Bab 24

10.6K 875 30
                                    

POV Hendra

Setelah seminggu bersama dalam bekerja, akhirnya kuberanikan diri untuk meminta nomor ponselnya langsung, kemarin aku ingin sekali meminta kepada Fajar atau Andi akan tetapi menurut Sachi itu tak gentleman, aku harus berani menghadapku dari depan secara langsung.

"Oh, iya dokter"

Saat kuminta nomor ponselnya, Sinta yang sedang serius di depan layar komputer, segera bangkit membawa ponselnya mendekat ketempat ku duduk, menyebutkan nomor telepon miliknya.

Saat sudah aku simpan, dan melihat photo yang menjadi profil pada akun WhatsApp nya, sungguh membuatku terkejut.

"Ini beneran jadi anak gue kalau gitu"

Bukan foto dirinya sendiri, melainkan foto cowok yang sama di idolakan oleh Hana, putri tunggalku.

Tetapi bagiku ini sesuatu yang lucu, seorang Sinta wanita yang terlihat dewasa, secara fisik semakin kesini semakin terlihat begitu sempurna, memiliki tekad kerja keras yang begitu ketara, tetapi mengidolakan boyband yang di gandrungi lebih banyak para ABG.

Sedikit kutahan tawaku, masih dengan saran Sachi kujalankan cara untuk mendekati Sinta, memang saat tempo hari kubilang pada Sachi jika banyak anak cowok yang suka pada Sinta, seketika sahabat karib iku mengganti strategi nya, dia meminta ku untuk sering mengajak Sinta makan bersama, tetapi untuk sementara waktu jangan hanya berdua, takut nya Sinta takut dengan ku, itu kata Sachi.

Masih kuingat perkataan Sachi saat itu, "jangan ketara, loe jangan ngajak makan cuma berdua langsung, itu anak perawan takut pastinya sama duda tua kayak loe".

Mungkin kalau aku sedang tak butuh nasehat darinya aku sudah memakinya, mangataiku duda yang menakutkan, buktinya saja dia jatuh juga kepelukan duda, yang saat ini jadi suami tercinta nya.

"Jar, lapar kagak? Makan yuk di depan"

Warung makan dengan menawarkan berbagai macam lauk dengan sambal, adalah pemanasan di awal, bertiga dengan Fajar dan Sinta, kunikmati makan malam yang bagiku bisa membuat nafsu makan ku bertambah.

"Wah ada bos dokter"

Andi datang di saat tak tepat, mungkin jika tak ada Sinta aku akan senang-senang saja ada teman untuk makan, karena memang biasanya Andi dan geng nya lah yang menemaniku di malam-malam sepiku.

"Hai, Sinta makan juga?"

Sapaan Rido yang saat ini duduk di depan Sinta membuat ku ingin berteriak, 'mata kamu nggak lihat, lagi ngapain?'.

"Makan duluan kak,"

Sinta terlihat pamit untuk makan, itu pertanda dirinya tak mau di ganggu ketika makan atau dirinya tak nyaman akan kehadiran Rido, yang kini menatapnya terlalu ketara.

"Syukurin"

Nafsu makan gue anjlok ketika Andi ikut bergabung bersama kami setelah memesan, dan kini duduk di samping Fajar tetapi mata menatap kearah lain, dan gombalan nya kepada Sinta kurasa mendapatkan respon.

Kalau dengan Rido dia terlihat menolak tetapi ketika bersama Andi, dapat kulihat jelas jika Sinta sepertinya sedikit tertarik.

"Kayaknya gue sudah,"

Aku kekasir untuk membayar makan kami berlima, kemudian kembali mendekati meja dimana kami makan.

"Kalian lanjutin saja, Sinta yuk, naik motor malam-malam bahaya"

Setelah kukatakan seperti itu, tentu saja tiga laki-laki senior dari Sinta membenarkan, jika malam bahaya untuk Sinta pulang sendiri apalagi naik motor, sehingga mereka bertiga kompak untuk meminta Sinta pulang terlebih dahulu, meskipun ada modus dari Andi dan Rido yang sok mau ngantar pulang, dan beruntungnya Sinta menolak dengan alasan masih belum larut malam dirinya masih berani sendirian.

Berganti dengan diriku kali ini yang penuh modus, sebenarnya aku tidak bermaksud demikian hanya saja kami harus menyeberangi jalan raya untuk kembali ke rumah sakit, untuk mengambil kendaraan kami.

"Yuk"

Kurangkul punggung Sinta, aku tak seberani pria lainya, kami masih sebagai partner kerja, dan Sinta kurasa belum tertarik padaku, aku tak boleh gegabah, karena sangat bahaya jika dirinya tak nyaman bisa main kabur dariku.

"Berani kan Sin, ketempat parkir motor?"

"Berani kok dokter, terimakasih traktirannya"

"Terimakasih juga di temani makan"

Tbc

Maaf pendek 🙏

Cinta LokasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang