyum Yasmin.
"Anjir.." Resa mengusap dada sambil menghela berat.
"Maaf! Nggak ada pilihan lain Resa," tutur Yasmin.
Yasmin langsung membuka handphonenya yang sudah labuh di tangan. Dengan tenang Yasmin melihat Snap what's app dari Bara. Dan benar di dalamnya ada foto Bara dengan Maya sehabis olahraga pagi bareng.
"Mereka jadian ya?" Tanya Yasmin dengan wajah suntuknya sambil tatapan menurun menjadikan tampak jelas kekecewaan di sana.
"Terus selama ini gue dianggap apa sama dia Resa?"
"Gue berasa bodoh jadi cewek. Entahlah, rasanya gue ngerasa jelek jadi cewek.."
"Gue udah peringatin Lo tadi.." Resa menghampiri Yasmin sambil mengusap-usap punggung belakang dari Yasmin.
"Bukan Lo yang jelek. Tapi Bara yang buruk buat Lo.."
"Udahlah, masih banyak ko cowok yang lebih baik daripada Bara. Gue bantu deh," senyum Resa.
Yasmin dengan cepat menegakkan kepalanya dan menatap Resa sambil mengernyitkan keningnya.
"Bantu apaan?"
"Cari pengganti Bara," jelas Resa.
"Nggak usah repot-repot. Gue udah tutup hati gue semenjak malam. Semua cowok itu sama aja," duduk Yasmin di kursi makan
"Malesin. Nanti akhirnya patah hati lagi," tambah Yasmin.
Resa sambil menggelengkan kepalanya. Ia menuangkan jus mangga ke gelasnya dan gelas Yasmin.
"Ini yang salah. Jangan sampai lo menutup diri Lo, gara-gara seseorang."
"Yang ada Lo harus nunjukin sama dia, bahwasannya Lo mampu hidup bahagia tanpa dia."
"Caranya?" Tanya Yasmin.
"Caranya Lo harus cari cowok lain. Nanti urusannya, biar gue yang turun tangan," tatap Resa dengan senyum miring. Resa berambisi untuk Yasmin memiliki pasangan, dengan dalih bahagia Resa akan membuat berbagai cara agar sahabatnya melupakan Bara sesegera mungkin.
"Iya terserahlah," serah Yasmin dengan hampa.
"Tapi Lo jangan terlalu maksa. Nanti kalau terlalu dipaksa juga salah," lanjut Yasmin.
"Siap! Pokoknya Lo bakal lihat, cara pendekatan halus dari Resa," duduk Resa di kursi meja makan sambil menyuapi dirinya beberapa suapan dari masakan yang ia pasak.
Yasmin sekarang telah benar-benar sadar, perasaannya kepada Bara kian pudar. Sekarang Yasmin bertekad menjadi lebih dingin di hadapan Bara dan tidak akan muncul lagi dalam kehidupan Bara untuk selanjutnya.
Tapi bila takdir sendiri yang merubah waktunya. Yasmin siap menerima kehadiran Bara lagi di hidupnya.
Mulai sekarang aku sudah tidak peduli terhadap Bara dan hal-hal lain di hidup Bara itu sendiri. Semoga aku tak perlu waktu banyak untuk melupakan Bara secepatnya, amin..!
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA & YASMIN (Belum Direvisi)
Fiksi RemajaBara, lelaki sederhana penyakitan yang mengejar cinta murid baru bernama Yasmin. (cinta sama panik itu seperti tali sepatu yang nggak pernah ninggalin sepatunya)~Bara (kamu tahu nggak? Kamu itu sakit karena aku, tapi kamu juga butuh obat penawarnya...